Epilog

1.1K 118 18
                                    

"Kenapa kita berhenti disini?" Sang Asav memandang keluar jendela mobil dengan kening berkerut. "Aku hendak memberi selamat pada Sang Raja dan Ratu baru."

Ramsey yang duduk di belakang kemudi mengangguk dan memberi hormat pada tetua Kerajaan Chartreuseu itu. "Karena Sang Raja dan Ratu yang baru lebih suka menghabiskan waktu mereka di Corral Mansion daripada di Istana. Bahkan Yang Mulia Audric dan Lady Athreya juga ada disini."

"Mereka semua sudah menunggu anda, Sang Asav." Ucap Carnell yang telah membuka pintu mobil untuk pria dengan rambut putih panjang itu.

Corral Mansion memang jauh dari kata formal jika dibandingkan dengan Istana Kerajaan Charteruse. Kehangatan terpancar dari rumah pantai itu bukan hanya karena lokasinya. Tapi karena jejak-jejak penghuni nya yang membuat mansion itu jauh dari kata kaku.

Mobil-mobilan yang tegeletak di lantai. Boneka beruang dan boneka lainnya yang saling bertumpuk di sofa. Mansion itu memang jauh dari kata rapi. Tapi tawa ceria yang terdengar dari dalam rumah itu lah yang membuat kebahagian terpancar dan terasa begitu memasuki rumah itu.

"Lihat siapa yang akhirnya datang."

Pengumuman itu dibuat Raja Audric yang sekarang bergelar Lord, saat Sang Asav memasuki ruang keluarga dengan pengawalan Carnel. Gadis kecil bermata biru yang berusia satu tahun di gendongannya terlihat bersemangat begitu melihat Sang Asav. Rasa penasaran terlihat jelas di mata biru indahnya saat menatap rambut dan jenggot putih sang Asav.

"Dia memang hanya akan datang saat keadaan sudah damai."

Sindiran tajam itu di keluarkan oleh Lady Eldora yang sedang bermain Lego di lantai bersama anak laki-laki bermata hijau indah.

"Ini jauh lebih cepat dari perkiraanku. Aku kira paman Elden tidak akan keluar dari Pulau Belva sampai si kembar berusia 3 tahun." Ujar Lady Athreya yang berjongkok di samping anak laki-laki bermata hijau itu dan memberinya botol susu. "Bagaimana perjalanan mu, Paman Elden?"

Sang Asav hanya bisa menggeleng dan tersenyum pasrah mendengar sindiran kedua mantan Ratu Kerajaan Chartreuse. Kemudian dengan sigap menangkap gadis kecil bermata biru yang sudah tidak sabar untuk berpindah dari gendongan Lord Audric. Tentu saja tanpa rasa takut gadis kecil itu segera menyentuh rambut dan jenggot sang Asav begitu berada di dalam gendongannya.

"Aku hanya telat satu tahun untuk mengucapkan selamat untuk Raja dan Ratu yang baru. Dan kalian tidak berhenti menyindirku. " Jawab Sang Asav yang membiarkan gadis kecil dalam gendongan nya itu membelai-belai rambut putih nya.

"Keterlambatan mu karena memilih hidup nomaden di hutan Belva dapat dimaafkan karena ketepatan mu membaca mimpiku, Sang Asav." Lord Audric berkata sambil mengangguk-angguk untuk menanggapi ocehan tidak jelas gadis kecil yang sedang menunjukkan rambut putih Sang Asav padanya.

"Aku senang kalian berhasil menyatukan Sang Matahari dan Sang Penguasa Zamrud." Sang Asav membelai lembut kepala sang gadis kecil dan tersenyum pada anak laki-laki yang sedang menatapnya dengan mata hijau nya. "Lihatlah bagaimana mereka menghasilkan keturunan dengan takdir yang luar biasa dan akan membawa Chartreuse dalam Kejayaan yang tidak pernah dicapai sebelumnya."

"Aku yakin perkataan mu kali ini juga akan terjadi." Lord Audric mengangguk setuju. "Kehadiran Arsen dan Sophie sendiri adalah keajaiban. Mereka adalah anak kembar pertama yang dimiliki Kerajaan Chartreuse yang mendatangkan kegembiraan setelah apa yang terjadi pada Issi dan Emme nya."

