49. SAH?

94.4K 6.9K 2.2K
                                    

"Sayang? Kenapa lama sekali? Apa yang lo lakuin sama istri lo sampe lo baru datang di apartemen gue semalam ini?"

Cakra mendesah, ia menghampiri Eli dengan duduk disamping kasurnya.

"Lo gak tidur? Udah makan?"

Eli menggeleng.

"Kenapa gak makan? Lo tau kan ada bayi kita disini, gue gakakan maafin lo kalo terjadi apa-apa dengan bayi gue.."

"Bayinya mau makan kalau ditemani ayahnya.."ucap Eli sembari mengusap perutnya.

"Manja sekali, yauda gue suapin ya..."

Cakra mengecup sekilas kening Eli, kemudian ia dengan segera mengambil makanan untuk mengisi perut Eli.

Keesokan harinya...

"Ia benar-benar tak pulang, kemana kak Cakra? Kenapa perasaanku jadi tak tenang seperti ini? Apa akan terjadi sesuatu dirumah ini?"

Sesuai perintah Cakra kemarin, Nisa benar-benar membersihkan rumah itu tanpa kata lelah dan tak melewatkan setiap sudut rumah untuk dibersihkan.

Nisa menata masakannya dimeja makan, berharap setelah ini Cakra akan segera pulang dan makan bersamanya, entah mengapa baru sehari ditinggal Cakra membuat nya benar-benar merindukan lelaki itu, bahkan ditengah malam air matanya tiba-tiba saja menetes tanpa seizinnya, ia juga memeluk guling yang sering dipakai Cakra agar rasa rindunya sedikit terobati.

Nisa menatap makanan yang berada di hadapannya, ia merasa sangat tak berselera dengan makanan itu, ia merasa ada yang aneh dengan dirinya sendiri bagaimana mungkin ia tak berselera dengan makanan yang dibuatnya sendiri?

Jam sudah menunjukkan pukul satu siang tapi belum ada tanda-tanda kedatangan Cakra. Perut Nisa sudah mulai berbunyi, akhirnya mau tidak mau ia memutuskan untuk makan terlebih dahulu.

"Aneh, kenapa makanan ini terasa hambar? Biasanya juga pas."

Nisa mencoba menyuapkan sesendok nasi beserta lauknya sekali lagi kedalam mulutnya.

"Hambar juga, kurasa tadi aku sudah memberikan bumbu seperti biasanya, apa lidahku yang bermasalah?"

Nisa menyudahi kegiatan makannya, ia juga mengambil segelas air mineral untuk di minumnya.

Tak lama kemudian ia mendengar suara bel berbunyi, dengan perasaan bahagia ia berlari menuju pintu dan membukanya.

Clek!

"Kak Ca--"

Nisa terdiam mematung setelah melihat Cakra kembali tak sendirian melainkan bersama seorang wanita lain yang digandeng nya.

Eli memperhatikan penampilan Nisa dari ujung ke ujung, ia tersenyum mengejek, tak lupa juga ia mengusap-usap perutnya agar Nisa melihat itu.

"Ekhem! A-awas Nisa lo menghalangi jalan kami.."

Nisa diam, tak bergerak sama sekali.

"Ekhem Nisa!"

Nisa tersadar dari lamunannya, ia menggeser sedikit badannya agar mereka bisa masuk kedalam rumah.

"Eli lo tunggu disini, gue harus ngomong sama Nisa. Panggil kami jika penghulu dan Haris sudah datang.

Eli mengangguk, ia membiarkan Cakra menemui Nisa.

Tak lama, setelah gue jadi istri Cakra.. gue akan usir wanita itu bagaimana caranya! Rumah ini akan menjadi milik gue, gue akan terbebas dari Derry dan setelah menikah dengan Cakra, gue pastiin lo akan menghilang dari perut gue.. dasar anak sampah!

D E O R A  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang