Part 51 : Pamit Pulang

7.8K 1K 82
                                    

Follow ig : nurudin_fereira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow ig : nurudin_fereira

***

Tafia berlari tergesa-gesa, menuju ke rumah Gavin. "Bude!! Bude!!" teriaknya.

Mundasri yang sedang menjahit gamis Aisya yang sobek langsung menoleh. "Ada apa to, Nduk?"

Tafia membungkuk dengan napas tersengal-sengal. "Itu Bude?"

"Kamu kenapa?" Mundasri tampak penasaran.

"I... itu," gagapnya sambil menunjuk ke sembarang arah. "Teman-teman Gavin lagi gotong royong diriin tenda jualan kita Bude."

"MasyaAllah, mereka ini kok ada-ada aja, to?" Mundasri langsung beranjak dari duduk. Buru-buru keluar dari rumah dan bergegas menuju ke pinggir jalan raya, tempat beliau biasa jualan.

Setelah beberapa menit kemudian mereka berdua sampai di tempat lokasi. Terlihat puluhan anak-anak Alister, sedang bahu-membahu mendirikan tenda yang beratapkan dengan terpal berwarna biru.

"Walah-walah kalian ini kok ada-ada aja sih?" Mundasri sangat tidak habis pikir dengan apa yang mereka lakukan.

Mereka semua yang sedang sibuk mendirikan tenda permanent langsung menoleh secara serempak.

"Pasti kamu Raffa, yang membiayai ini semua. Sayang uang kamu kalau cuma dihambur-hamburin kayak gini, Le." Mundasri tampak tidak enak hati.

Raffa terkekeh ke arah ibu Gavin. "Bukan kok Bude. Ini ganti rugi dari pelaku. Kami cuma bantu-bantu bikinin aja Bude, pumpung nganggur."

"Emang yang nyuruh preman-preman itu siapa sebenarnya?" tanya Mundasri penasaran.

"Iya ih, aku juga penasaran," timpal Tafia yang berdiri di sebelah ibu Gavin.

"Cium dulu nanti gue kasih tahu, Taf," sahut Rijal yang sedang kerepotan memasang tiang-tiang penyangga atap. Tanpa menoleh ke arah Tafia.

"Nggak mau!" Tafia mengerucutkan bibir.

"Ya udah beliin es cendol kalau gitu, nanti gue kasih tahu."

"Nggak ada tukang es cendol di sekitar sini," jawab Tafia dengan suara lembutnya.

"Cari sampai dapet, pacar lo lagi nyidam nih." Rijal menoleh ke arah Tafia sambil menyeka keringatnya.

"Siapa pacarku?"

"Gue lah, Rizaldi Alaska. Makhluk tertampan di galaxy bima sakti." Rijal menepuk-nepuk dadanya.

Tafia memutar bola matanya, malas.

Datang sebuah mobil pick up mengangkut gerobak dorong di atasnya. Mobil itu berhenti di pinggir jalan.

Dengan gelak tawa dan guyonan, entah memperbincangkan soal apa.
Anak-anak Alister langsung berbondong-bondong menurunkan gerobak yang masih baru tersebut dari bak mobil. Anak laki-laki memang suka sekali terbahak ketika mendengar cerita konyol dari temannya.

TAFIA'S TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang