"Apa itu benar ma? Kak Cakra melakukan itu?"
"Iya sayang, mama ingin sekali menyembunyikan mu dalam waktu lama biar kapok itu anak, tapi ya gitu mama gak tega lihat Cakra seperti itu."
Nisa menganggukkan kepalanya mendengar cerita mama Nisa mengenai Cakra yang datang ke rumahnya.
Sekarang ini mereka sedang berada di perjalanan kerumah Cakra setelah menjemput Nisa dari kampusnya. Nisa begitu bahagia ternyata Cakra akan benar-benar mencarinya ketika ia tak berada dirumah.
"Lihat itu Nisa, dia bahkan menunggumu di teras rumah! Mama rasa seharian ia Cakra tidak mengurus dirinya.."
Nisa hanya mengangguk, ia juga menoleh kearah Cakra yang seperti nya sedang tertidur di kursi besi depan terasnya itu.
Sebagai istri, Nisa merasa bersalah karena tidak mengurus Cakra seharian ini. Kemudian ia langsung turun dari mobil dan melangkahkan kakinya menghampiri Cakra.
Ia mensejajarkan dirinya dengan Cakra dan mengguncang pelan bahunya.
"Kak..."
Sekali lagi, Nisa mengguncang bahu itu.
"Kak...bangun.."
Seketika kelopak mata Cakra terbuka, ia langsung disuguhi oleh pemandangan wajah Nisa.
Grep!
Cakra langsung membawa Nisa kedalam pelukannya.
"Kenapa lo berani keluar dari rumah ini? Lo gak dengerin perintah gue hem? Lo mau gue hukum? Lo mau gue pukul lagi? Lo mau gue buat nangis lagi?"
Diuraikan pelukan itu, Cakra menatap kedua bola mata Nisa.
"Gue gak suka lo gak nurut sama gue, gue ini suami lo Nisa... Lo harus hargain gue, jangan bantah omongan gue terus! Apa susahnya sih gak usah bikin kesalahan sama gue?!"
Nisa menunduk memperhatikan jemarinya yang saling meremas, ia sadar yang ia lakukan akan membuat Cakra marah.
"Ma-maaf kak..."
"Gue cuma ninggal lo sebentar doang buat kuliah, kenapa pas gue pulang lo malah gakada?! Gue gak mau ya lo ngulangin kesalahan itu lagi..."
"Sebentar apanya? Mana ada orang kuliah sampai malam belum pulang juga? Kuliah dirumah siapa kamu?"sela Siska yang sedari tadi memperhatikan interaksi anaknya.
Melihat adanya Siska didekat nya membuat Cakra begitu waspada, ia bangkit dan menyembunyikan Nisa dibalik punggungnya dengan tangan yang begitu erat menggenggam tangan Nisa.
"Cakra gak suka ya kalau mama bawa Nisa keluar dari rumah ini tanpa seizin Cakra!"
"Terserah mama lah! Kamu ingat kan mama pernah bilang apa sama kamu? Sekali lagi kamu berani gak pulang kerumah, mama akan benar-benar bawa Nisa pergi dan gak akan pernah biarkan kamu ketemu Nisa!"
Deg!
Gak akan! Gue gak akan biarin itu terjadi, Nisa harus sama gue terus!
Cakra menggeleng. "Cakra gak akan biarin mama melakukan itu! Ayo Nisa.."
Cakra menarik tangan Nisa untuk masuk kedalam rumahnya kemudian ia menutup pintu dengan keras sembari mengunci pintunya.
Sialan anak itu!
"Kak, mama di luar.."
Nisa merasa tak enak hati melihat Cakra yang menutup pintu dengan kencang dan tak memperbolehkan mama Siska untuk masuk kerumahnya.
"Ck! Biarkan saja, dengerin gue Nisa.. kalau lo berani keluar lagi dari rumah ini maka gue gak akan pernah ngasih izin lo untuk ketemu mama! Ngerti gak?!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
D E O R A
RomansaTIDAK PLAGIAT DAN JANGAN PLAGIAT!! Deora, berasal dari bahasa Irlandia yang berati Air Mata. Sebuah perjodohan yang menguras begitu banyak Air Mata bagi Khanisa Aquilla. Apakah pernikahan karena perjodohan ini akan berhasil?? - Khanisa Aquilla (Nisa...