Udah follow instagram aku belum? Kalau belum jangan lupa follow ya.
Ig : nurudin_fereira
_________
Jantung Gavin langsung berdetak kencang seperti genderang perang ketika gadis manis itu melambai-lambaikan tangan ke arahnya. Senyuman gadis itu mampu membuat Gavin tenggelam ke dalam pesonanya.
Kedua sudut bibir cowok datar itu tertarik sedikit. Ia pamit istirahat lebih awal kepada teman-teman satu timnya yang sedang latihan. "Sorry, ada yang nyariin," ucapnya.
"Ah elah, lagi seru-serunya ini, Vin." Rijal berdecak sebal.
Rifki yang berada di sebelah Rijal langsung mencibir.
"Orang cuek itu emang jarang bucin, tapi kalau udah ketemu yang sefrekuensi bucinnya alay banget."Gavin berlari menghampiri Tafia, dengan keringat yang masih membasahi wajah.
Sementara Tafia tampak melemparkan seulas senyum paling manis yang ia miliki. "Aku cantik nggak?" tanyanya setelah Gavin sampai di hadapannya.
Tafia semakin terlihat cantik dan menggemaskan jika memakai kerudung. Membuat Gavin langsung membeku dengan wajah takjub.
"Vin?" panggil Tafia saat melihat Gavin masih melamun ketika ia tanya. "Kok bengong, sih?"
Gavin langsung terbangun dari lamunan dengan napas terengah-engah. "Eh, sorry."
"Gimana, aku pantes nggak pakai hijab?" tanya Tafia dengan nada manja.
Gavin menelan ludahnya dengan susah payah.
"Vin?"
"Hmm, saat senyuman seindah senja itu terlukis indah di bibirmu, saat itu juga aku sudah tenggelam ke dalam senyumanmu."
Senyum di bibir mungil Tafia langsung memudar. "Kok bisa?"
"Kamu cantik banget, kayak petasan."
"Eh, kok petasan sih?" Tafia melotot.
Gavin menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. "Habis damage-nya nggak ada obat."
Gadis manis itu tertawa. "Apaan sih?"
"Putri Rasulullah yang cantik, yang paling cantik, dan tercantik Saidatul Fatimah pasti tersenyum bangga melihat wanitanya mau menutup aurat."
Tafia tampak salah tingkah, kedua pipinya bersemu merah. "Aku baper."
Gavin menyugar rambutnya sambil tersenyum. Sorot matanya tidak ingin berpaling dari wajah cantik Tafia. "Aku benar-benar terpesona."
"Udah ah, aku jadi malu." Tafia menunduk.
"Hmm, jadi gimana? Mau nggak?" Gavin menagih janji.
"Mau apa?" Tafia menaikkan sebelah alis.
"Jadi teman fisabilillahku yang istiqomah sampai ke Jannah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TAFIA'S TEARS
Novela JuvenilHidup di tengah-tengah keluarga yang tidak menginginkan kehadirannya membuat Tafia merasa serba salah. Apalagi dia harus sekelas dengan saudara tiri yang kerap membully-nya. Sampai pada akhirnya tiga cowok badboy di sekolah menjadikan Tafia sebagai...