68. Bertemu namun....

779 129 11
                                    

"Sakit hati paling terdalam selain berbeda kota, berbeda perasaan atau berbeda keyakinan adalah berbeda alam"

~ Ovi Akasya ~

"Apa?!"

Siang hari di kantin SMA Jaya Kusuma layaknya konser dadakan. Beberapa siswa yang tengah duduk di pojokan meja melingkar serempak berteriak terkecuali Aqeela dan Rassya.

Mereka berdua tengah menyertakan kejadian semalam yang dimana saat itu ada semua komplotan jalanan yang bersatu. Tak sesuai ekspetasi, rupanya sebagian member Rassya merasa kalau tak setuju jika dilihat dari raut wajahnya.

"Ga Sya! Yakali gw temenan sama anak Cammora. Bisa jamuran gw" ujar Geo yang merinding membayangkan tubuhnya dipenuhi jamuran jika dekat dekat anak Cammora.

"Bisa bisa ganteng nya gw diserap sama mereka. Terus yayang Dea gw bisa aja direbut"

"Ututut Dea cuma buat Dava"

Geo melirik kearah sampingnya dimana disana ada Dava yang duduk bersama Dea. Ingin sekali dirinya muntah saat itu juga karena merasa jijik.

"Ayo lah guys, come on. Sampai kapan kita mau berantem terus sama dia? Ga cape?"  Ujar Rassya memohon.

"Ga ga ga, gw ga setuju" Geo masih tetep kekeh untuk tak mau bergabung dengan Cammora. Saat ini dirinya tengah panas sampai sampai memakan es batu yang ada di gelas bekas es teh nya.

"Kalau gitu lo aja yang pergi dari Cossa Nostra, Ge. Kehilangan satu orang ga berarti buat gw"

Geo auto tersedak es batu ketika posisinya sebagai member Cossa Nostra terancam dengan cepat. Berkali kali ia pukul dadanya agar es batu keluar dari tenggorokannya sia sia. Ia hanya bisa menggerakkan tangannya untuk menolak keluar dari geng ini.

"Gw ngelakuin ini demi Bryan, lo seharusnya ngerti Ge. Gw juga sebenarnya males harus gabung sama mereka, tapi ini keinginan Bryan. Keinginan Ketua yang pertama. Lo mau nolak?"

Setelah Dava ikut andil untuk mengeluarkan es batu dari tenggorokan Geo menggunakan pukulannya, akhirnya Geo bisa berujar kembali dan mengikuti setiap perintah Rassya.

"Lo Xion, mau gabung sama Cammora? Dan lo Dav? Sebagai wakil, setuju?"

Xion mengangguk dengan cepat karena alasan Rassya ingin bergabung sungguh mulia. Sedangkan Dava, hanya bisa mengangguk karena takut jabatannya sebagai wakil hilang dimakan Xion.

"Bryan.. coba aja dia masih hidup. Kayanya bakal adem ayem" Ovi yang duduk di sebelah Dea tiba tiba angkat bicara setelah mendengar nama Bryan. Rassya mengerutkan dahinya karena heran mengapa Ovi bisa tau Bryan itu sudah meninggal.

"Tunggu bentar, Vi. Lo kok tau Bryan? Oalah iya, beritanya udah nyebar ya" Rassya baru terpikirkan tentang berita yang terdahulu. Sempat viral pada masanya, bahkan sampai ada kejadian pembullyan.

Aqeela yang duduk di sebelah Rassya menepuk pundak lelaki itu. Ia kemudian mendekat dan berbisik hal dimana hanya dia yang tak tau.

"Ovi dulu temennya Bryan, pas masih kecil"

"What?! Temen? Temen dari kecil? Wah bisa bisanya gw ga tau"

"Ya lo sih ngilang pas itu Sya, untung gw temuin"

Ovi manggut manggut mengiyakan omongan dari Aqeela agar Rassya makin percaya. "Iya, gw temen masa kecilnya. Dan gw pindah kesini karena mau nyari Bryan. Tapi ternyata dia udah di bunuh sama abangnya Qeela"

Rassya mengingat ingat kembali kejadian yang melibatkan pertemanan saat Bryan masih hidup. "Oh... Pas itu Bryan pernah cerita ke gw tentang Kasya temen masa kecilnya, ternyata orang itu lo Vi?"

She Give Me Love✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang