Lima Puluh

593 101 0
                                        

Perkataan dan kepercayaan Dokter Wilker pada Arsya membantunya menyibukan diri sambil menunggu kepulangan Arka. Setelah menganalisis dan membenarkan perubahan sikap Arka sebelum dan sesudah persona nya muncul. Arsya kemudian dipenuhi oleh perasaan yang tidak menentu atas kepercayaan yang diberikan Dokter Wilker padanya.

Ada rasa senang karena akhirnya Arsya tau bahwa dirinya bisa membantu Arka. Tapi disaat bersamaan, ada rasa takut. Rasa nervous karena mungkin hasil yang di dapat Arsya tidak akan sesuai dengan harapan Dokter Wilker. Rasanya seperti sedang menyiapkan kejutan, tapi takut kejutan itu tidak diharapkan atau justru membuat orang yang ingin kita kejutkan kecewa.

Arsya memang ingat kalau Arka pernah bilang bahwa dirinya merasa nyaman saat bercerita pada Arsya. Jadi mungkin tugas untuk membicarakan beberapa hal yang diminta Dokter Wilker sebagai bagian dari Talk Therapy, bisa Arsya jalani. Tapi Arsya tidak yakin dengan tugas 'Reconnecting'.

Setelah berbicara dengan Dokter Wilker, Arsya juga telah mencari tau melalui sumber informai sejuta umat, Google. Tentang 'Reconnecting' itu. Jadi meskipun Dokter Wilker berkata bahwa tugas Arsya hanyalah menjadi diri sendiri saat bertemu dengan persona Arka yang lain. Tapi Arsya tau bahwa 'Reconnecting' ketujuh persona Arka tidak lah semudah itu. Apalagi Arsya tidak tau kapan persona Arka yang lain akan muncul. Bisa dalam waktu dekat, atau justru dalam waktu yang lama.

Karena seperti kata Dokter Wilker sendiri. Sejak Arsya hadir di kehidupan Arka, frekuensi kemunculan persona lain Arka jadi tidak menentu dan lebih lama dari sebelumnya. Sehingga Arsya semakin tidak yakin, apakah dirinya sudah membantu Arka atau justru menghambat treatment nya. Bagaimana proses 'Reconnecting' itu bisa terjadai kalau persona nya jarang muncul?

Dengan semua pikiran dan perasaan yang bercampur aduk, Arsya seharusnya bisa terjaga. Tapi setelah membolak-balikkan tubuhnya ke kiri dan kanan selama satu jam. Mata perlahan mulai tertutup. Hal terakhir yang dilihat nya adalah jam digital di meja samping ranjang Arka yang luas. Jam yang menunjukkan pukul 09:56 PM.

Begitulah. Malam ini Arsya akhirnya membuka pintu penghubung kamarnya dengan kamar Arka. Karena ada dua hal yang akhirnya membuat Arsya membulatkan tekad nya. Pertama adalah perkataan Dokter Wilker bahwa Arka merasa tidurnya lebih nyenyak saat bersama Arsya. Hal itu membuat Arsya berpikir bahwa kalaupun dirinya belum bisa membantu Arka dengan menjalankan tugas dari Dokter Wilker. Paling tidak malam ini Arsya akan membantu Arka agar dapat kembali tidur nyenyak.

Kedua adalah niat Arsya untuk membuat Arka merasakan rasa kesal dan frustasi Arsya sore tadi. Karena itulah Arsya sudah berada di balik selimut Arka dengan memakai romper. Satu-satu nya jenis gaun malam yang tidak terlalu seksi yang ada di lemari walk in nya. Meskipun romper dari bahan sutra itu seperti jump suit tanpa lengan dengan bagian celana yang hanya sampai setengah paha Arsya. Dan Arsya harus beberapa kali meyakinkan diri bahwa Arka pasti sudah melihat wanita lain dalam balutan gaun malam yang lebih seksi. Arsya pada akhirnya memutuskan menenggelamkan diri di balik selimut tebal dengan pipi memerah saat membayangkan Arka melihatnya dalam balutan romper ini.

 Arsya pada akhirnya memutuskan menenggelamkan diri di balik selimut tebal dengan pipi memerah saat membayangkan Arka melihatnya dalam balutan romper ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun sayangnya niat itu gagal terlaksana. Karena seperti malam-malam sebelumnya Arka pulang sangat larut. Sementara Arsya begitu kelelahan sehingga sulit baginya untuk membuka mata. Meskipun insting dan alam bawah sadarnya dapat merasakan kehadiran Arka.

