71. Keinginan Nila

71.5K 5.8K 1.5K
                                    

Semua sudah menjadi kenangan, banyak cerita yang sudah terlewati. Waktu menjadi saksi bagaimana perjalanan kisah mereka, sedih..senang..kecewa.. semua sudah mereka rasakan.

Waktu begitu cepat sekali berlalu, empat tahun sudah lamanya setelah kisah itu terjadi. Setelah Nisa meninggalkan Cakra dan Derry yang kehilangan ibu dari anaknya karena kesalahan yang mereka perbuat sendiri.

Penyesalan pun juga sudah takada artinya lagi.

Empat tahun lamanya Cakra berada dirumah sakit jiwa, empat tahun lamanya juga Nisa pergi meninggalkan Cakra.

Cakra, sudah mulai menunjukkan adanya perkembangan dalam dirinya. Tak lagi berteriak, tak lagi mengamuk. Ia sudah mulai bisa diajak bicara, sudah bisa memberikan respon pada lawan bicaranya.

Cakra akan tersenyum setelah mendengar cerita tentang Nisa, ia akan mengucapkan kata Nisa jika ia ingin mendengar tentang wanita itu. Hanya saja ia akan bersedih jika Siska tak ada disampingnya karena ia tak bisa mendengar cerita Nisa dari Siska.

Clek!

"Pagi sayang... Mama bawain bubur ayam buat kamu!"

Cakra yang tadinya murung kini tersenyum lebar melihat kedatangan Siska yang sudah ia tunggu-tunggu dari tadi, bukan karena bubur ayamnya melainkan karena ia ingin Siska bercerita tentang Nisa.

Siska meletakkan bubur itu di nakas samping kasur Cakra, ia menyibukkan dirinya memindahkan bubur itu di mangkuk yang sudah ia sediakan.

"Nisa?"

Siska tersenyum, ia sudah tau kode yang dimaksud oleh Cakra. "Mau dengerin cerita Nisa lagi?"

Cakra mengangguk antusias.

"Tapi makan dulu, makan bubur ini abis itu minum obat baru mama ceritain, oke?"

Cakra mengangguk, menuruti perintah Siska. Siska senang melihatnya, melihat perubahan Cakra. dr.juli pun juga menyarankan untuk terus menceritakan tentang Nisa pada Cakra karena hal itu membuat Cakra kembali bersemangat dan ini bisa memancing pemulihan Cakra karena Hidup Nisa adalah Hidup Cakra.

Siska mulai menyendokan bubur itu kedalam mulut Cakra, karena terlalu bersemangat akhirnya bubur itu habis dengan waktu yang singkat, Cakra sangat lahap memakannya.

Setelah memberikanya obat, Siska memenuhi janjinya, ia kembali menceritakan tentang Nisa, semua hal baik-baik tentang Nisa. Cakra mendengarkan nya dengan Cermat, iya mengangguk paham setiap kali mendengar cerita itu.

"Nisa anak baik?"

Siska mengangguk.

"Iya, dia baik.. sangat baik, mama suka sama Nisa karena kebaikannya nak. Cakra juga suka Nisa?"

"Iya suka."

Siska kembali lagi menceritakannya, ia sangat senang melihat Cakra sebahagia itu. Sudah jarang sekali ia menangis, meskipun belum sepenuhnya sembuh tapi setidaknya ia sudah menunjukkan perubahannya.

"Terima kasih"

Itulah kata yang akan terdengar setelah Siska bercerita, Cakra akan mengucapkan terimakasih ketika keinginannya telah terpenuhi.

Cakra memejamkan matanya, ia sangat mengantuk mungkin karena efek samping obat yang diberikan padanya.

Siska terus mengusap rambut Cakra, sedikit Airmatanya menetes ketika memperhatikan Cakra yang mulai larut dalam tidurnya.

Empat tahun sudah nak kamu ada disini, cepatlah sembuh.. mama sedih seharusnya anak seusiamu sudah mulai menata hidupnya, memiliki pekerjaan seperti Haris, mulai menyicil masa depan tapi kamu masih saja terperangkap dirumah sakit ini...

D E O R A  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang