Satu kata buat Tafia?
****
Def dan Tafia sudah duduk di sebuah cafe di kawasan Pahoman. Dengan konsep Garden & Beach Venue, cafe ini menyediakan taman area depan dan belakang, gazebo, dining bar, sky lounge, dan ruangan indoor.
Mereka berdua memilih duduk di sky lounge, menikmati kerlap-kerlip lampu perkotaan dari atas, serta keindahan view teluk Lampung dari kejauhan.
Tafia sedang sibuk memilih menu makanan yang akan ia pesan. Sementara Def sedang asyik menghisap seputung rokok di tangannya.
Mereka berdua langsung mendongak ketika melihat seseorang datang menyapa mereka. Mulut Tafia menganga lebar melihat Raffa yang terlihat sangat tampan dengan jaket sweater berwarna merah yang menutupi kaos putihnya. Ujung rambut jambul cowok itu yang dipirang merah keclokatan tampak berkilat-kilat tersorot lampu ruangan.
Raffa langsung duduk di sebelah Tafia, berhadapan dengan Def.
Mendadak Tafia senyum-senyum sendiri. "Umm, Raffa, kita couple," lirihnya sambil tertunduk malu.
Sorot mata Raffa melirik ke arah Tafia yang mengenakan kaos putih yang dibalut dengan cardigan warna merah maroon.
Brakk!
Def menjatuhkan telapak tangannya ke meja, tampak tidak suka. Kemudian melotot ke arah Tafia.
Tafia sedikit menggeser tempat duduknya untuk menjaga jarak dari Raffa.
Raffa berdecih. "Dih najis, over protektif!" cibirnya.
"Valid no kecot!" Def menatap Raffa sinis.
"Kecebong anyut!"
"Fobia mantan, norak!" balas Def tidak mau kalah.
"Penyerang es cendol, suka nyiksa cewek!" Raffa tak kalah sengit.
"Lo pikir Rijal penyerang es cendol?"
"Lo sama Rijal kan sebelas dua belas kelakuannya."
"Enggaklah masih aliman gue."
"Tapi Rijal orangnya selow santuy, nggak kayak lo over protektif banget sama ceweknya."
Def mendengkus karena Raffa kembali membahas hal itu. Seorang perempuan baru saja datang dengan napas terengah-engah. "Raffa kok gue ditinggalin sih?"
Raffa hanya memutar bola matanya malas, membuat gadis yang memakai mini dress itu berdecak, kemudian duduk di sebelah Def. Berhadapan dengan Raffa. "Jahat banget sama pacarnya."
Tak lama kemudian muncul lagi seorang cowok berhidung mancung yang rambutnya di belah dua mengenakan kaos hitam dengan celana jeans biru yang robek di bagian lutut.
Jantung Tafia terasa berdebar-debar melihat wajah tampan itu. Namun, senyumannya langsung memudar melihat Gavin ternyata datang bersama seorang perempuan cantik yang rambutnya dikuncir ekor kuda. Pipi gembil gadis itu memunculkan lesungnya saat tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAFIA'S TEARS
Teen FictionHidup di tengah-tengah keluarga yang tidak menginginkan kehadirannya membuat Tafia merasa serba salah. Apalagi dia harus sekelas dengan saudara tiri yang kerap membully-nya. Sampai pada akhirnya tiga cowok badboy di sekolah menjadikan Tafia sebagai...