Arsya tidak tau jam berapa Arka akhirnya bergabung dengan nya di atas ranjang berukuran king size itu. Tapi Arsya dapat mencium wangi khas Arka yang mengusik alam bawah sadar Arsya. Juga gerakan Arka di sampingnya, yang membuat insting Arsya menyadari kehadiran Arka.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hal pertama yang disadari Arka saat memasuki kamarnya adalah pintu penghubung kamarnya dan kamar Arsya yang terbuka lebar. Seketika itu juga Arka mengalihkan pandangannya kearah ranjang yang ada di tengah kamarnya. Tentu saja ada gunukan yang menyembul dari balik selimutnya. Meski Arka hanya bisa melihat rambut coklat kemerahan yang menyembul dari balik selimut. Arka tau siapa yang ada balik selimutnya.

Rasa senang Arka karena kemenangan nya atas permainan yang mereka mainkan, sedikit berkurang setelah Arka bergegas berjalan kearah Arsya. Terlebih setelah mendapati bahwa istrinya itu sudah tertidur lelap. Arka pun harus menghela nafas panjang dan segera beranjak menuju kamar mandi. Tidak hanya untuk mengusir rasa lelah seperti yang biasa dilakukannya. Tapi juga untuk memadamkan semangat dan kobaran api yang dipatik Arsya dengan membuka pintu penghubung kamar mereka.

Upaya nya itu berhasil. Bahkan Arka sempat merasa bersyukur karena paling tidak malam ini, Arsya akan tidur di sampingnya. Tapi begitu menarik selimut sebelum dirinya naik ke atas tempat tidur, sumpah serapah Arka pun mengisi keheningan kamarnya. Kobaran api dalam tubuh Arka kembali tersulut saat matanya menangkap gambaran Arsya yang sedang bergelung seperti janin dalam balutan gaun malam. Well, Arka tidak tau apa jenis nya. Tapi meskipun itu bukan lah lingerie ataupun slip dress yang dapat dengan mudah Arka tarik dari tubuh Arsya. Apapun yang dikenakan Arsya saat ini membuat istrinya itu jauh lebih cantik dan menggoda daripada wanita manapun yang pernah dilihat Arka dalam balutan gaun malam yang terbuat dari kain yang lebih minim.

Helaan nafas panjang kembali terlepas dari mulut Arka saat dirinya menguatkan diri untuk beranjak naik ke atas tempat tidur. Kelihatannya malam ini akan menjadi malam yang panjang dan penuh siksaan bagi Arka.

"Kamu sengaja melakukan ini 'kan?"

Arka bergumam sambil menutup kembali selimut ke atas tubuh mereka. Mencoba mengurangi siksaan dirinya sendiri dengan menutup godaan tubuh istrinya. Meski sayangnya usaha itu sia-sia. Karena begitu Arka merebahkan diri di samping Arsya, istrinya itu bergerak dalam tidurnya. Bergerak mendekat dan memeluk tubuh Arka, seakan Arka adalah guling atau boneka beruang raksasa.

Siksaan Arka semakin menjadi saat Arsya menghela nafas lega di dada telanjangnya yang bidang, sambil bergumam "Kamu sudah pulang."

Meskipun tau kalau Arsya sedang menginggau. Karena Arsya juga mengucapkan hal yang sama saat Arka beberapa kali mengangkatnya dari sofa ruang tengah ke kamarnya. Tapi Arka sama sekali tidak dapat mengendalikan reaksi tubuhnya.

Wangi tubuh Arsya yang di rindukan sejak Arka mengangkat tubuh Arsya malam sebelumnya. Kini memenuhi dan melingkupi Arka. Kulit lembut Arsya yang kini bersentuhan secara langsung dengan kulit Arka, membuat setiap titik kulit Arka yang bersentuhan dengan kelembutan kulit Arsya itu memanas.

Shit!

Bagaimana Arka bisa tidur kalau begini? Arka benar-benar merasa kalah saat ini. Karena Arka tidak dapat berbuat apapun untuk mengurai hasratnya. Tapi disaat bersamaan, juga tidak ingin meninggalkan ranjang ini dan kehilangan kehangatan tubuh Arsya dalam pelukannya. Hingga akhirnya Arka pun hanya bisa mengubur wajahnya dalam celah antara bahu dan leher Arsya. Tempat favourite nya.

Namun ternyata hal itu mampu membuat Arka akhirnya tertidur. Tanpa Arka sadari, perlahan wangi dan kehangatan tubuh Arsya membawanya ke alam mimpi. Mimpi yang menyenangkan meski Arka tidak dapat mengingat apa mimpi itu saat terbangun keesokan hari nya.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ayra 's Note:

Dear all,

Sesuai dengan janji Ayra. Hari ini Ayra update lagi part baru Chartreuse. Semoga kalian suka dan semakin tidak sabar dengan perkembangan hubungan Arka-Arsya.

Jadi tunggu update Chartreuse berikutnya. Dan terima kasih atas dukungan kalian. Like dan comment kalian sangat berharga bagi Ayra.

Thank you all,

Ayra Verda

CHARTREUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang