Empat Puluh Sembilan

581 101 0
                                    

Ada dua hal dari perkataan Dira yang berputar di kepala Arsya. Pertama tentang membiarkan pria seperti Arka untuk menjalankan rencana dan membantunya dengan cara lain. Untuk hal itu Arsya telah membuat beberapa keputusan tentang apa yang harus dilakukan. Salah satunya adalah dengan belajar bela diri seperti hal nya Dira. Arsya pun sudah meminta Maiza dan Carnell untuk menjadi pelatihnya.

Selain itu Arsya juga memutuskan untuk mengembalikan fokusnya untuk membantu Arka untuk menyembuhkan D.I.D nya. Entah apapun rencana Arka saat ini, Arsya yakin pria itu tidak akan terlalu memikirkan kondisi dirinya. Karena itulah Arsya memutuskan bahwa dirinya lah yang akan memikirkan hal itu. Sehingga diantara selah-selah waktunya menemani Ratu Athreya untuk menjalankan tugas Kerajaan. Juga latihannya bersama Maiza dan Carnell. Arsya menyibukkan diri untuk mencari banyak referensi tentang D.I.D dan dengan bantuan Gallen membuat janji dengan dokter yang membantu Arka.

"Sudah ku katakan beruang kali. Fokus, Princess Arsya!"

Omelan Maiza itu disampaikan setelah membuat tubuh Arsya melayang di udara dalam beberapa detik dan mendarat di matras. Kening Maiza berkerut saat wajahnya menutupi pandangan Arsya dari langit-langit ruang Latihan di Corall Mansion. Arsya hanya bisa nyengir pada Maiza yang mencodongkan badannya dan mengulurkan tangan nya pada Arsya.

"Apa yang sedang menganggu pikiranmu, Princess Arsya?" Tanya Maiza sambil menarik Arsya berdiri. "Padahal kamu adalah tipe fast learner dan mampu mempelajari beberapa gerakan jiu-jitsu dengan baik. Tapi fokusmu benar-benar berantakan."

Arsya tidak yakin dapat menceritakan apa yang selalu menganggu fokus nya selam lebih dari seminggu ini. Karena memang hal kedua dari perkataan Dira, sering melintas di pikiran Arsya tanpa diundang. Perkataan tentang membiarkan ketertarikan Arsya pada Arka berkembang.

Bagaimana Arsya mengatakan pada Maiza bahwa sejak mengakui bahwa dirinya tertarik pada Arka, kini Arsya jadi sering merindukan keberadaan suaminya itu? Terlebih saat Arka tidak ada di sekitarnya dan Arsya tidak dapat melihat mata biru langit sore nya. Bagaimana bisa Arsya mengakui pada Maiza bahwa sejak dirinya memutuskan untuk membiarkan rasa tertariknya berkembang, Arsya kini justru menginginkan kedekatan yang selama ini berusaha dia hindari.

Fokus Arsya semakin susah dikendalikan karena rasa rindu dan keinginan Arsya itu semakin memuncak karena Arka begitu sibuk selama seminggu ini. Apapun rencana Arka, rencana itu membuat Arka begitu sibuk. Selama seminggu ini mereka hanya bertemu di pagi hari saat Arsya sedang mempersiapkan sarapan setelah sholat subuh. Setiap pagi, Arka yang sudah bersiap dengan pakaian dinas Pangeran nya akan menyapa Arsya di dapur dan membawa tumbler kopi buatan Arsya. Kemudian pria itu berangkat ke Istana bersama Carnell.

Begitulah. Selama seminggu ini Arka dan Arsya tidak sekalipun berangkat dan pulang ke Istana bersama. Arka berangkat lebih pagi dan pulang saat Arsya sudah tertidur. Sementara Arsya berangkat dan pulang dari Istana seperti jadwal biasanya dengan ditemani Maiza dan Ramsey. Tentu saja dengan kuda baru nya yang kini jadi temannya Ribby.

Beberapa kali Arsya mencoba untuk tetap terjaga dan menunggu Arka pulang. Tapi Latihan jiu-jitsu nya bersama Maiza benar-benar menguras tenaga Arsya. Hingga matanya tidak lagi bisa terbuka begitu jam menunjukkan pukul sembilan malam. Bahkan saat Arsya tertidur di sofa ruang tengah dan Arka mengangkat tubuh Arsya ke kamarnya. Arsya sama sekali tidak terbangun. Arsya baru tau tentang hal manis yang dilakukan Arka itu, saat bertanya pada Maiza keesokan harinya.

"Princess Arsya?"

Suara Maiza kembali menarik Arsya dari bayangan Arka yang melintas di kepalanya. Arsya berusaha menggeleng tapi hal itu sama sekali tidak membantu. Wajah tampan dengan seringai jahil dan mata biru indah itu menempel erat pada otak Arsya.

CHARTREUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang