Jangan lupa, ajak teman-teman kalian buat ikut baca, ya. Biar bisa baper berjamaah hehe...
Jangan lupa vote dan commentnya biar cepet update
🍒🍒🍒
Tinnn... Tinnn...
Tafia terjingkat kaget saat mendengar suara klakson mobil dari belakang. Gadis mungil itu langsung menepi, mempersilahkan mobil honda Jazz berwarna merah itu melintas.
Kaca jendelanya terbuka, menampilkan sosok perempuan memakai seragam sekolah yang sama dengan dirinya di kursi kemudi.
"Kalau jalan jangan sambil nglamun, woyy!" umpatnya kesal, kemudian melajukan mobil membelah jalan raya.
Tafia marapatkan bibir. Sorot mata sendunya mengikuti kepergian mobil tersebut.
Ia mengeratkan pelukan pada buku paket yang ia peluk. Merasa tidak nyaman. Seragam sekolah Raffa terlalu besar untuk seukuran tubuhnya yang terbilang kurus.
Tafia menyelipkan sejumput rambutnya ke telinga. Menatap beberapa siswa dan siswi yang juga menunggu angkutan umum di halte sekolah.
Ting!
Ponselnya berdenting. Gadis itu buru-buru meraih ponselnya yang berada di dalam tas.
Juan Defis : Lo dimana?
Tafia mengernyitkan dahi saat membaca pesan tersebut. Tidak biasanya Def mengirim pesan kepadanya. Perasaan Tafia mendadak tidak enak, khawatir jika Def akan mengganggunya.
Ting!
Satu pesan kembali masuk.
Juan Defis : Gue kangen.
Tafia membulatkan mata. Bingung dengan apa yang diucapkan oleh cowok tengil tersebut. "Nih cowok maksudnya apa, sih?" dengusnya.
Ting!
Juan Defis : Gue sayang sama lo
Tafia terdiam.
"Iya, gue beneran sayang sama lo!" sahut suara di belakangnya.
Tafia langsung menoleh. Ia terkejut saat melihat Def tiba-tiba sudah ada di belakangnya.
Cowok tengil itu tersenyum. Menyenderkan tubuh pada tiang listrik, dengan salah satu kakinya terangkat menginjak tiang.
Tafia mendengkus sambil menurunkan ponselnya, lalu berbalik badan dan kembali fokus menatap jalan raya, menunggu angkot lewat.
Terdengar suara derap langkah kaki mendekat. Tafia yakin kalau itu adalah Def. Dia mulai was-was.
Tafia menggeser tubuh saat Def sudah berdiri di sebelahnya. Def tersenyum tipis sambil merapatkan jarak. Kedua lengan mereka saling bersentuhan. Membuat Tafia harus kembali menggeser tubuh untuk menjaga jarak. Sampai berulang-ulang kali hingga Def terkikik.
"Kenapa? Grogi ya, dideketin pangeran tamvan?" celetuk Def menahan tawa.
Cowok jangkung berambut spiky itu memang sangat menyebalkan. Seragamnya tidak pernah dimasukkan. Dua kancing teratasnya selalu dibuka hingga menampakkan t-shirt putih berserta kalung berwarna silver di lehernya. "Gue cuma mau ngelindungin lo dari panasnya matahari."
"Sok romantis!" gumam Tafia dalam hati sambil membuang pandangannya dari Def.
"Dih, buang muka." Def memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Tapi bener sih, lo jangan keseringan ngelirik wajah gue yang tampan ini. Ntar jatuh cinta lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
TAFIA'S TEARS
Fiksi RemajaHidup di tengah-tengah keluarga yang tidak menginginkan kehadirannya membuat Tafia merasa serba salah. Apalagi dia harus sekelas dengan saudara tiri yang kerap membully-nya. Sampai pada akhirnya tiga cowok badboy di sekolah menjadikan Tafia sebagai...