69. Mulai Tumbuh
Harum semerbak rasa bangga menyeruak di kala pelukan Freya di tubuh Arion sehabis mereka tampil. Ia berterima kasih banyak karena Arion sudah ingin kembali dan tampil mengiringi Karin di perlombaan. Sebagaimana yang dirasakan oleh anggota lain, Arion telah memberi warna berlebih pada club. Ia memiliki kelebihan yang bisa diandalkan untuk memajukan organisasi tersebut. Sehingga, sia-sia melepas Arion begitu saja tanpa ada usaha mati-matian untuk mengembalikannya kembali. Akhirnya, dengan tulus Arion berkata kepada Freya jika dirinya kembali.
Satu orang yang paling berbangga hati ialah ketua club, yaitu Raka sendiri. Tentu saja ia menaruh harapan besar kepada Freya, Arion, dan Karin. Ia berhasil memperkenalkan nama club kepada orang banyak sehingga menggema nama club mereka di luar sekolah. Hal tersebut merupakan kebanggaan yang besar sebagai organisasi kecil di sekolah. Hatinya berharap event ini sebagai batu loncatan agar mereka dipandang sekolah, tidak sebagai club kecil yang baru saja terbentuk.Mimpinya ialah club Yatta sebanding dengan organisasi olahraga dan seni yang selalu diminati oleh murid di sekolah. Apalagi jika mereka membawa pulang piala juara yang akan dipajang di loby sekolah. Nama mereka terukir sebagai murid yang berprestasi.
Raka memberikan tos kepada Arion di parkiran. Mereka semua berkumpul setelah menikmati seluruh nuansa yang disajikan di event ini. Ada banyak makanan dan permainan yang bisa dirasakan untuk menghibur diri setelah ujian semester.
“Terima kasih Arion udah kembali.” Raka tersenyum, lalu memandang Freya dan Karin yang berdiri bersampingan. “Kalian berdua juga, gue bangga sama kalian semua.”
“Terima kasih juga udah berjuang buat kami, Raka. Sekarang kita udah lengkap, gue harap kita terus bertahan hingga tamat,” balas Freya.
“Jangan sampai tamat, dong. Waktu udah kuliah kita masih bisa ngumpul dan mengenang semua yang terjadi, kan?” sambung Zeta.
“Gue bukan anggota club, tapi gue bangga jika kalian bisa tampil semenawan ini,” ucap Adit di samping Raka. Ia rangkul tangannya tepat di leher pria itu.
“Semangat buat ngejar universitasnya, Bang. Oh iya, OSIS sekarang berkembang pesat semenjak pergantian pengurusan.”
Wajah Adit berubah kecut. “Oh, ya? Lo mau ngebandingin masa kepengurusan gue dengan lo? Hahah ... gue ngelihat kok perkembangan kalian. Event kalian lebih menarik dan bermanfaat daripada masa gue dulu. Good job, tolong dipertahankan ....”
“Sekarang ... kita bisa pulang. Nanti malam sekitar jam delapan kita ke sini lagi buat pengumuman pemenang. Event malam makin meriah, jangan ketinggalan.”
Tangan Arion menepuk pundak Raka tanpa berbicara. Ia bergerak lebih dulu meninggalkan perkumpulan. Raka pun tidak mempermasalahkan tersebut, sudah karakter Arion yang begitu tanpa berbunyi dan basa-basi. Tatkala ia mulai melangkah, Freya menahan ujung kaosnya.
“Gue pulang sama lo ....”
“Lo sama Adit aja. Dia pakai mobil dan lo bakalan dilihat orang kalau pulang sama gue dengan kostum ini,” balas Arion datar.
“Wow, Freya minta pulang sama Arion?” tanya Zeta curiga.
Arion mengedarkan pandangan yang lain. Ia tautkan tangannya pada lengan Freya, sehingga wanita itu menempel padanya. “Iya, karena dia adalah pacar gue.”
Semuanya tak sanggup berkata-kata dan diam tanpa ekspresi, hanya Adit yang memegang dahi ketika menyadari ketidakbasa-basian Arion. Bagi Adit, anak itu selalu lurus-lurus saja seperti itu.
“Bagaimana bisa?” tanya Raka.
“Apa itu penting bagi lo?” Arion menaikkan sebelah alisnya. Satu elusan lembut ke rambut Freya, ia pun pergi. “Gue pergi dulu, Freya. Adit bakalan ngantarin lo sampai di depan rumah.”
Sunyinya langkah pria itu pergi meninggalkan Freya. Ia hanya menitipkan rasa pernasaran bagi yang lain, sehingga Freya dicecar dengan berbagai pertanyaan. Tidak bisa lagi menurupi hal tersebut, Arion sudah membuka rahasia itu sendiri tanpa ada beban sedikit pun. Usaha mereka untuk menutupi terbongkar sudah. Tidak ada yang harus ditutupi lagi, terutama kepada Arion dan Raka.
Tentu saja yang paling ribut ialah Raka. Ia bertanya berkali-kali mengenai hubungan antara Freya dan Arion. Bagaimana ia tidak langsung percaya ketika Freya mengatakan hal yang sebenarnya, padahal ia tahu jika mustahil sekali bagi Freya dan Arion untuk berdeketan. Freya merupakan wanita yang pendiam, apalagi dengan Arion yang dingin itu. Namun, akhirnya Raka memberikan selamat atas hubungannya tersebut.
“Semoga langgeng, lo cewek yang beruntung ngedapetin hati Arion ...,” ucap Raka di samping mobil Adit.Freya ada di dalamnya, sementara yang lain sudah pergi lebih dulu.
“Iya, semoga lo juga ngedetin orang yang sama pengertiannya seperti Arion ...”
Tampak sekali wajah Raka berubah seketika. Tidak lama kemudian, ia tersenyum pelan sembari menutup pintu mobil bagian sisi Freya. “Hati-hati di jalan ... jangan lupa nanti malam kembali ke sini. Kalau lo butuh tumpangan, gue bakalan jemput lagi.”
Adit melihat ke belakang. “Dia bakalan gue jemput ... rumahnya dekat dengan gue.”
“Oh, iya?” Raka mengangguk. “Oke, deh. Sampai jumpa nanti.”
Ya ... begitulah seluruh orang menjadi tahu mengenai hubungan spesial mereka ini. Harusnya, Freya tidak lagi canggung untuk menunjukkan kedekatan mereka di hadapan orang banyak. Buktinya, Arion mengizinkan dirinya untuk dibelai ketika berada di tengah-tengah mereka. Wanita mana yang tidak akan merasa spesial diperlakukan lembut seperti itu.Freya sebenarnya merasa melambung tinggi ke langit karena saking senangnya, mengingat rasa yang mulai tumbuh menatap pria itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Anantara Rasa
Teen FictionFreya Naomi jatuh cinta kepada Raka Azura sang Wakil Ketua OSIS yang pernah menyelamatkannya ketika Masa Orientasi Sekolah. Cinta itu berlanjut hingga kesukaannya terhadap budaya Jepang membawa Freya mengikuti sebuah club Jepang bernama Club Yatta...