Part 23 : Over Protektif

12.1K 1.3K 316
                                    

Spam Next, daripada siders wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Spam Next, daripada siders wkwk


****

Gavin terjingkat kaget saat Tafia tiba-tiba membuka mata. Gadis itu ikut terkejut saat melihat Gavin berbaring di depannya.

"Ka ... kapten Venus?" ucap Tafia sambil mengerjap-ngerjapkan mata.

Gavin tampak salah tingkah. Cowok itu yang tadinya berbaring langsung beranjak. Duduk di tepi ranjang. "Udah siuman?"

Tafia menyenderkan tubuh pada kepala ranjang sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.

"Siapa yang nglakuin ini ke kamu?" tanya Gavin sambil menaikkan sebelah alis.

Tafia menggeleng. "Aku nggak kenal sama mereka. Kayaknya mereka dari kelas IPA."

"Ada campur tangan Ririn?"

"Enggak."

Gavin menghela napas. "Nanti aku suruh anak-anak Alister buat ngasih pelajaran ke mereka."

"Jangan."

"Kenapa?"

"Kamu nggak usah peduli lagi sama aku."

Gavin menggigit bibir. Hatinya terasa ngilu mengingat fakta bahwa status Tafia sekarang sudah menjadi pacar Def.

Tafia meringis, memegangi kepalanya yang diperban. Gavin beringsut dari brangkar untuk mendekati Tafia. "Sakit?"

"Kamu pergi aja, Vin, nggak usah peduliin aku."

Hati Gavin seperti tersayat sembilu saat Tafia mengucapkan itu. Cowok itu terdiam dengan tatapan sendu. "Mereka ngapain kamu?"

"Kamu nggak perlu tahu!" Tafia tiba-tiba menitikan air mata.

Gavin mengepalkan tangannya geram. "Kasih tahu aku siapa yang sudah nglakuin ini sama kamu?"

"Ini bukan urusanmu!" Gadis itu menangis terisak-isak.

"Aku pengen tahu!"

"Enggak!"

"KASIH TAHU AKU?! AKAN AKU BUNUH ORANG YANG UDAH NYAKITIN KAMU!!" teriak Gavin penuh emosi. Matanya melotot, rahangnya mengeras.

Tafia sempat terperangah karena baru kali pertama melihat Gavin semarah ini. Gadis itu menghapus bulir-bulir bening yang membasahi pipinya.

"Kalau kamu nggak mau ngasih tahu, aku bakalan cari mereka sampai ketemu."

"Kenapa kamu sepeduli itu sama aku, Vin?"

"Aku tidak pernah peduli dengan orang lain. Bahkan aku sama sekali tidak peduli dengan diriku sendiri. Aku iklash dihina, disakiti, dianiaya sama siapapun. Tapi, kalau aku ngliat orang yang aku sayangi disakiti, mereka bakalan gue bunuh!" Mata Gavin tampak memerah.

TAFIA'S TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang