Tujuh Puluh Tiga

862 97 1
                                    

Berita tentang intrik yang terjadi di Istana Kerajaan, percobaan pembunuhan Arka dan Arsya, serta para pengkhianat kerajaan yang berkedok bangsawan itu tidak berhenti dibahas oleh media di Chartreuse selama lebih dari dua minggu ini. Para wartawan dan jurnalis, tidak kenal lelah dan menyerah untuk mencari berita seputar tema itu. Di tempat kejadian perkara kebakaran yang hampir merengut nyawa Arka dan Arsya . Di rumah sakit tempat Arka dan Arsya di rawat setelah berhasil selamat. Di sekitar istana Kerajaan. Hingga Pelabuhan tempat ditangkapnya Paman Efraim dan Vando yang berusaha meninggalkan Kerajaan Chartreuse.

Benar. Berkat kesigapan Raja Audric yang mengirim tim SWAT terbaik dari kepolosian kerajaan Charteruse, begitu mendengar laporan Carnell atas pembicaraan nya dengan Arsya lewat MT. Juga kecintaan dan loyalitas rakyat pada Arka dan Arsya. Mereka berhasil menangkap kapal yang ditumpang Paman Efram dan Vando, sebelum kapal itu meninggalkan wilayah territorial Kerajaan Charteruse.

Kelicikan Vando hampir saja membuatnya serta ayahnya berhasil melarikan diri Kerajaan Chartreuse. Karena sebelum menjalankan rencana nya untuk menyingkirkan Arka, Vando ternyata berhasil mendapatkan suaka politik dari negara yang Raja Audric tidak sebutkan untuk menjaga hubungan baik Kerajaan Charteruse dengan negara tersebut. Dan, begitu Vando mendengar berita bahwa Arka dan Arsya, bahkan PM Odwin berhasil selamat dari kebakaran Villa itu. Vando pun segera menyewa kapal untuk meninggalkan Chartreuse. Karena Vando tau bahwa Raja Audric telah memerintahkan penjagaan ketat di Bandara.

Tapi sayangnya, kelicikan Vando itu kalah dengan loyalitas rakyat Chartreuse pada Arka dan Raja Audric. Nahkoda kapal yang disewa Vando, diam-diam menghubungi pihak berwajib begitu menyadari bahwa yang menyewa kapalnya adalah Vando. Hingga dalam waktu beberapa menit kemudian pasukan SWAT yang dikirim Raja Audric berhasil melumpuhkan serta menangkap Vando dan Paman Efraim.

Tentu saja keduanya tidak akan bisa menyangkal kesaksian Arsya. Karena PM Odwin yang akhirnya mengetahui bahwa dirinya dimanfaatkan Vando untuk membenci dan menyalahkan Arka karena kematian sahabatnya, juga telah mengakui semua kesalahan nya. Termasuk keterlibatan Vando dan Paman Efraim dalam rencana mereka untuk melenyapkan Arka. Pernyataan Kayla yang menyerahkan diri pun semakin menutup celah Vondo untuk menghindar dari konsekuensi perbuatan jahatnya.

Penangkapan itu melambungkan harapan Arsya atas kehidupan istana yang lebih damai terutama untuk anak dalam kandungannya. Arsya benar-benar berharap bahwa kehidupan yang mulai tumbuh dalam rahim nya itu tidak akan mengalami apa yang dialami ayah dan pamannya. Atau bahkan leluhurnya. Dinasti Shahenda. Meskipun Arsya sadar bahwa disetiap kerajaan dan negara akan selalu memiliki intrik, konflik dan tantangan tersendiri.

Namun paling tidak, untuk saat ini Arsya bisa bernafas lega serta menikmati hidupnya bersama Arka di Corral Mansion. Terlebih dengan masa pemulihan yang diberikan Raja Audric sehingga Arka dan Arsya pun terbebas dari tugas negara selama beberapa minggu.

"Katakan padaku apa yang terjadi pada mereka?" Tanya Arsya sambil menyuapkan apel ke mulut Arka yang sedang rebahan di pangkuannya sambil membaca buku.

"Mereka?"

Arka balik bertanya dengan satu alis terangkat setelah mengunyah dan menelan apel di mulutnya. Suami Arsya itu seketika meletakkan buku, mengangkat tubuhnya untuk duduk di samping Arsya. Kemudian memandang Arsya dengan tatapan dalam yang beberapa kali mengingatkan Arsya pada tatapan Ray.

Begitulah. Setelah mereka selamat dari kebakaran villa PM Odwin itu, Arsya merasakan ada beberapa perubahan pada diri Arka. Perubahan yang sangat tidak kentara. Yang mungkin tidak akan disadari orang lain karena Arka tetaplah Pangeran dengan segala sifat nya yang kadang menyebalkan. Tapi tetap bisa dideteksi Arsya.

Bagaimana Arka tiba-tiba dengan manja nya berbaring di pangkuan Arsya saat Arsya sedang membaca buku sambil menikmati buah-buahan segar tadi adalah salah satu contohnya. Sikapnya itu entah bagaimana mengingatkan Arsya pada Rana. Terlebih saat Arka dengan manisnya meminta Arsya untuk menyupinya apel karena kedua tangannya digunakan untuk menyangga buku.

CHARTREUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang