"Percayalah padaku Arsya." Pandangan mata Arsya betemu dengan mata biru Arka, sebelum pria itu mencodongkan tubuh dan berbisik di telinga Arsya. "Kali ini jadilah 'submasive'. Pasrahkan tubuhmu padaku."
Dengan suara berat dan serak Arka itu sebagai tanda. Dua organ vital Arsya kembali mengalami malfungsi begitu gesekan biola mulai mengalun. Ditambah dengan tubuh mereka yang hampir tidak berjarak. Sekarang bukan hanya pipi Arsya yang terasa menghangat. Seakan itu semua belum cukup, tangan Arka kini melingkari tubuhnya dan bertengger di punggungnya. Semua itu membuat organ vital pertama Arsya, Jantung Arsya, berdebar lebih cepat dari irama lagu Enchanted milik Taylor Swift yang telah di arrasement ulang untuk mengiringi dansa pertama mereka.
Dengan mata yang dimanjakan oleh wajah Arka yang hari ini bahkan jauh lebih tampan dengan setelan Jas elegan yang khusus dibuat untuk hari pernikahan mereka. Organ vital kedua Arsya, Otak Arsya, praktis tertutup kabut pesona hingga matanya tidak bisa beralih dari mata seindah langit sore itu. Kata-kata yang dibisikan Arka ke telinganya bagaikan mantra yang mampu menghipnotis Arsya. Tubuhnya terasa dialiri oleh getaran aneh yang bersumber pada setiap titik dimana hanya kain yang membatasi kulit Arsya dan Arka untuk bertemu.
Mantra itu juga berhasil membuat Arsya pasrah. Menjadi wanita 'submasive' yang jauh dari kepribadian Arsya. Tubuhnya dengan patuh mengikuti gerakan dan arahan Arka. Kepatuhan yang mendatangkan harmoni dan gerakan indah mengikuti alunan melodi dari alat musik yang meredam suara kekaguman para tamu undangan. Seakan seluruh otot tubuh Arsya terhubung langsung dengan pikiran Arka. Arsya sama sekali tidak memiliki kendali sedikitpun. Rasanya seperti melayang diatas awan tanpa tau gerakan apa yang sedang dilakukan.
"Aku menyukai sisi 'submasive' mu ini, my prenses." Suara berat Arka kembali mengalun di telinganya seperti nyanyian yang diiringi aluna musik, tepat saat pria itu menarik tubuh Arsya dengan cepat ke tubuh kokohnya. Secara reflek Arsya melingkarkan kedua lengannya ke leher Arka. "Lihatlah. Saat kamu menerima sisi 'submasive' mu dan membiarkan aku menjadi 'dominant'. Kita bisa bekerja sama dengan baik. Kita bahkan bisa melewati dua lagu tanpa sekalipun kamu terjatuh atau menginjak kakiku."
Arsya tidak menanggapi. Tidak bisa menanggapi lebih tepatnya. Kabut mantra masih melingkupi pikirannya. Hanya saja Arsya tau satu hal yang pasti. Tubuh Arsya akan terus menari dalam lengan Arka selama pangeran tampan bermata biru ini tidak menarik sihirnya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nafas yang terengah dan pipi yang bersemu merah di wajah manis Arsya. Butuh setiap tetes kekuatan dalam diri Arka untuk bisa mengontrol dirinya. Butuh usaha sebesar itu bagi Arka untuk menghentikan niat dirinya mengangkat dan membopong tubuh Arsya begitu dentang nada terakhir lagu ketiga berakhir. Karena saat ini juga Arka benar-benar ingin membawa Arsya berlari menuju kamar mereka yang telah disiapkan di Emerald Palace. Membuat Arsya benar-benar terengah dengan pipi memerah karena aktivitas lain yang sekarang bermain di pikiran Arka.
Mata hijau indah yang tidak berhenti menatapnya itu, sama sekali tidak membantu pengendalian Arka. Begitu juga kedekatan tubuhnya mereka yang membuat Arka dapat merasakan gerakan tubuh Arsya saat terengah. Karena itulah Arka segera menarik Arsya keluar dari lantai dansa. Dengan tangan yang masih melingkari pinggang Arsya, Arka mengarahkan langkah mereka menuju balkon yang menghubungkan dengan taman tengah istana kebanggaan Ratu Athreya.
"Kita... aku... kamu..." Dengan suara serak, Arsya mulai bersuara saat Arka menyambar segelas crystal water yang Arka tau nonalcohol dari baki pelayan yang kebetulan berjalan di dekat mereka. "Kemana kita pergi?"
"Ke tempat kamu bisa beristirahat sejenak."
Tempat tanpa tempat tidur yang akan menyia-nyiakan usahaku mengendalikan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHARTREUSE
RomanceSebuah kerajaan dengan segala intriknya. Sang pewaris tahta dengan segala misteri dan rahasianya. Sebuah tempat tersembunyi dengan keindahannya. Keberadaan ketiganya hanya diketahui oleh orang-orang tertentu. Namun takdir membawa seorang gadis biasa...
