77. Ndak boleh Belpicah!

84K 6.2K 1.7K
                                    

"Ayah pakek cepatu mau kemana?"

Nila datang menghampiri Cakra di teras rumahnya, Cakra kira Nila sudah tertidur ternyata tidak. Anak itu tampak menghampiri Cakra sembari memeluk boneka miliknya.

"Nila kok belum tidur? Udah malem sayang, masuk gih tidur sana sama ibu..."

Nila menggelengkan kepalanya, boneka yang dipeluknya dibuang begitu saja ketika ia beralih memeluk leher sang ayah yang sedang berlutut memakai sepatu.

"Ayah mau kemana?"

"A--ayah mau pulang nak.."

Nila langsung mendongak, ia mengerutkan dahinya mendengar kata 'pulang' dari mulut sang ayah. Pulang kemana? Bukankah ini rumah ayahnya juga?

"Pulang kemana? Ini kan lumah ayah.. lumah kita!"

Cakra menghembuskan nafasnya, ia mengusap rambut sang anak dengan pelan.. dalam kepalanya ia memikirkan rangkaian kata bagaimana cara Nila mengerti jika ini bukan rumah Cakra, Cakra tak bisa menginap di rumah itu.

"Cakra udah? Ayo nak.."

Siska dan Jeffry beserta Nisa dan Johan menghampiri ayah dan anak itu diteras, sudah waktunya keluarga Cakra kembali kerumah dan sudah waktunya pula Nila untuk tidur.

"Nila, ayo nak ini udah malam waktunya Nila tidur.."bujuk Nisa.

"Ayo yah.. lepas cepatu'na.."

Cakra menggeleng lemah, ia mencoba untuk melepaskan tangan Nila yang melingkar di lehernya.

"Besok ayah kesini lagi nak----"

"Ndak!! Bu... Ayah mau pulang kemana cih? Ini lumah ayah juga kan bu? Ayah tadi janji cama Nila kalau mau tidul beltiga!"

Mata Nila mulai berkaca-kaca dan hal itu sukses mengiris hati Cakra.

"Opa sama Oma udah nungguin ayah, ayah janji besok pagi----Eh!"

Semua terkejut dengan apa yang dilakukan Nila pasalnya Nila dengan kasar mendorong tubuh Cakra yang sedang berlutut dan melepaskan sebelah sepatu Cakra dengan paksa lalu menyembunyikan sepatu itu di balik tubuh mungilnya.

"Nila gak sopan kayak gitu nak! Ibu gak pernah ngajarin kamu untuk kasar sama orang apalagi itu ayah Nila!"

"Nila gak boleh lo nak, kakek gak suka lihat Nila kayak gitu.."sela Johan.

"Hiks! Bialin! Ayah ndak boleh pelgi! Bialin opa sama oma yang pulang!"

"Nilaa.. dengerin ayah, ayah janji besok pagi kesini nanti kita pergi beli kucing ya?"

"Ndak! Kalau ayah mau pelgi cekalang yaudah ndak ucah ketemu ila lagi! Ayah bohong, tadi bilang mau tidul baleng tapi malah mau pelgi..hiks!"

Nila membuang sepatu Cakra tepat dihadapan Cakra untung saja sepatu itu tak mengenai kepala sang ayah.

"Nila... Ibu marah ya kalau kamu kayak gitu sama Ayah Cakra...."

"Nisa.. gakpapa.."Cakra kembali mengalihkan matanya menatap Nila yang sedang marah padanya."Jangan nangis lagi, ayo tidur sama ayah sekarang ya.."

Deg!

Nisa langsung menoleh, terkejut dengan keputusan Cakra yang akan menemani Nila tidur malam ini.

Tidur bersama gimana maksud mereka? Apa saja yang di bicarakan dengan mereka berdua tadi?

"Papa sama Mama pulang dulu aja nanti Cakra nyusul ya..."ucap Cakra pada kedua orangtuanya.

"Nyucul kemana?"sela Nila.

"Ng--nggak kok, ayo katanya mau tidur sama ayah?"

Nila mengangguk antusias dan langsung mengusap Airmatanya."Ayo bu tidul..ayo..."

D E O R A  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang