"Nisa..."
Johan menepuk pelan pundak Nisa, tapi Nisa masih tak bergeming, Johan mengikuti arah mata Nisa yang selalu memperhatikan Cakra dari balik jendela yang sedang berbaring dilantai teras rumahnya tanpa menggunakan alas apapun.
Mungkinkah Cakra kedinginan? Mungkinkah dengan cara tidur seperti itu tak akan membuat semua badannya sakit?
Nisa berusaha untuk tak memperdulikan Cakra, sebab uluran tangannya seolah membuka kembali celah untuk disakiti, dilukai dan tak dihargai.
"Nisa... Jika kamu masih mencintainya, jangan lakukan itu nak.."Nisa menggerakkan jemarinya untuk mengusap Airmata yang sudah menumpuk di pelupuk nya. Ia perlahan menutup kembali tirai jendela itu dan menghadap sang Ayah.
Senyum tipis tercipta dari bibir Nisa. "A-apa ayah kecewa dengan keputusan Nisa? Maaf yah, Nisa menyerah... Maaf Nisa gakbisa pertahanin lelaki yang ayah pilihkan untuk Nisa, maaf..."
Johan mendesah, ia mengerjapkan kelopaknya berkali-kali supaya Airmata itu dapat tersembunyikan.
"Nisa... Masalah dalam rumah tangga itu pasti akan selalu ada nak, ayah dan ibumu juga sering bertengkar karena hal sepele, tapi tak pernah sama sekali kami melontarkan kata perpisahan.."
"Kesalahan ini bukan sekali yah, Nisa gakbisa kalau kak Cakra selalu membuka lebar tangannya untuk wanita itu meskipun wanita itu telah menyakitinya.. bahkan kesalahan fatalpun seakan gakada artinya untuk kak Cakra..."
"Ia berjanji untuk gak terikat lagi dengan masalalu nya, tapi nyatanya semua itu bohong yah... Salahkah jika aku istrinya hanya menginginkan kak Cakra untuk Nisa saja? Hiks... Meskipun hanya sebuah pelukan, tapi hal itu benar-benar membuat hati Nisa hancur yah.. ia langsung melupakan aku yang disampingnya setelah kedatangan wanita itu..hiks! Sakit yah, sakit..hiks!"ucapnya lagi
Johan membawa Nisa kedalam pelukannya, hatinya sangat teriris melihat Airmata yang begitu deras membasahi wajah cantik putrinya.
Maaf nak, ini semua kesalahan Ayah karena telah memaksamu untuk menikahinya hanya karena ayah tak ingin tinggal serumah lagi denganmu... Apa yang harus aku lakukan sekarang?
"Berhentilah menangis, suaramu bisa membangunkan Cakra nanti nak... Ada yang ingin ayah tanyakan denganmu, kita bicarakan dikamar saja.."
Nisa menangguk, mereka berjalan menuju kamar Nisa.
Tanpa sepengetahuan mereka, Cakra mendengar semuanya dari balik pintu itu, ia bisa menangkap pembicaraan mereka meskipun terdengar samar-samar.
Tes..
Buliran Airmata Cakra jatuh begitu saja, ia bangkit dari posisinya, menyandarkan dirinya dipintu yang terkunci itu.
"Nisa... Lo salah, gue gakakan buka lebar tangan gue untuk Eli lagi, yang lo lihat kemarin gak sepenuhnya bener, gue gak bales pelukan itu, gue diem karena gue terkejut dengan dia yang tiba-tiba meluk gue, hiks.. gue gakmau cerai Nis, gakmau gue..."lirinya
🌹🌹🌹
Dikamar bernuansa pink, Johan memberikan segelas air mineral untuk Nisa agar Nisa bisa sedikit lebih tenang.
"Ada yang ingin ayah tanyakan denganmu nak...."
"A-apa yah?"
"Yang ayah dengar dari Cakra itu benar kalau kamu dengannya sempat berbaikan?"
Nisa mengangguk, ia langsung menceritakan semuanya setelah kepergian Johan, mulai dari memberikan kesempatan, melakukan hubungan itu dan kejadian dirumah sakit tanpa diminta oleh Johan.
KAMU SEDANG MEMBACA
D E O R A
RomantikTIDAK PLAGIAT DAN JANGAN PLAGIAT!! Deora, berasal dari bahasa Irlandia yang berati Air Mata. Sebuah perjodohan yang menguras begitu banyak Air Mata bagi Khanisa Aquilla. Apakah pernikahan karena perjodohan ini akan berhasil?? - Khanisa Aquilla (Nisa...