Follow ig : @nurudin_fereira
250 komentar baru next wkwk
________________"DEF JANGAN NGINTIP ORANG LAGI GANTI BAJU!" pekik salah seorang siswi di toilet perempuan.
Def berlari kabur sambil terkikik setelah mengintip teman-teman perempuan sekelasnya yang sedang mengganti seragam sekolah mereka dengan kaos olahraga. Selly yang tidak terima langsung mengejar Def dengan membawa gagang sapu.
Tafia merapatkan bibir setelah keluar dari toilet. Sebagian kaos olahraganya basah karena disiram dengan sengaja oleh Ririn. Gadis yang rambutnya dikuncir kuda itu ikut memasuki lapangan bersama teman-temannya dengan wajah andalannya, murung.
Untung saja cuaca siang ini begitu panas. Semoga kaos olahraganya cepat kering, karena Tafia sudah sangat risih memakai kaos basah seperti ini.
Biasanya sebelum memulai praktek olahraga, mereka harus membentuk barisan untuk melakukan peregangan. Tafia awalnya berdiri dibarisan nomor dua, tapi karena teman-temannya risih melihat kaos olahraga Tafia yang basah. Akhirnya ia didorong-dorong sampai ke barisan paling belakang.
Hanya ada gadis cupu memakai kaca mata besar di barisan belakang. Dia adalah murid pindahan yang baru masuk kemarin. Namanya Caramel. Senasib dengan dirinya, jadi bahan bully anak-anak satu kelas. Hanya bedanya Caramel lebih beruntung karena bisa sebangku dengan Raffa.
Ceritanya kala itu, Selly yang duduk sendiri tidak mau sebangku dengan Caramel. Tas Caramel di buang ke lantai, lalu Caramel menangis dan menjadi bahan tertawaan anak-anak satu kelas. Raffa yang merasa terganggu dengan kegaduhan di dalam kelas langsung menarik Caramel untuk duduk di bangkunya, dengan begitu anak-anak satu kelas tidak berani lagi mengusik Caramel. Sweet!
Andaikan Raffa melakukan hal serupa kepadanya, mengajaknya menjadi teman sebangku, mungkin Tafia tidak akan menjadi mahkluk anti sosial seperti sekarang. Raffa memang badboy yang sering berbuat rusuh di sekolah, ketua geng Alister yang terkenal berandalan, tapi dia sangat menghormati perempuan. Cowok tampan itu selalu menegur anak-anak yang membully Tafia, walaupun teguran Raffa tidak pernah digubris, tetapi hal itu jelas membuat Tafia kagum dengan cowok berambut jambul tersebut.
"Namamu siapa?" tanya Caramel dengan wajah cengo. Ia memang gadis cupu berpenampilan norak, tapi tidak ragu untuk bersosialisasi dengan orang-orang. Berbeda dengan Tafia yang cenderung pemalu dan susah memulai perbincangan. Membuat gadis cantik itu selalu terkucilkan di sekolah.
"Namaku Tafia," jawabnya lugu.
Caramel memicingkan mata saat menatap kaos olahraga bagian bawah Tafia yang basah. Namun, gadis itu tak mengacuhkannya dengan memutar kepalanya kembali ke depan. "Di kelas kita cowoknya ganteng-ganteng, ya?"
Caramel tampak senyum-senyum sendiri melihat deretan cowok-cowok tampan berdiri sejajar di barisan paling belakang. Siapa lagi kalau bukan Def, Raffa, dan Gavin.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAFIA'S TEARS
Teen FictionHidup di tengah-tengah keluarga yang tidak menginginkan kehadirannya membuat Tafia merasa serba salah. Apalagi dia harus sekelas dengan saudara tiri yang kerap membully-nya. Sampai pada akhirnya tiga cowok badboy di sekolah menjadikan Tafia sebagai...