Satu jam lebih lamanya Nisa menghabiskan waktu di Supermarket. Ia segera menuju kasir untuk membayar semua belanjaannya menggunakan kartu kredit milik Cakra.
Lima belas menit kemudian ojek telah sampai mengantarkan Nisa di rumah mewah milik Cakra, ia turun dari motor itu dan membayar nya.
Clek!
"LO MAU BUNUH GUE, HA!??"bentak Cakra
Nisa yang baru saja membuka pintu, sontak langsung terkejut ketika Cakra tiba-tiba saja membentaknya."Ma-af kak.."
Cakra menarik lengan Nisa dan menyeretnya hingga ke dapur. "Gue laper bego nungguin lo dari tadi!" Cakra menonyor kepala Nisa dengan telunjuknya.
"Cepat masak buat gue!"
Cakra pergi meninggalkan Nisa dengan perasaan kesalnya, ia mendudukkan dirinya di meja makan sembari memainkan ponselnya.
Kenapa dia selalu marah-marah?
Nisa menggelengkan kepalanya, ia kemudian langsung mengeluarkan daging dan sayuran dari keranjang belanjaanya.
Setengah jam kemudian sayur asam daging buatannya jadi, Nisa menuangkannya di mangkuk besar dan menaruhnya di meja makan.
"Ck. Lama banget, sih, lo!"ketus Cakra
"Ma-af.."
"Gak guna maaf lo! Mana nasi gue!"
"I-iya sebentar.."
"Lelet banget jadi orang."gumam Cakra.
Nisa mulai mengambil nasi dan menaruhnya di piring. Setelah itu ia segera memberikannya pada Cakra, ia kemudian menuangkan sayur buatannya di mangkuk kecil karena ia sudah hafal jika Cakra tidak suka ketika nasi di piringnya langsung dicampur dengan kuah sayur.
"Duduk sini lo!" Cakra menunjuk kursi disampingnya.
Nisa mengangguk ia memberikan diri untuk duduk di samping Cakra.
"Makan yang banyak, lihat tubuh lo kurus banget kayak orang kekurangan gizi!"
Cakra selalu saja makan masakan Nisa dengan lahap, sup ayam buatan Nisa pertama kali sukses membuat Cakra candu akan masakan dari tangannya.
Cakra melirik Nisa, ia mengulurkan tangannya untuk menyampingkan rambut Nisa dan ia tersenyum bangga melihat jejak kemerahan yang diciptakannya tadi.
Melihat itu, Nisa tanpa sadar menepis dengan kasar tangan Cakra hingga membuat Cakra kesal.
"Berani ya lo kasar sama gue, hah?!!"
"Ma-- aw, sa-kit kak!"
Nisa mengaduh kesakitan ketika tangan Cakra tiba-tiba saja menarik rambutnya.
"Lo gak suka gue pegang-pegang hah?! Sok suci banget lo jadi orang!"
"Ni-sa gak senga-ja kak tadi.."
Jdak!
Cakra membenturkan kepala Nisa ke meja makan, ia merasa jika Nisa menolak ketika disentuh olehnya.
"Gak usah sok suci lo! Gue suami lo, jadi gue berhak atas diri lo! Gue berhak megang apapun yang ada di diri lo tanpa adanya penolakan!! Dengar itu!!"
Brak!
Cakra bangkit dan menendang kursi nya, ia pergi meninggalkan Nisa begitu saja.
Air mata Nisa mengalir, pasalnya sudah beberapa hari ini Cakra tidak pernah main tangan lagi dengannya, meskipun masih sering mengucapkan kata kasar untuk Nisa.
****
Sebagian kalimat sudah dihapus/diubah.

KAMU SEDANG MEMBACA
D E O R A
RomansaTIDAK PLAGIAT DAN JANGAN PLAGIAT!! Deora, berasal dari bahasa Irlandia yang berati Air Mata. Sebuah perjodohan yang menguras begitu banyak Air Mata bagi Khanisa Aquilla. Apakah pernikahan karena perjodohan ini akan berhasil?? - Khanisa Aquilla (Nisa...