Follow ig : @nurudin_fereira
300 komentar untuk next ya wkwk, banyak yang cerdik banget, spam komment. Kalau dirubah jadi 300 komentar author jadi agak lega nih, punya waktu buat nyantai karena updatenya agak lama wkwk
______________Keempat manusia itu masih mematung sambil menahan napas. Menunggu Tafia memilih salah satu dari tiga botol air mineral yang disodorkan Raffa, Gavin, dan Def secara bersamaan.
Sampai beberapa menit berlalu. Akhirnya Raffa menurunkan botol mineralnya. "Gue pikir nggak ada yang ngasih."
Tafia terlihat gugup. "Ka ... kalian bertiga kenapa?"
"Gue tahu kalau lo haus, makanya gue beliin lo minum," jawab Def masih tetap keukeuh menyodorkan air mineralnya.
Gavin yang terdiam dengan ekspresi datar, mengalah, ikut menurunkan botol mineralnya. Membiarkan Tafia mengambil milik Def.
"Aku nggak mau menerima pemberian kalian," tolak Tafia kikuk, karena ditatap oleh tiga cowok tampan sekaligus secara intens. "Kalau kalian belum baikan kayak biasanya."
Raffa, Def, dan Gavin langsung terperangah.
"Kenapa kalian akhir-akhir ini jadi tidak akur?" Tafia meremas-remas jemarinya. Butuh mental yang kuat untuk berbicara di depan mereka bertiga.
"Tanya aja sama mereka berdua." Raffa menaruh botol mineralnya di bangku panjang yang Tafia duduki.
"Kami cuma drama aja, kok." Gavin tersenyum hingga matanya menyipit ke arah Tafia.
Raffa dan Gavin kemudian melangkah pergi meninggalkan Tafia untuk menghindari kecanggungan. Masih tersisa Def dihadapan Tafia yang tertunduk sambil menggigit bibir. Air mineral yang ia sodorkan masih melayang di udara, karena Tafia enggan meraihnya.
"Kami nggak lagi musuhan, Taf." Def tersenyum getir. "Karena saling adu jotos adalah cara kita berteman."
Deg!
Langkah Raffa dan Gavin langsung terhenti setelah mendengar ucapan Def. Mereka berdua mematung, karena merasa tertohok oleh perkataan itu.
Def meremas-remas botol mineral digenggamannya. "Lo nggak tahu, Taf, betapa bahagianya gue saat dipukul oleh kedua sahabat baik gue sendiri. Itu sudah cukup membuktikan kepedulian mereka sama gue."
Mulut Tafia menganga lebar, menatap Def yang berkata dengan rahang mengeras. Tampak sekali jika cowok itu mengumpulkan segenap keberaniannya untuk mengucapkan itu.
Raffa dan Gavin masih membeku di tempatnya. Setelah tertegun beberapa menit, mereka berdua kembali melanjutkan langkah meninggalkan Def dan Tafia.
Gavin mendaratkan satu pukulan ke wajah Def saat tidak menyetujui idenya kemarin. Sementara Raffa memukul Def ketika pelajaran olahraga tadi. Kedua orang itu sama-sama sudah memukul wajah Def, dan Def dengan lantangnya masih memanggap mereka sebagai sahabat.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAFIA'S TEARS
Roman pour AdolescentsHidup di tengah-tengah keluarga yang tidak menginginkan kehadirannya membuat Tafia merasa serba salah. Apalagi dia harus sekelas dengan saudara tiri yang kerap membully-nya. Sampai pada akhirnya tiga cowok badboy di sekolah menjadikan Tafia sebagai...