Harapan terbesar Arsya saat bangun keesokan harinya adalah dirinya terbangun di hotel yang di booking nya bersaman dengan paket pesawat yang dibeli nya. Tapi sayangnya harapan Arsya langsung sirna begitu melihat kamar mewah dan luas yang jauh lebih nyaman dari kamar hotel bintang tiga yang di booking nya. Terlebih setelah pandangan nya jatuh pada symbol yang terukir di sandaran kepala tempat tidurnya. Symbol Kerajaan Chartreuse yang membuat Arsya kembali mengingat dengan jelas semua hal yang terjadi selama seharian kemarin. Kejadian yang Arsya harap hanya sebuah mimpi, tapi nyata terjadi.
Namun diantara semua keabsrudan yang Arsya alami kemarin. Pagi ini Arsya akhirnya kembali bisa tersenyum lega, begitu mendengar adzan subuh. Benar-benar adzan sungguhan yang bukan dari aplikasi adzan di ponsel Arsya. Well, paling tidak disini Arsya masih bisa menjalankan tugas nya sebagai manusia. Manusia yang masih diberikan kesempatan untuk hidup sampai detik ini. Mungkin dengan begitu Sang Pencipta akan segera menolongnya untuk segera terlepas dari seluruh keanehan ini.
Mansion itu masih begitu sepi dari aktivitas begitu Arsya keluar dari kamar setelah menjalankan kewajibannya sebagai manusia. Karena memiliki rutinitas pagi hari yang tidak pernah hilang meskipun Arsya sudah sembilan bulan tidak kerja kantoran. Arsya pun mulai menuju ke dapur untuk membuat sarapan dan kopi. Karena Arsya tidak pernah bisa tidur lagi setelah sholat subuh, Arsya jadi terbiasa mengisi waktunya dengan memasak sarapan dan membuat kopi.
Kemarin setelah berkenalan dengan Calinda, wanita bertubuh tambun yang hangat dan baik hati. Istri Galen itu menjelaskan kalau Arsya bisa menggunakan dapur mini yang ada di dalam Mansion kapan pun. Karena dapur yang lebih besar yang biasa dipakai Calinda untuk memasak makanan untuk sang Putra Mahkota ada di bagian belakang Mansion ini. Dapur minimalis itu hanya dibuat untuk mengakomodir keinginan Pangeran Arka saat pria itu sedang ingin masak. Karena secara mengejutkan, pengalamannya tinggal sendiri di Inggris dan Amerika saat kuliah, membuat Pangeran Arka terkadang ingin merasakan kembali sensasi memasak untuk dirinya sendiri.
Suara langkah kaki menuruni tangga itu terdengar saat Arsya sedang menumis daging. Karena pertengkarannya dengan Pangeran Arka kemarin malam. Arsya tidak lagi berminat memasak atau melakukan apapun di mansion ini sambil menggunakan headset. Arsya lebih memilih untuk mendengarkan musik lewat speaker ponselnya yang volumenya di-set cukup untuk di dengarkan telinga Arsya tanpa mengganggu orang lain. Karena itulah suara langkah kaki itu dapat tertangkap oleh telinga Arsya.
Bahkan sebelum menoleh, Arsya bisa menebak bahwa itu adalah langkah kaki Arka. Kenapa? Entahlah. Hanya feeling kuat Arsya saja. Dan tebakan Arsya itu benar. Karena itulah begitu mematikan kompor Arsya segera meraih cangkir dan menuang kopi dari coffee maker, untuk pria itu.
Bagaimana pun setelah memikirkan ulang pertengkarannya dengan Arka kemarin. Arsya menyadari bahwa dirinya juga ikut andil dalam tercipta nya pertengkaran itu. Arsya lah yang menyiram Arka terlebih dahulu. Jadi untuk menebus rasa bersalah nya karena sudah menyiram Arka. Arsya pun berniat memberikan kopi yang baru dibuat nya pada Arka sebagai permintaan maaf dan tanda damai.
"Ini adalah tanda permintaan maaf ku." Ucap Arsya sambil meletakkan cangkir di meja makan saat Arka yang pagi ini mengenakan kacamata bulat sebagaimana Arsya, sampai di tempat itu.
Tapi anehnya Arka justru hanya berdiri di tempat, mengerutkan dahi sambil memandangi wajah Arsya dengan penuh rasa penasaran. "Well, meski aku senang menerima kopi ini. Karena memang aroma kopi ini begitu menggugah selera. Tapi aku rasa kamu salah orang, nona manis bermata hijau. Aku tidak ingat kita pernah bertemu sebelumnya sehingga kamu harus meminta maaf padaku."
Kali ini giliran kening Arsya lah yang berkerut bingung. Apa keabsurdan yang terjadi dalam hidup Arsya masih akan terus berlanjut? Ada apa dengan pria ini? Mereka jelas-jelas beradu argument hingga basah kuyup kemarin. Tapi pagi ini dia tidak mengenali Arsya? Tidak bisa mengingat bertemu dengan Arsya? Apakah kepala pria ini terbentur sesuatu hingga dia tiba-tiba mengalami amnesia?

KAMU SEDANG MEMBACA
CHARTREUSE
RomanceSebuah kerajaan dengan segala intriknya. Sang pewaris tahta dengan segala misteri dan rahasianya. Sebuah tempat tersembunyi dengan keindahannya. Keberadaan ketiganya hanya diketahui oleh orang-orang tertentu. Namun takdir membawa seorang gadis biasa...