Sang Asav ikut mengangguk setuju sebelum keningnya berkerut. "Lalu kemana Sang Raja dan dan Ratu baru kita?"

Lady Eldora menghela nafas panjang dengan dramatis. "Mereka sedang mencuri waktu untuk berduaan dengan alasan melatih kuda untuk Arsen dan Shoppie. Tapi aku tidak akan heran kalau dalam waktu dekat aku akan mendengar kabar bahwa cucu ku akan bertambah. Mereka benar-benar pintar mencari celah dan waktu untuk berduaan."

Semua yang ada di ruang keluarga itu tertawa mendengar perkataan Lady Eldora. Bahkan para pengawal kerajaan. Karena mereka semua mengetahui kebenaran pernyatan itu. Raja dan Ratu baru Kerajaan Chartreuse, Arka dan Arsya, memang terkenal memiliki rasa cinta yang besar untuk satu sama lain. Juga tidak bisa menahan diri satu sama lain.

Semua yang mereka lalui telah mengubah hubungan yang bermula dari kesalahpahaman itu menjadi sebuah ikatan kuat yang menyatukan keduanya. Takdir yang membawa mereka untuk bertemu satu sama lain dan mencintai satu sama lain. Waktu yang mereka lalui bersama, menghapus luka dan kenangan buruk yang pernah mereka lewati. Karena mereka memang tercipta untuk satu sama lain.


The end

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Ayra's note:

Finally, cerita Arka dan Arsya sampai di part akhir. 

Terima kasih pada semua yang telah memberikan waktu luang nya untuk membaca cerita ini. Big Thanks untuk semua yang sudah support Ayra dengan like dan comment nya.

Semoga Chartreuse  dan karya-karya Ayra lainnya dapat menghibur dan menginspirasi kalian.

Dan maaf kalau masih banyak typo dan kekurangan dalam karya Ayra.

Sesuai janji Ayra sebelumnya. Kali ini Ayra akan kasih kalian bocaran sinopsis dari karya Ayra selanjutnya. Amber Heart.

Ayra akan up Amber Heart dalam waktu dekat. Jadi follow akun wattpad ayraverda sekarang juga, agar kalian selalu dapat info update terbaru karya-karya Ayra.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Amber Hearth

Synopsis:

Saluna Kayla Wiguna pernah memberikan hatinya pada pria bermata amber yang memiliki seribu pesona. Tapi pria itu memilih pergi dari kehidupan Luna. Menghancurkan hati, mimpi dan harapan Luna. Hanya saja pria itu pergi tanpa mengetahui bahwa dirinya telah meninggalkan harta berharga untuk Luna. Dan Luna tidak akan mengizinkan siapapun mengambil hal yang paling berharga dalam hidupnya itu.

Ilario Velasco tidak pernah bisa melupakan kesalahan terindah yang pernah dilakukan nya. Tidak peduli berapa banyak Rio mencari penggantinya, bayangan wanita itu selalu hadir dalam mimpi dan hidupnya. Bagai De Javu yang selalu meliputnya. Rio selalu berakhir merindukan wanita itu.

Pertemuan kembali keduanya setelah beberapa tahun berlalu, tidak hanya membawa luka dan harapan. Tapi juga bahaya yang memang selalui menyertai kemana pun Rio melangkah. Saat bahaya itu mengincar Luna dan harta berharganya. Apa yang akan dilakukan Rio? Pergi bersama bahaya itu seperti yang dilakukannya tiga tahun yang lalu? Ataukah kali ini Rio memilih untuk melindungi Luna dan harta berharganya?

Apapun pilihan Rio, Rio tidak akan bisa melakukan nya dengan mudah. Karena Luna bukan lagi gadis polos yang ditemuinya tiga tahun yang lalu. Luna yang kini ada dihadapannya adalah mawar berduri yang tidak akan segan menyakiti Rio dengan durinya, setiap kali Rio mendekat dan mencoba menyentuhnya.

CHARTREUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang