Pukul 08.30 wib.
Ting tong..
Mendengar suara bel yang berbunyi membuat Nisa dengan segera menyelesaikan kegiatan memasaknya, ia menuangkan soto buatannya ke dalam mangkuk besar
Ting tong...
"NISA CEPAT BUKA PINTUNYA! BERISIK SEKALI!!" Teriak Cakra dari lantai dua, ia sepertinya baru saja terbangun dari tidurnya karena terganggu dengan suara bel itu.
Brak!
Cakra menutup pintu kamarnya dengan keras hingga membuat tubuh Nisa tersentak kaget, ia segera berlari untuk membuka pintu dengan lebar.
"Mama, Papa, silahkan masuk." Nisa mengulas senyumannya dengan lebar ketika mertuanya lah yang datang.
"Maaf ya ma, pa, tadi Nisa sibuk masak jadi telat bukain pintunya.."
"Ah kebetulan kami belum sarapan tadi, mama ingin mencicipi masakanmu hehe.."
"Umm, kalau gitu mari ke meja makan, biar Nisa siapin.."
Mereka mulai melangkah ke ruang makan.
Nisa menaruh sotonya di meja makan, begitu wangi sekali masakannya hingga membuat siapa saja tak tahan untuk segera mencicipinya.
"Oh ya di mana Cakra?" tanya Jeffry
"Di-di kamar nya pa!"
"Tolong panggilin ya nak, kita sarapan bersama.."
Nisa langsung menolehkan kepalanya menatap Jeffry ketika mendengar titahnya untuk memanggil Cakra.
"Harus Nisa yang memanggilnya?"gumam Nisa
"Kenapa nak?"
"Ah e-ngga kok pa, Nisa panggilin kak Cakra sebentar..."
Nisa langsung bangkit dari duduknya, ia perlahan melangkahkan kakinya menuju kamar Cakra, detak jantungnya berdegup dengan kencang, diremasnya jemari itu dengan kuat, baru kali ini ia berani untuk menginjakkan kakinya di lantai dua.
Nisa menghela nafasnya berkali-kali setelah sampai di depan kamar Cakra. Ia mencoba memberanikan dirinya untuk mengetuk pintu kamar lelaki itu.
Tok..tok..tok..
"K-kak..."
Apa kak Cakra masih tidur?
Tok..tok..tok...
"Kak Ca-Cakra...."
Kemana dia? Apa aku masuk aja ya?
Clek!
Setelah mengumpulkan keberanian nya, akhirnya Nisa memutar knop pintu kamar Cakra, ia melirik ranjang yang kosong itu.
Perlahan ia masuk ke dalam kamar, mengamati setiap sudut kamar Cakra yang bisa dibilang sedikit berantakan.
"Kak Cakra..."
Brak!
Tiba-tiba Cakra datang dengan hanya menggunakan handuk yang melilit bagian bawahnya saja, ia menarik tangan Nisa dan membenturkannya di dinding.
Nisa memejamkan matanya menahan rasa sakit dipunggungnya lagi.
"Berani sekali lo masuk ke kamar gue tanpa izin!" Cakra meremas dengan kuat kedua lengan Nisa hingga wanita itu meringis kesakitan.
"Aw, ma--af kak, mama sama papa datang dan menunggu kakak di meja makan.."
Cakra menyipitkan matanya, ia heran mengapa orang tuanya tiba-tiba datang ke rumahnya.
"Jadi lo ngadu ke orangvtua gue?!"
Nisa menggelengkan kepalanya, perihal kedatangan orang tua Cakra juga tak diketahui olehnya.
"Kalau lo sampai ngadu macem-macem sama orang tua gue, gue gak akan segan lempar lo ke kandang buaya! Lo ngerti?!"
Glek!
Nisa menelan ludahnya dengan kasar, kemudian menganggukkan kepalanya dengan cepat, ancaman yang selalu terlontar dari mulut Cakra sukses membuat dirinya selalu merasa ketakutan.
Cakra terus saja menatap tajam Nisa yang sedang menundukkan kepalanya, entahlah sepertinya ada sesuatu sedang dipikirkan oleh Cakra.
Cup! Cakra mendaratkan bibirnya di leher Nisa, ia mengecupnya meninggalkan jejak jejak kemerahan di sana.
Nisa sempat terkejut, ia berusaha untuk mendorong Cakra tapi sayang Cakra semakin mencekram lengannya dengan kuat, Nisa hanya pasrah dan memejamkan matanya menahan air mata yang akan jatuh di pipinya.
Cakra tersenyum puas melihat jejak kemerahan hasil ciptaannya. "Dengan begitu mereka gak akan curiga sama gue.."gumam Cakra
Setelah merasa puas ia langsung menarik tangan Nisa hingga sampai ke pintu.
"Keluar sekarang lo! Bilang sama mereka, lima menit lagi gue akan turun!"
Nisa menganggukkan kepalanya dan langsung keluar dari kamar Cakra. Ia menggeraikan rambutnya untuk menutupi jejak kemerahan yang diciptakan oleh suaminya itu.
****
Sebagian kalimat sudah di hapus/diubah 🙏Kiw, ramaikan yuk!
KAMU SEDANG MEMBACA
D E O R A
RomanceTIDAK PLAGIAT DAN JANGAN PLAGIAT!! Deora, berasal dari bahasa Irlandia yang berati Air Mata. Sebuah perjodohan yang menguras begitu banyak Air Mata bagi Khanisa Aquilla. Apakah pernikahan karena perjodohan ini akan berhasil?? - Khanisa Aquilla (Nisa...