Tujuh Puluh

588 97 2
                                        

Arsya terpaksa harus menggunakan MT nya untuk menjauhkan pengejarnya dari tempat nya bersembuyi. Meski dengan begitu akan lebih sulit bagi Carnell untuk melacak lokasinya. Tapi tidak ada pilihan lain. Karena bahkan suara statis MT itu bisa terdengar jelas di hutan ini, bersamaan dengan bunyi suara burung yang kembali ke peraduannya. Dan Arsya tidak bisa mengambil resiko tempat nya bersembunyi di balik pohon besar saat ini diketahui paman Efraim. Karena Arsya tidak ingin dirinya kembali tertangkap.

Iya. Meskipun sudah memasuki usia senja, Paman dari Arka itu memiliki fisik yang cukup terjaga. Tidak heran kalau sepupu sang Raja Audric itu berhasil mengejar Arsya hingga ke dalam hutan Forsythia ini.

Padahal sebelumnya harapan Arsya sempat membumbung saat kakinya berhasil menemukan jalan keluar dari pintu belakang villa tempatnya disekap. Kemudian berlari tanpa arah ke dalam hutan yang pada awalnya tidak diketahui Arsya kalau ini adalah Forsythia. Suara derasnya air terjun Diamond lah yang berhasil menuntun Arsya menemukan MT yang pernah ditunjukan Zevan sebelumnya. Pemandangan Diamond Waterfall dan Saphire Lagoon lah yang membuat Arsya yakin dirinya ada di Forsythia.

"Prenses Arsya! Keluarlah!" Terdengar suara retakan benda yang Arsya duga sebagai MT nya. "Kamu tidak akan bisa meminta bantuan siapapun sekarang. Aku sudah memastikan alat komunikasi mu ini tidak akan bisa berfungsi lagi."

Teriakan Paman Efraim terdengar begitu dekat. Kewaspadaan Arsya pun semakin meningkat. Sambil mengeratkan tangannya pada pistol yang masih dipegangnya, Arsya mengerutkan dan merendahkan tubuhnya di balik akar pohon yang sangat besar dengan batang yang berukuran dua bahkan tiga kali tubuh Arsya.

"Keluarlah Prenses Arsya! Aku tau kamu ada di sekitar sini. Aku akan dengan mudah menemukan..."

Suara Paman Efraim terpotong oleh bunyi bergemirisik khas yang dikeluarkan alat komunikasi jarak jauh. HT. Handy Talky. Arsya yakin kalau para musuh Arka itu tidak akan memiliki kecanggihan MT yang diciptakan Reza.

"Issi? Kamu dengar aku?"

Suara Vando yang bergemerisik dari alat komunikasi itu terdengar beberapa detik kemudian.

"Aku dengar. Over."

"Issi berhasil menemukan Wanita sialan itu?"

"Belum." Ujar paman Efraim.

Suaranya masih dipenuhi kesiagaan. Karena itulah Arsya tidak menggerakkan sedikit otot pun. Karena entah bagaimana rasanya Paman Efraim akan berhasil menemukannya karena sedikit gerakan yang menimbulkan suara.

"Aku harap kamu berada di dekatnya."

Kalimat Vando itu diikuti oleh kekehan. "Aku ingin dia mendengar kalau suaminya tercinta dalam perjalanan ke villa Odwin."

"Kamu berhasil mengamankan Arka?"

"Tentu saja Issi." Rasa puas jelas memenuhi suara Vando. "Kembalilah ke Villa. Aku yakin kalau Wanita sialan itu mendengar pembicaraan kita. Dia akan datang dengan sendirinya kesini."

Meskipun apa yang dikatakan Vando mungkin adalah jebakan. Tapi Vando benar. Arsya pasti akan kembali ke Villa itu untuk memastikan keberadaan Arka. Setelah mendengar perkataan Vando itu, Arsya tidak bisa tinggal diam di tempat nya bersembunnyi sampai Carnell menemukannya. Karena Vando bukannya tidak mungkin benar-benar telah berhasil menculik Arka dari rumah sakit.

"Kamu dengar itu, Prenses Arsya?!" Paman Efraim kembali berteriak. "Kembalilah. Terutama kalau kamu ingin melihat wajah suami mu sebelum dia pergi untuk selama nya dari dunia ini."

Setelah tawa penuh kepuasan yang terdengar sangat menyebalkan di telinga Arsya. Arsya dapat mendengar suara langkah kaki Paman Efraim menjauh. Jelas pria itu yakin kalau Arsya akan melakukan tepat seperti yang diprediksi anaknya.

CHARTREUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang