Pagi sekali Nisa terbangun dari tidurnya, ia cepat-cepat mencuci muka dan menggosok giginya. Setelah itu ia mulai melangkahkan kakinya menuju dapur, mencari bahan makanan di dalam kulkas dan menemukan sayuran serta daging ayam.
Oh ya, perlu diketahui kalau mereka pisah kamar, Nisa di lantai satu lebih tepatnya di kamar tamu, sedangkan Cakra di kamar utama di lantai dua.
Meskipun dengan keadaan tubuh yang masih sakit akibat terjatuh dari tangga tak membuat Nisa melupakan kewajiban di hari pertamanya sebagai istri untuk menyiapkan sarapan Cakra.
"Bagiamana dengan sup ayam? Apa dia akan menyukainya?"gumam Nisa.
Nisa langsung mencuci sayur dan daging ayam itu setelahnya ia memotongnya, kemudian menyiapkan semua bumbu yang diperlukan.
Ia sangat cekatan untuk urusan dapur, Nisa selalu memasak di rumahnya meskipun berakhir dengan dibuangnya hasil masakan Nisa oleh sang ayah.
Tiga puluh menit kemudian sup ayam buatannya sudah matang, wanginya begitu menggugah selera. Nisa langsung menata masakan nya di meja makan dengan rapi.
"Ngapain lo?"
"Oh astaga!" Nisa memegangi dadanya karena terkejut dengan kedatangan Cakra secara tiba-tiba, ia tampak sudah rapi sekali pagi ini. "A--ku habis masak kak..."
Cakra melirik sekilas Nisa, kemudian ia mendudukkan dirinya di salah satu kursi di sana.
"Biar Nisa yang---"
Plak!
Cakra memukul tangan Nisa yang hampir saja mengambil piringnya."Gak perlu! Gue gak mau piring ini terkena kuman dari tangan lo!" Cakra mulai menyendokkan sesuap nasi, mengunyahnya perlahan, mencoba sup buatan Nisa.
Enak juga masakan buatannya
"Lo gak masukin racun di sini kan?" Cakra menyipitkan matanya memandang curiga Nisa.
"Ha? Gak kak! Mana mungkin Nisa lakuin itu."
Bagimana mungkin aku meracuninya , aku gak mau jadi janda muda nanti!
"Awas aja kalau lo berani macam-macam sama gue, gue gak akan segan lempar lo ke dalam jurang!"
Cakra bangkit dari duduknya setelah menyelesaikan makanannya, tak lupa ia juga mengelap mulutnya dengan tissue yang telah disediakan oleh Nisa.
"Gue mau kuliah, lo jangan pernah sesekali berani keluar dari rumah ini, awas saja kalau lo gak nurut sama gue!"
Nisa mengangguk paham atas perintah Cakra.
"Bytheway, masakan lo gak enak! Bikin gue mual!!"
Cakra langsung pergi meninggalkan Nisa begitu saja dengan menenteng tas di punggungnya.
Mendengarkan ucapan yang terlontar dari mulut Cakra membuat Nisa melirik piring bekas Cakra.
"Haha, dasar aneh! Bilang gak enak tapi habis."
Nisa dibuat terkekeh akibat ulah Cakra yang mengatakan masakannya tidak enak padahal sedari tadi Nisa tak hentinya memandang Cakra yang memakan sup ayam buatannya dengan lahap seperti orang kelaparan.
Huft... setidaknya dia menghargai masakan ku, gak seperti ayah yang selalu membuangnya.
Terimakasih kak...
****
Sebagian kalimat sudah di hapus/di ubah 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
D E O R A
RomanceTIDAK PLAGIAT DAN JANGAN PLAGIAT!! Deora, berasal dari bahasa Irlandia yang berati Air Mata. Sebuah perjodohan yang menguras begitu banyak Air Mata bagi Khanisa Aquilla. Apakah pernikahan karena perjodohan ini akan berhasil?? - Khanisa Aquilla (Nisa...