Tujuh Puluh Satu

561 91 0
                                    

Asap

Itu adalah kata pertama yang muncul di pikiran Arka saat dadanya terasa sesak. Saat bernafas terasa berat karena berkurangnya kadar oksigen di udara yang ada di sekitarnya.

Dengan sekuat tenaga Arka mencoba untuk bangun. Entah apa yang terjadi sebelumnya hingga matanya terasa berat untuk terbuka. Tapi Arka tau dirinya harus bangun untuk bertahan hidup. Selain itu ada seseorang berharga dan penting baginya untuk diselamatkan.

Mata Arka terbuka. Tapi entah bagaimana Arka tau dirinya masih berada di alam mimpi. Api yang melahap perbotan dan merayap di lantai kayu itu adalah pemandangan yang pernah Arka lihat sebelumnya. Dan arka mengenali ruangan dimana api sudah membesar di sekitar nya.

Ini adalah cottage tempat dirinya dan Rivandra menginap untuk menghabiskan liburan mereka. Tidak salah lagi. Arka mengenali back pack biru nya yang ada di sudut kamar ini. Backpack yang belum sempat dikeluarkan isinya, karena mereka sudah tidak sabar bermain ski yang berakhir dengan terluka nya Ilona.

Rivandra!

Ditengah kobaran api Arka berusaha beranjak menuju pintu yang mulai dijilat api. Dengan tendangan sekuat tenaga, Arka berhasil membuka pintu itu. Dengan terbatuk-batuk dan pandangan yang semakin buram, Arka berusaha menunju kamar Rivandra. Hal yang tidak mudah karena asap semakin menebal dan membuat Arka kehilangan arah dan fokus. Nafas nya semakin berat meski Arka sudah berusaha menutup hidung dengan telapak tangannya.

Arka mendengar suara pintu terbuka saat dirinya berusaha berjalan tanpa arah yang pasti. Tapi sebelum dirinya sempat menoleh ke asal suara, kepala nya terlebih dahulu mendapatkan hantaman yang menyakitkan hingga pandangannya kembali menggelap.

"Maafkan aku, Arka."

Kayla?

Tidak salah lagi, itu adalah suara Kayla. Arka tidak akan salah mengenali suara sahabat yang tumbuh bersama nya itu.

Tapi bagaimana bisa Kayla ada di cottage ini?

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Arka aku mohon bangunlah."

Suara putus asa Arsya itu membuat Arka berusaha melawan kegelapan untuk kembali mendapatkan kesadarannya. Tidak mudah. Karena kepalanya berdenyut keras. Pukulan yang diterimanya, membuatnya ingin tetap tidur agar rasa sakit yang tak tertahankan itu menghilang.

Arsya.

Nama wanita yang kini mengisi hati Arka itu berhasil menguatkan tekad Arka untuk kembali membuka mata. Ingatan akan wanita luar biasa yang telah merubah banyak hal dalam hidupnya itu menambahkan kekuatan bagi Arka untuk melawan rasa sakit di kepala nya.

Namun sayangnya bukan Arsya yang kini ada di sampingnya. Wanita yang kini berusaha menyangga tubuh Arka di bawah guyuran hujan salju itu bukanlah Arsya. Tapi Kayla.

Shit!

Arka tau dirinya kembali terbangun dalam mimpi. Atau mungkin ingatan yang sempat menghilang dari memorinya. Arka masih terperangkap pada kejadian berpuluh-puluh tahun yang lalu. Kebakaran cottage itu.

"Kenapa kamu ada disini?"

Suara Arka terdengar begitu serak dan berat bagi telinga nya sendiri. Asap dari kebakaran cottage itu jelas telah memberikan efek pada tenggorokannya.

"Aku menyesal." Wajah Kayla yang dihiasi jelaga memancarkan rasa bersalah. "Aku kembali karena ingin menyelamatkan kalian. Tapi Rivandra..."

"ARKA!"

CHARTREUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang