"Hmm, aku juga manusia. Berarti aku juga jahat?"
"Enggak, kamu bukan manusia. Kamu alien dari planet venus, makanya baik."
Senyum di bibir Gavin langsung merekah.
Gadis itu ikut tersenyum. Kemudian hening. Mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing. Sampai pada akhirnya Tafia kembali membuka suara.
"Gavin, thanks ya."
"Untuk?"
"Semuanya." Tafia menghela napas berat, menatap bintang di atas sana yang mulai kembali bermunculan.
"Nggak perlu."
"Kenapa?"
"Karena kamu adalah satu-satunya perempuan yang ingin aku lindungi sampai akhir dunia."
"Kenapa gitu?"
"Karena saat bersamamu, aku merasa lebih bahagia dari sebelumnya."
Wajah Tafia langsung bersemu merah. Bersama Gavin, ia seakan berada di puncak dunia. Cowok itu selalu mampu buat dirinya melayang-layang ke udara.
"Jadi, mau tidur di mana?"
Tafia langsung terbangun dari lamunan. Ia melirik ke arah Gavin sambil menggeleng pelan.
"Apartemen Raffa, ya?"
"Eh, jangan," sergah Tafia cepat.
"Kenapa?"
"Aku nggak mau nyusahin orang lain," jawab Tafia sambil mengerucutkan bibir.
"Raffa suka disusahin."
"Hmm, aku pengen jadi gembel aja di pinggir jalan. Nggak mau hidup mewah lagi. Jadi pemulung atau pengamen jalanan mungkin lebih menyenangkan."
"Yakin?" tanya Gavin sambil mengerutkan dahi.
"Iya." Tafia mengangguk.
Gavin beranjak dari posisinya. "Yaudah aku tinggal di sini aja."
Tafia buru-buru menahan tangan Gavin. "Jangan! Aku takut."
Gavin terkekeh lalu mengacak-ngacak rambut Tafia, gemas. "Katanya pengen jadi gembel?"
"Jadi gembelnya kamu temenin nggak bisa ya?" Tafia memanyunkan bibir.
"Aku masih punya rumah," jawab Gavin sambil mengacak-ngacak rambutnya yang basah.
Tafia sedikit menyipitkan mata karena terkena cipratan air yang berasal dari rambut basah Gavin. "Temenin aku malam ini tidur di kolong jembatan atau di depan ruko kosong dong, Vin. Aku takut dihampiri preman-preman lagi."
"Baju kita basah, nanti masuk angin."
"Baju ganti aku di dalam tas nggak basah, kok, aku masih bisa ganti baju." Tafia mengerucutkan bibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAFIA'S TEARS
Teen FictionHidup di tengah-tengah keluarga yang tidak menginginkan kehadirannya membuat Tafia merasa serba salah. Apalagi dia harus sekelas dengan saudara tiri yang kerap membully-nya. Sampai pada akhirnya tiga cowok badboy di sekolah menjadikan Tafia sebagai...