Tentu saja Karin dengan senang hati membantu Arsya. Selain itu, kelihatannya Sang Pencipta juga sedang mendukung rencananya. Hingga Arsya bisa keluar dari ruangan make up nya dengan mudah. Dengan memakai jaket crew Karin dan menutupi kepalanya dengan tudung jaket, Arsya berhasil berjalan melewati Ramsey dan Emmet yang sedang berdiskusi dengan produser acara talkshow Jilly. Ramsey memang semapat menoleh kearah Karin dan Arsya, tapi jelas jaket yang dipakainya berhasil mengalihkan kecurigaan pria itu.
"Thank you." Ucap Arsya pada Karin, begitu ketukan nya di pintu ruang make up Jilly mendapat sahutan 'masuk'. "Kamu bisa mengambil kembali jaketmu di ruangan ku nanti."
Karin kembali mengangguk dengan semangat. "Terima kasih princess Arsya. Atas scarf dan selfie nya."
Kali ini giliran Arsya yang tersenyum dan mengangguk. Begitulah. Karin baru benar-benar setuju membantunya setelah Arsya memenuhi permintaan nya untuk selfie berdua. Kemudian mengizinkan gadis satu itu mengupload foto mereka di Instagram. Meski tidak terbiasa dan rasanya aneh. Tapi Arsya tetap melakukannya demi mencapai tujuannya.
"Selamat malam, Jilly." Arsya berkata sambil melepaskan jaket Karin, begitu masuk ke ruang make up Jilly.
Seperti hal nya Arsya, Jilly pun telah selesai di make up lengkap dan telah menggenakan setelan kerja formal tapi tetap terlihat trendi dan modis. Meski kali ini warna pakian nya tidak semencolok gaun pestanya. Jilly tetap terlihat cantik dengan bibir merah merona nya. Seperti biasa, selalu ada hal yang mencolok dari wanita itu.
"Wow..." Jilly meletakkan IPhone nya di atas meja depan sofa tempatnya bersantai. "Aku tidak menyangka akan mendapatkan kehormatan akan dikunjungi calon istri Pangeran Arka sebelum acara dimulai."
"Aku ingin memberimu hadiah." Ucap Arsya sambil mengeluarkan kerudung berwarna cream yang kebetulan sama dengan warna setelan Jilly malam ini. "Aku juga memiliki beberapa hal yang membuatku penasaran dan ingin kutanyakan pada jurnalis dan reporter ternama di Chartruese."
Dengan keanggunan yang mampu mengalahkan gerakan angsa, Jilly berdiri dan berjalan kearah Arsya. Begitu wanita dengan mata kelabu itu sampai di depan Arsya, Jilly pun melipat tangan nya di dada dan memandang Arsya dari atas kepala sampai ujung kaki. Dua kali. Tentu saja dengan tatapan yang jauh dari kata apresiasi.
"Apakah kamu akhirnya penasaran dengan siapa pangeran Arka sebenarnya?" Jilly berkata dengan senyum penuh kemenangan.
"Well, bisa dibilang seperti itu juga." Arsya mengangguk. Sebelum beranjak ke salah satu kursi di depan cermin dan duduk disana tanpa menunggu Jilly mempersilahkannya. Hal yang pasti membuat Jilly sedikit sebal. "Karena memang aku kesini untuk menanyakan artikel yang kamu tulis tentang nya di masa lalu."
"Katakan lebih spesifik Arsya. Karena aku telah menulis banyak sekali artikel tentang pangeran Arka. Tentang deretan kekasihnya selama dia kuliah di Inggris? Tentang perkelahian konyol tanpa sebab yang jelas? Atau tentang kehidupan malam nya bersama kakak tiriku? Atau..."
"Tentang kebakaran cottage yang pernah dialaminya di Prancis." Potong Arsya sambil menyandarkan tubuhnya ke punggung kursi agar bisa memandang langsung ke dalam mata Jilly.
Tentu saja perkataan Arsya itu berhasil membuat Jilly terdiam. Bahkan bisa dibilang Arsya berhasil membuatnya terkejut dan lengah. Hingga Jilly hanya menggerak-gerakkan bibirnya tanpa benar-benar membukanya. Kemudian wanita itu pun menggeleng-gelengkan kepala dan beranjak ke sofa.
"Aku tidak tau artikel apa yang kamu maksud." Ujar Jilly dengan kegugupan yang kentara sambil duduk di sofa. Kemudian meraih gelas berisi air putih dengan tangannya yang gemetar.
"Kamu mengerti apa yang sedang kubicarakan." Arsya tidak sekalipun mengalihkan pandangannya dari Jilly. Dengan ketenangannya, Arsya mencoba menggiring Jilly untuk menjawab semua pertanyaannya. "Artikel yang kamu tulis sepuluh tahun setelah kebakaran cottage yang menyebabkan Pangeran Rivandra meninggal. Artikel tentang adanya wanita berinisial IC yang mungkin bersama kedua pangeran di cottage itu."

KAMU SEDANG MEMBACA
CHARTREUSE
RomansSebuah kerajaan dengan segala intriknya. Sang pewaris tahta dengan segala misteri dan rahasianya. Sebuah tempat tersembunyi dengan keindahannya. Keberadaan ketiganya hanya diketahui oleh orang-orang tertentu. Namun takdir membawa seorang gadis biasa...