48. Gagal Mengakhiri

84.8K 5.9K 2.1K
                                    

Pyar!

"Gue udah ngasih waktu lo, dan sampe sekarang apa? Lo mau main-main sama gue ha?!!"

"Ti-tidak! Beri gue waktu lagi, hiks!"

"Hahaha! Satu hari! Gue ngasih waktu lo satu hari!"

"Ta--tapi, gue mohon beri waktu gue beberapa hari lagi Der, gue mohon, hiks.."

Eli berlutut di hadapan Derry sembari mengatupkan kedua telapak tangannya, memohon kepada Derry untuk memberikannya waktu lagi untuk memikirkan bagaimana cara melepaskan Cakra sesuai perintahnya.

"Gila ya lo! Gue udah ngasih lo waktu selama ini, dan lo minta waktu lagi hah?!!"

"Gue mohon hiks,, ini terakhir kalinya gue minta waktu sama lo, hiks.. gue mohon..."

Derry mengepalkan tangannya, ia menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Eli, diusapnya rambut itu."Tiga hari!"

Derry langsung pergi meninggalkan Eli, setelah melihat kepergian Derry ia menghapus Airmata nya dengan kasar, ia menunduk menatap perut nya dengan tajam.

Sialan! kehadiran lo sama bapak lo bikin gue menderita, gue gakmau lo ada disini, sebelum lo mati lo harus bantu gue dapetin Cakra. Ingat kita hanya memiliki waktu tiga hari untuk melakukan itu.

Eli bangkit, ia langsung meraih ponselnya untuk mencoba menghubungi Cakra, sudah lama Cakra sulit sekali dihubungi.

"Ahhhh!! Kemana lo Cakra!!!"teriak Eli

Gue gak peduli, Cakra lebih pantas sama gue dari pada lelaki sialan itu!

🌹🌹🌹

Nisa terbangun dari tidurnya karena terusik dengan suara dering ponsel Cakra berkali-kali, ia menoleh kesamping melihat Cakra yang masih setia memejamkan matanya, sekilas ia mengingat kejadian malam itu kejadian dimana ia memberikan hak Cakra sebagai suami.

"Kenapa senyum-senyum, hem?"

Nisa terjingit kaget dengan suara Cakra yang membuyarkan lamunannya.

"Eh, kakak mau ngapain?"

Tak kalah terkejutnya juga ketika Cakra tiba-tiba merubah posisinya berada di atas Nisa.

Cup!

"Morning kiss!"

Cakra mengecup sekilas bibir Nisa, ia bangkit dari kasur dan langsung menggunakan celananya, bahkan sekarang ia tak segan-segan untuk menggunakan itu didepan Nisa.

Dret...dret...dret...

"Kak, angkat dulu telfonnya siapa tau penting.."

Cakra mengangguk, ia langsung memgambil ponselnya dan pergi dari hadapan Nisa menuju balkon kamar karena ia tahu siapa yang selalu menelponnya.

Sedangkan Nisa ia bersusah-payah untuk menuju kamar mandi, ia merasa seluruh badan nya remuk akibat ulah Cakra semalam yang tak henti-hentinya melakukan itu pada Nisa.

Setelah ia melihat Nisa memasuki kamar mandi ia langsung mengangkat telfon itu.

"Ada apa sepagi ini udah nelpon gue?"

"Lo kemana aja Cak hampir sebulan lebih ini? Lo tau kan gue selalu nunggu lo disini, kenapa lo sulit sekali dihubungi?! Lo gak inget kalau lo punya gue? Hiks...hiks.."

Cakra mengembuskan nafasnya dengan kasar.

"Jangan nangis, gue kesana nanti. Ada yang perlu gue omongin sama lo."

D E O R A  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang