43. Mencari Nisa

77.4K 6.7K 504
                                    

Pelan-pelan Cakra melepaskan pelukannya setelah ia merasa nafas Eli sudah teratur. Ia dengan sengaja memelankan langkahnya agar tak terdengar oleh Eli, seharian ini ia dibuat kewalahan dengan tingkah aneh kekasih nya itu.

Cakra mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, jalanan tampak mulai sepi oleh pengguna jalan karena jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam, ia tak bisa menuruti perintah Eli untuk menginap karena pikirannya selalu tertuju pada Nisa.

Tanpa Cakra sadari, Eli belum benar-benar tertidur sehingga ia tahu mengenai kepergian Cakra.

Apa yang membuat Cakra seperti itu? Apa ada yang dia sembunyikan dari gue?

Sesampainya dirumah Cakra langsung mengeluarkan kunci cadangan untuk membuka pintu rumah, ia berlari menaiki tangga satu persatu.

Deg!

Ia tak menangkap keberadaan Nisa di kamarnya, di periksa nya kamar mandi yang ternyata juga tak ada keberadaan Nisa.

Kemana Nisa? Apa di kamar tamu?

Cakra segera melangkahkan kakinya menuju kamar tamu, ia yakin jika Nisa berada disana.

Clek!

"Ni---"

Deg!

Lagi-lagi Cakra tak menemukan keberadaan Nisa disana, ia kalang kabut, mencari Nisa di setiap sudut rumahnya.

"Nisa, dimana lo?"

"Nisa?"

"NISA?!!!"

"NISA! GUE MANGGIL LO!!"

"NISA!!"

Jangan menyesal jika mama benar-benar bawa pergi Nisa!

Cakra mengacak-acak rambutnya dengan kasar, ia menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Gak! Gak mungkin mama bawa Nisa pergi!"

"NISA!!!" sekali lagi, Cakra berteriak memanggil Nisa tapi yang di panggilnya tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Cakra segera mengambil ponselnya untuk menghubungi kedua orangtuanya, sudah berkali-kali ia memanggil tapi tak ada respon dari keduanya.

Gue harus kerumah orangtua gue sekarang, ya sekarang! Gue harus bawa Nisa pulang.

Ketika Cakra hendak berlari tiba-tiba saja ia merasakan sesak di dadanya, ia merintih meremas kuat dadanya, sesekali ia menepuk-nepuk letak dimana ia merasakan sakit itu.

Sialan!

Saat dirasa nyeri itu sudah berangsur hilang, ia langsung memutuskan untuk meneruskan langkahnya memasuki mobilnya kembali.

Gue akan hukum lo Nisa kalau lo sampai berani ninggalin gue!

Beberapa menit kemudian, tepatnya pukul satu malam Cakra sudah berdiri di tempat ia dibesarkan dulu, sudah lama sekali rasanya ia tak menampakkan kakinya disana, tak ada perubahan sama sekali rumah ini.

Ting..tong...ting...tong...

Tok..tok.... 

"Ma... Pa..."

Tok..tok...

Cakra terus menggedor-gedor pintu rumah itu, ia tak peduli jika tetangga merasa terganggu atas ulahnya.

Setelah lama ia menggedor, akhirnya pintu terbuka juga menampakkan Jeffry dengan raut dinginnya.

"Apa kau gila? Lihat jam berapa sekarang!"

D E O R A  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang