66. Yang terjadi dengan Keduanya.

66.5K 5.5K 1K
                                    

Pyar!

Kepala Nisa berdenyut nyeri, ia kehilangan keseimbangannya sehingga gelas yang berada ditangannya terjatuh dilantai.

"Nisa kenapa kamu?!"

Nisa menggelengkan kepalanya, ia tersenyum untuk menunjukkan pada Johan jika ia baik-baik saja."Gakpapa yah, maaf ya yah Nisa gak sengaja pecahin gelasnya."

"Kamu sakit? Gak usah kerja dulu deh Nis nanti ayah bilangin sama abah Dayat ya.."

"Jangan yah, Nisa bisa kok..."

"Tap-----"

Brak!

Nisa kehilangan kesadarannya, semalaman ini ia sudah merasakan hal yang aneh pada dirinya, malam itu pula tiba-tiba saja ia kembali mengingat Cakra, mantan suaminya entah mengapa Ia sangat merindukan lelaki itu, ingin sekali rasanya memeluk Cakra bahkan malam itu pula Nisa menitikan Airmatanya ketika melihat cincin yang melingkar di jari manisnya.

Johan sangat panik, ia segera mengangkat tubuh Nisa berteriak meminta pertolongan pada warga sekitar.

Di Klinik.

"Gimana dok anak saya?"

Johan segera bertanya pada sang dokter setelah melakukan pemeriksaan pada Nisa. Dokter itu tampak mengulas senyumnya kepada Johan.

"Nisa baik-baik saja pak Johan.. anak bapak sedang hamil muda.."

Deg!

"Ha--hamil?"

Johan terkejut, ternyata benar dugaannya jika Nisa tengah mengandung anak Cakra. Secepat itu? Bagaimana Johan menjelaskannya pada Nisa nanti setelah Nisa sadar?

"Hanya saja janinnya sangat lemah pak untuk saat ini, seperti nya anak bapak sedang banyak pikiran? Apapun itu nanti saya akan beri berapa Vitamin supaya Janinnya kuat pak.."

Johan mengangguk lemah, ia membiarkan dokter itu keluar dari ruang perawatan Nisa.

"A-apa itu benar? Ni--nisa hamil??"

Nisa mendengarnya, ia mendengar pembicaraan sang ayah dengan dokter itu, ia sama terkejutnya dengan Johan. Nisa tak menyangka jika ia akan hamil secepat ini, apa yang harus Nisa lakukan? Mempertahankan nya atau.... Tidak! Nisa bukan wanita seperti itu.

"Hiks! Kenapa yah? Kenapa dia hadir disini? Hiks..hiks... Nisa gak nyangka yah, harusnya waktu itu Nisa gak nglakuin hubungan itu sama kak Cakra, ha----. Hiks..hiks...."

Nisa tak dapat melanjutkan ucapannya, hatinya kembali sakit, apa yang sebenarnya direncanakan oleh sang pencipta untuknya? Takdir apa lagi ini? Seolah ia tak bisa benar-benar meninggalkan Cakra, seolah selalu saja adanya pengikat diantara mereka.

"Kita harus memberitahu keluarga Cakra nak.. Cakra harus tau kamu sedang mengandung anaknya sekarang.. "

"Gak!" Nisa menggelengkan kepalanya sebelum kembali melanjutkan ucapannya. "Untuk apa yah? Kita telah resmi bercerai... Gak mungkin Nisa harus membebani kak Cakra lagi hiks!"

"Tapi didalam rahimmu hadir anak Cakra nak..."

"Gak yah gak!! Nisa gakmau kembali sama kak Cakra, Nisa gakmau yah... Tolong jangan beritahu mereka hiks... Nisa akan membesarkannya sendiri, Nisa sanggup yah hiks....."

Johan mendesah pasrah, berat sebenarnya untuk menuruti permintaan Nisa tapi mau tak mau akhirnya ia harus menyetujui permintaan Nisa untuk menyembunyikan kehamilannya. Sungguh luar biasa rencana sang pencipta, apakah hadirnya janin di rahim Nisa sebagai tanda jika mereka berdua memang ditakdirkan untuk bersama?

D E O R A  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang