Part 25 : Aku Ingin Kamu Tahu Bahwa Aku Ada

11K 1.2K 632
                                    

Kata Def, 500 komentar baru next, 😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kata Def, 500 komentar baru next, 😂

__________

"Kenapa lo nggak pernah memperlakukan Tafia dengan baik?" tegur Raffa dengan tatapan tajam. Matanya tampak berkilat-kilat. "Tujuan lo dapetin Tafia itu buat bikin dia bahagia, bukan malah bikin dia tersiksa!"

Def hanya tersenyum sinis. "Lo nggak perlu ikut campur urusan gue, Raf."

"Gue nggak suka lo memperlakukan Tafia kayak gitu."

"Gue pengen bikin dia jadi cewek pemberani!" Def membentak.

"Bukan kek gitu caranya!" jawab Raffa kesal.

"Gue cuma nglatih Tafia supaya jadi kuat."

"Dengan terus mengekang dia?"

"Dia nggak bisa marah, hanya pasrah ketika disakiti. Gue pengen bikin dia emosi. Satu-satunya cara membuat seseorang menjadi kuat adalah bikin dia mudah emosi."

"Lo itu cuma nyiksa dia!" Raffa menggeram. "Dia itu cewek lembut, dia nggak mungkin menunjukkan kemarahannya di depan orang lain."

"Gue pacarnya, gue yang bisa ngerti perasaannya."

"Lo nggak tahu apa-apa tentang dia!"

"Cukup, Raf! Mulai hari ini lo nggak usah ikut campur urusan gue!"

***

Tafia menenggelamkan kepalanya pada kedua lutut yang ia peluk. Gadis itu menangis terisak-isak di sebelah tumpukan kursi bekas di gudang sekolah.

Tidak ada yang bisa Tafia lakukan, selain menitikan air mata. Padahal ia sudah berjanji pada dirinya sendiri agar tidak menangis, tapi semesta selalu punya cara untuk menenggelamkannya ke dalam kepedihan.

Terdengar derap langkah kaki mendekat. Tampak bayangan seorang lelaki di ambang pintu.

Tafia mendongak, sambil menghapus bulir-bulir bening yang membasahi pipi. "Ga ... Gavin?"

Cowok berwajah datar yang berdiri di ambang pintu itu menghela napas.

"Bagaimana kamu bisa tahu kalau aku ada di sini?"

"Satelit."

Bibir Tafia bergetar. "Planet Venus nggak punya satelit alami."

Gavin mengepalkan tangan sambil menundukkan wajah. "Aku bisa merasakan keberadaanmu, karena kamu tinggal di sini." Cowok itu menunjuk dadanya. "Di hati aku?"

Tafia meneguk ludahnya dengan susah payah.

"Planet Venus selalu mengawasimu dari langit. Dia akan selalu menjadi milikmu."

Tubuh Tafia bergetar. "Kenapa kamu begitu?"

"Karena aku cinta sama kamu."

"Buang cintamu itu jauh-jauh."

TAFIA'S TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang