Namun sayangnya, rencana Arsya untuk bisa membaca ulang kontrak dan perjanjian pra nikahnya tidak pernah bisa dijalani. Sang Ratu datang bersama 'pasukan' nya, tidak lama setelah Arsya menyelesaikan makan siangnya sendiri. Karena Arka sudah pergi bersama Galen sekitar jam 8 pagi. Sehingga pria itu tidak tau bahwa ibunya membawa satu 'pasukan' yang dipimpin oleh Martha, sahabat Sang Ratu, yang dengan penuh semangat membawa tiga dress cantik berwarna hitam-merah, coklat keemasan, dan peach.
Pasukan yang dipimpin nya itu terdiri dari beberapa stylish, make up professional artist, beautician, bahkan hairdresser meskipun nantinya rambut Arsya tetap akan tertutup kerudung. Semua wanita dengan tampilan dan gaya chic yang dikenalkan oleh Martha itu langsung bergerak cepat untuk mempersiapkan semua bahan dan alat mereka. Hingga Arsya tidak sempat menghafal nama setiap wajah anggota pasukan Martha yang total ada 11 orang itu.
"Jadi dress yang mana yang ingin anda kenakan malam ini, princess?" Tanya Martha begitu Arsya keluar dari kamar mandi.
Begitulah. Beautician yang dibawa Martha meminta Arsya mandi dalam bathtub yang di isi air hangat dan wangi bunga segar. Bahkan lengkap dengan kelopak bunga asli. Dan Arsya harus mengakui bahwa pengalaman pertamanya mandi dengan kemewahan seperti itu, benar-benar menyenangkan dan menenangkan. Bahkan wangi bunga peony itu masih tercium dari kulit Arsya hingga sekarang.
"Tolong jangan panggil aku, princess." Ucap Arsya sambil memasang kembali kacamatanya sebelum memandangi ketiga gaun itu. Ketiganya indah. Tapi Arsya sudah lama jadi antifans warna pink dan turunannya. Jadi dress warna peach otomatis tereleminasi. Pilihan Arsya pun tertinggal pada dua dress lainnya yang sedang dijinjing oleh anak buah Martha Alba itu.
"Kenapa tidak? Kamu adalah calon istri Pangeran Arka. Jadi akan banyak yang memanggilmu, princess ataupun putri." Martha tidak menyerah. Sejak pertama kali bertemu, wanita itu sudah sangat excited dengan kabar bahwa Arka akan menikah dengan Arsya. Jadi wanita itu tidak berhenti memanggil Arsya dengan gelar princess. Begitu pula anak buah nya. Tidak peduli berapa kali pun Arsya menolak panggilan itu.
"Berhentilah menggodanya, Martha." Sang Ratu berkata dengan diiringi tawa kecil saat melihat kening Arsya berkerut. Ratu Athreya pun beranjak ke sisi Arsya sambil ikut memandangi ketiga dress indah itu. Kemudian Sang Ratu menunjuk gaun hitam-merah dan coklat keemasan. "Kedua warna dress ini akan menonjolkan warna matamu."
Arsya senang sang Ratu juga memilih warna yang sama dengannya. Tapi warna mata? Itu kah kata Ratu Athreya tadi? "Tapi Ratu Athreya, saya akan mengenakan soft lenses 'kan?"
Ratu Athreya mengangguk. "Iya. Tapi softlens bening untuk membantu mu melihat tanpa kacamata. Aku tidak ingin kamu memakai softlens warna. Karena aku ingin semua rakyat Chartreuse melihat keindahan mata mu. Jadi sebaiknya sekarang kita pilih dress mu."
Itu artinya Arsya tidak bisa membantah keinginan Sang Ratu. Meski hal itu membuat Arsya bertambah nervous. Pengalaman di bully karena mata hijaunya membuat Arsya tidak bisa tenang saat membayangkan bagaimana tanggapan orang-orang disekitarnya. Terlebih nanti Arsya harus berdiri di samping Arka, Sang Putra Mahkota tampan dan gagah. Pasti banyak orang yang akan kecewa karena Putra Mahkota mereka memperkenalkan seorang gadis biasa-biasa saja sebagai calon istri. Gadis yang tidak cantik ataupun dari keluarga bangsawan. Gadis yang...
"Jadi mana yang lebih kamu suka, Arsya?" Ratu Athreya bertanya memotong pikiran yang berkelebat di otak Arsya.
Arsya pun mengembalikan pandangannya pada kedua gaun yang terlalu indah untuk dipakainya itu. Sambil diam-diam menghela nafas karena kemungkinan dirinya akan membuat gaun indah itu tampak biasa saja saat dikenakan nya. Arsya pun menunjuk satu gaun dengan warnanya disukainya.
"Perfect!" Martha bertepuk tangan dengan penuh semangat. "Aku memang sudah membayangkan Sang Putri akan memakai gaun ini dan menjadi top headline di semua media Kerajaan Chartreuse."

KAMU SEDANG MEMBACA
CHARTREUSE
RomantikSebuah kerajaan dengan segala intriknya. Sang pewaris tahta dengan segala misteri dan rahasianya. Sebuah tempat tersembunyi dengan keindahannya. Keberadaan ketiganya hanya diketahui oleh orang-orang tertentu. Namun takdir membawa seorang gadis biasa...