56. Berusaha Lagi

61.2K 4.9K 665
                                    

"Udah siap lo?"tanya Haris

Cakra menganggukkan kepalanya, hari ini sesuai perintah Haris ia akan kembali mengejar Nisa, mengejar istri nya, mengejar cintanya agar kembali padanya.

"Lo mau mampir dulu gak? Beliin Nisa apa kek.. lo tau gak Nisa sukanya apa? Lo tau Nisa suka apaan biar kita beli sekarang?"

Cakra terdiam, ia mengusap tengkuknya dan kembali menatap Haris dengan ragu.

"G--gue gaktau Nisa sukanya apa.. tapi seinget gue dia suka sama hal-hal yang berwarna pink.."

Haris berdecak sebal, bagaimana bisa suami macam Cakra tak mengetahui hal sepele seperti itu apalagi menyangkut istrinya.

"Bego jadi suami! La terus lo mau kerumah Nisa dengan tangan kosong? Malu-maluin sanak saudara gue emang lo."

"La terus gue harus gimana Har? Gue emang gaktau.."

Ciitt!

Haris menghentikan mobilnya tepat didepan toko bunga, ia mengingat jika kebanyakan wanita suka sekali diberi bunga oleh kekasih nya.

"Turun! Beli bunga buat Nisa, biasanya cewe suka bunga mawar.. punya uang kan lo? Yakali masa seorang Cakra Zeruon anak dari seorang pengusaha besar gak punya uang sama sekali."ejek Haris

Cakra diam, ia sempat melirik sebal Haris dan langsung keluar dari mobilnya.

Tahan Cakra tahan... Demi Nisa gapapa lah Haris hina gue terus-terusan!

Cakra memasuki toko bunga itu, dan langsung menemui sang penjual.

"Tolong bungkusin bunga mawar yang bagus, jangan sampai ada yang lecet."

Tak lama kemudian penjual itu langsung memberikan buket mawar sesuai perintah Cakra dan Cakra segera membayarnya lalu kembali masuk kedalam mobil Haris.

"Uda---, Lah kok merah sih Cak? Kata lo Nisa suka warna pink? Kan mawar ada juga yang warnanya pink Cakraaaaa...."

"Gue gaktau, setau gue mawar warnanya merah semua Har, lo kenapa sih marah-marah mulu sama gue? Gue dari tadi udah nurutin semua perintah lo ini!"

"Ck! Sebel gue sama lo, niat perjuangin Nisa gak sih?"

"Niat Har, lo pikir gue main-main?"

Haris diam, ia sudah malas sekali rasanya berbicara dengan Cakra. Ia langsung melajukan mobilnya untuk segera menuju rumah Nisa.

Duapuluh menit kemudian mereka sampai, Haris hanya akan mengantarkan Cakra tanpa ikut masuk kedalam rumah itu, Haris akan membiarkan Cakra untuk berusaha sendiri.

"Inget! Kendaliin emosi lo, ngomong yang baik-baik sama Nisa dan jangan pernah nyerah, tunjukkin kalau lo serius pengen mengulang semuanya dari awal. Ngerti?!"

Cakra mengangguk paham, setelah itu ia langsung keluar dari mobil Haris.

Sejenak ia menghembuskan nafasnya dengan kasar, mengumpulkan segala keberaniannya untuk menghadapi Nisa.

Tok..tok...tok..

Clek!

"A-ayah... "

Cakra menjabat tangan Johan dan mencium punggung tangan itu untuk pertama kalinya.

"Em, yah.. Cakra akan berusaha untuk mendapatkan Nisa lagi,, Cakra mohon dukungan ayah ya.. Cakra akan berusaha sebaik mungkin yah.."

Johan mengangguk, ia takakan mempersulit Cakra untuk mendekati Nisa lagi.

"Nisa dikamarnya nak, kesana lah. Tapi ingat jaga emosi kamu!"

D E O R A  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang