***
"Bukannya seseorang akan selalu melakukan apapun untuk orang yang dia cinta?"
Tafia terbelalak. "Ha?"
Gavin tersenyum. "Hehe..., lupakan."
"Emm." Tafia menutup mulutnya yang menganga lebar, kemudian memegangi dadanya yang berdebar-debar. Ia pikir Gavin akan menyatakan cinta. Tidak tahunya cuma bercanda.
"Taf."
Gadis itu kembali menengok ke arah Gavin dengan mulut yang menganga selebar goa.
"Gue nggak akan biarin lo di-bully temen sekelas lagi."
Ada perasaan aneh yang dirasakan oleh hatinya setelah mendengar ucapan Gavin.
Selama ini Tafia selalu mengagumi Raffa, mengistimewakan Raffa karena selalu menegur anak-anak yang mengganggunya di kelas. Tapi kali ini hatinya seakan luluh dengan perlakuan Gavin kepadanya. Cowok yang terkenal dingin dan misterius itu melakukan sesuatu yang bisa dibilang romantis.
Memberikan buku tugasnya dan rela dihukum, menyalamatkan dari bahaya sampai babak belur. Belum lagi kata-kata manisnya yang enak didengar, membuat Tafia hampir tergelincir ke dalam pesona Gavin.
"Gue keluar dulu, ya," pamit Gavin kepada Tafia. "Karena ada dua cecunguk yang sedari tadi ngintipin kita berdua," sindirnya sambil tersenyum miring ke arah jendela.
Dua cowok yang menyembulkan kepalanya pada kaca jendela langsung berbalik badan. Mereka berdua beradu-tatap dan saling menyalahkan. "Kok, Gavin bisa tahu kita ngintip, sih?" Def mendengkus.
Raffa cemberut. "Bau lo menyengat, jadi dia sadar."
"Njiir, lo tuh yang ketinggian. Sampai-sampai kelihatan rambutnya dari dalam," sahut Def kesal.
"Ekhmm-ekhmm..."
Mereka berdua langsung menoleh ke arah suara deheman. Rupanya Gavin sudah keluar dari kelas. Ia tersenyum miris melihat wajah kikuk Raffa dan Def. Cowok dingin itu berlalu dari hadapan mereka sambil menyelipkan kedua tangan pada saku celana. Def dan Raffa buru-buru menyusul.
"Untuk seukuran pecinta sesama jenis, cara PDKT lo sama cewek terbilang lumayan," cibir Def di belakang.
"Berhenti nyebut gue gay!" jawab Gavin kesal.
"Yaudah buktiin, kalau lo bisa dapat pacar," tantang Raffa.
"Sabar, nunggu tanggal mainnya. Sebentar lagi kalian berdua bakalan jadi babu gue."
Raffa terkekeh. "Nggak semudah itu, Bro. Lo dan Def yang bakalan jadi babu gue. Khusus buat lo challengenya double. Kalau lo gagal dapatin Tafia lo harus dapetin cewek lain, kalau nggak dapet gue bakalan sebarin identitas lo yang sebenarnya. Kalau seorang Gavin Alvino ternyata pecinta sesama jenis."
KAMU SEDANG MEMBACA
TAFIA'S TEARS
Fiksi RemajaHidup di tengah-tengah keluarga yang tidak menginginkan kehadirannya membuat Tafia merasa serba salah. Apalagi dia harus sekelas dengan saudara tiri yang kerap membully-nya. Sampai pada akhirnya tiga cowok badboy di sekolah menjadikan Tafia sebagai...