Lima Puluh Tiga

611 104 1
                                        

Dengan Kuma yang duduk di atas kedua kaki belakang nya dengan tegap, seolah kucing itu siap melindungi Arsya dari apapun. Juga Raad di samping Dira, Arsya berusaha menajamkan keseluruh indera nya. Mata nya tidak lepas dari pintu istal yang tertutup. Sementara kedua tangannya menggenggam erat pistol Ramsey yang moncongnya diarahkan tepat ke pintu.

Arsya sengaja hanya memasang satu earbud di telinga kanan nya. Sementara telinga kiri nya menajam untuk mendengarkan suara di sekelilingnya. Tidak hanya dengus kuda-kuda lain seperti Ribby, yang tiba-tiba tendengar gelisah, seakan bisa merasakan ketegangan yang ada. Arsya samar-samar masih bisa mendengar bunyi deru ombak. Sehingga Arsya yakin bisa mendengar jika ada orang mendekat ke istal.

"Kami akan sampai kurang dari semenit lagi, Arsya." Suara Arka yang selalu mengabarkan posisi nya pada Arsya, mampu memberikan kekuatan dan ketenangan tersendiri dalam diri Arsya.

Bagaimanapun ini adalah pengalaman yang tidak pernah Arsya alami sebelumnya. Kehidupan Arsya sebelum ini hanya berkutat pada pekerjaan. Bos yang menyebalkan, customer yang banyak mau dan pengolahan data. Jadi bohong kalau Arsya sama sekali tidak merasa takut dan khawatir.

"Aku bisa mendengar suara helicopter mendekat." Ujar Arsya saat telinga nya mulai menangkap suara mesin helicopter. "Tapi bukankah itu akan membahayakan kalian? Mereka pasti juga bisa mendengarnya. Aku yakin kalau mereka melihat helicopter kalian mendekat. Mereka pasti akan menunggu di helipad dengan..."

Tawa tanpa humor Arka memotong perkataan Arsya. "Untuk saat seperti ini aku benar-benar berharap kamu tidak terlalu cerdas. Jadi kamu hanya perlu khawatir pada keselamatan mu sendiri."

"Maaf, kamu menikah dengan wanita yang memilih untuk menggunakan otaknya." Balas Arsya tanpa menyembunyikan sakarsme nya.

"Dan aku sama sekali tidak menyesal." Suara Arka terdengar bersamaan dengan bunyi helicopter yang semakin jelas. "Don't worry your pretty little mind, honey. Suara heli ini akan membuat mereka lari ketakutan, atau seperti katamu, mengarah ke helipad. Yang manapun, itu akan menjauhkan mereka dari istal. Jadi tetaplah bersama Raad dan Kuma di istal itu sampai aku datang menjemput kalian."

Nada penuh percaya diri Arka itu sedikit mengangkat rasa cemas Arsya. Tapi tidak menghilangkannya. Arsya memang tidak punya bayangan berapa banyak orang-orang yang mendatangi Corall Mansion dengan niat jahat. Tapi Arsya tau bahwa Arka tidak berada dalam posisi menguntungkan. Terutama jika Arsya menyimpulkan dari pembicaraan Arka dan Carnell yang tidak sengaja terdengar olehnya.

"Kamu harus datang menjemputku." Arsya bisa mendengar suaranya sendiri bergetar. Karena bayangan Arka tidak bisa menjemputnya mampu membuat nafas nya tercekat.

"Tenang Arsya. Tim SWAT hanya beberapa menit di belakang kami." Ujar Arka seakan bisa mendengar kekhawatiran Arsya. "Aku bisa menjaga diriku selama semenit atau dua menit. Dan lagi aku adalah Pangeran yang selalu menepati janjinya. Termasuk janjiku untuk nanti malam."

Kini pipi Arsya memerah. Bukan hanya karena teringat tentang kejadian di kamar Arka tadi pagi. Tapi juga karena mendengar dengusan Carnell. Arsya yakin bodyguard kepercayaan Arka itu bisa menebak dengan baik kemana arah pembicaraan mereka.

Suara letusan pistol terdengar bersahutan. Tidak hanya dari telinga kiri Arsya. Tapi juga dari earbud yang terpasang di telinga kanan Arsya.

Karena Arka sudah mengatakan tidak akan banyak bicara setelah melontarkan komentar tentang janjinya. Arsya hanya berharap bahwa suara yang terdengar seperti petasan itu adalah pertanda baik. Bahwa Arka dan para bodyguard nya lah yang berhasil melumpuhkan orang-orang dengan niat tidak baik itu.

Meskipun Arsya begitu ingin menanyakan keadaan Arka setelah bunyi mesin dan baling-baling helicopter tidak lagi terdengar. Arsya hanya bisa menelan ludah dan suara nya kembali. Karena Arsya tidak ingin menganggu konsentrasi Arka. Karena seperti kata Carnell saat pria itu pertama kali mengajari cara memegang pistol. Bahwa butuh konsentrasi dan fokus penuh untuk dapat membidik sasaran kita dengan peluru.

CHARTREUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang