Saat terbangun di kamarnya di Coral Mansion, Arka tau bahwa salah satu persona nya telah mengambil alih tubuhnya. Karena ingatan terakhir Arka adalah saat dirinya sedang berusaha melawan kantuk di mobilnya siang... Well, entahlah. Siang tadi atau kemarin. Hal yang sangat jarang terjadi, tapi tidak disukai Arka saat itu terjadi. Dan kini, Arka semakin tidak menyukai hal itu karena dirinya berakhir sendirian di kamarnya tanpa kehangatan tubuh Arsya disampingnya.
Karena itulah Arka bergegas turun dari tempat tidurnya setelah memandang jam digital di atas meja kecil. Memang saat ini waktu masih menunjukkan pukul 2.45. Tapi Arka tidak peduli. Karena ada yang tidak biasa terjadi padanya saat dirinya 'tertidur'. Dan Arka perlu menemukan jawabannya.
Arka menekan tombol interkom di kamarnya yang menghubungkan dengan 'kantor' Carnell tanpa ragu sedikitpun. Begitulah. Karena Arka sendiri yang memerintahkan Carnell dan Gallem menjauhkan ponsel dari semua personanya, kecuali Reza. Arka pun harus menghubungi Carnell atau Galen dengan cara lama. Lewat interkom.
"Sudah bangun Pangeran Arka?"
Wajah Carnell yang selalu tampak siap setiap saat memenuhi layar interkom. Carnell tidak ragu menyapa Arka, karena tau tidak akan ada persona lain nya yang akan menekan interkom saat dini hari seperti ini. Mereka tidak pernah terbangun di jam seperti ini dan mengganggu waktu istirahat Carnell lebih tepatnya.
"Siapa yang muncul?" Tanya Arka tanpa repot membalas sapaan Carnell.
"Ray."
"Dia pergi ke Forsythia bersama Arsya?"
Kali ini satu alis Carnell terangkat penuh ketertarikan. Bodyguard sekaligus sahabat Arka itu mengangguk dengan perlahan dengan ketidakpercayaan. "Bagaimana kamu bisa tau?"
"Shit!" Arka memijat pelipisnya sebelum mengaum ke Carnell. "Ke kamarku sekarang juga!"
Arka sendang menguji kesabaran dirinya sendiri dengan bersandar di rangka pintu penghubung kamarnya dengan Arsya sambil memandangi istrinya itu, saat Carnel mengetuk pintu kamarnya dan masuk. Kalau saja tidak ada hal yang mengganggunya, ingin rasanya Arka segera menyusup di balik selimut tempat tidur Arsya. Kemudian menarik tubuh Arsya ke pelukannya. Tapi Arka terpaksa menutup kembali pintu penghubung itu untuk mendapatkan informasi dari Carnell.
"Siapa yang muncul hari ini?" Tanya Arka sambil bersandar di daun pintu penghubung. Seakan menunjukkan rasa protektif dan posesif nya pada Arsya.
"Ray."
Kening Arka berkerut. Dari laporan Gallen dan Carnell selama ini, Ray adalah tipe yang tidak begitu menyusahkan. Ray hanya perlu diantar ke spot foto yang diinginkannya. Dan dia akan hunting foto atau video sampai lelah.
"Apakah hari ini dia mengajak Arsya ke Forsythia? Ke Saphire Lagoon?"
Mata Carnell melebar seketika. "Bagaimana kamu bisa tau?"
Hal itulah yang mengganggu Arka begitu bangun tadi. Mimpi yang terasa nyata. Mimpi sesaat yang dialaminya saat kabut tebal itu menyelimutinya. Hal yang tidak pernah Arka alami sebelumnya saat persona nya yang lain mengambil alih tubuhnya.
Namun kali ini Arka seakan berjalan menembus kabut tebal yang biasa menyelubunginya saat persona nya mengambil alih tubuhnya. Begitu berhasil melewati kabut itu, Arka melihat dirinya sendiri sedang bersama Arsya di dekat Saphire Lagoon.
Saat itu Arka sama sekali memikirkan kenapa dirinya bisa berada disana bersama Arsya. Karena begitu melihat pemandangan yang tidak biasa itu. Detik berikutnya, Arka mendapati dirinya sedang memadangi wajah Arsya sedang terpesona dengan keindahan Forsythia. Hingga Arka tidak bisa menahan diri untuk memberitahukan Arsya nama kolam air panas alami dan air terjun itu, dengan kebanggan akan keindahan Chartreuse dan Forsythia.

KAMU SEDANG MEMBACA
CHARTREUSE
RomanceSebuah kerajaan dengan segala intriknya. Sang pewaris tahta dengan segala misteri dan rahasianya. Sebuah tempat tersembunyi dengan keindahannya. Keberadaan ketiganya hanya diketahui oleh orang-orang tertentu. Namun takdir membawa seorang gadis biasa...