Mereka telah berkumpul di ruang keluarga setelah menyelesaikan kegiatan sarapannya.
"Papa ingin Nisa melanjutkan pendidikannya di kampus yang sama denganmu."
Cakra yang sedari tadi sibuk memainkan ponselnya langsung mengalihkan pandangannya menatap tajam sang papa.
"Gak!"tolak Cakra.
Nisa gak boleh keluar dari rumah ini, bagaimana jika pernikahan sialan ini diketahui oleh orang lain nanti?
"Kenapa gak? Nisa harus melanjutkan pendidikannya..."
"Bukankah kamu ingin menjadi seorang dokter, Nisa?"tanya Siska.
Nisa yang semula menunduk kini mulai melirik Cakra yang ternyata sedang melototkan matanya sebagai isyarat supaya Nisa menolak permintaan orang tuanya.
"Em...i-itu dulu ma, pa! Sekarang Nisa udah nikah, ja-jadi Nisa fokus aja mengurus rumah tangga.."diremasnya jemari itu dengan kuat.
Aku harus sadar diri, menjadi seorang dokter sepertinya hal yang mustahil untuk aku gapai...
Nisa menghela nafasnya setelah menjawab pertanyaan dari Siska, dadanya merasa sesak, ia dengan susah payah menahan kesedihan yang ia rasakan saat ini.
Menjadi seorang dokter adalah impiannya sedari kecil, ia sempat merasa bahagia ketika mertuanya akan mewujudkan impiannya, tapi sayang Cakra sebagai suami tak mengizinkan.
"Gak sayang, Mama ingin kamu menggapai impianmu."
"Ck! Sudahlah, Nisa gak akan kemana-mana. Aku gak ngizinin dia untuk keluar selangkah pun dari rumah ini!" ucap Cakra dengan tegas.
"Kenapa kamu egois sekali Cakra? Apa salahnya jika Nisa melanjutkan pendidikannya?"alih Siska.
Nisa terus saja menundukkan kepalanya, menahan buliran air matanya.
"Karena aku SUAMINYA! Aku berhak menentukan apa yang boleh dan gak untuk dilakuin Nisa!!" ucap Cakra dengan suara yang mulai meninggi.
"MASUK KEKAMAR LO NISA!! SEKARANG!!" Bentak Cakra.
Nisa melirik kedua mertuanya yang tampak menggelengkan kepalanya.
"LO TULI HAH?! MASUK KE KAMAR!!" Bentak Cakra lagi.
Nisa menghela nafasnya, ia mulai bangkit dari duduknya. "Ma, Pa, Nisa izin ke kamar duluan ya.."
"CEPAT MASUK! ATAU GUE SERET LO!"
"HENTIKAN CAKRA!!"bentak Siska
Nisa yang sudah tak tahan dengan situasi ini langsung berlari meninggalkan ruang keluarga dengan air mata yang menetes di pipinya.
Kenapa hidupku jadi seperti ini? Hiks!
Setelah kepergian Nisa, Jeffry langsung memberikan pukulan yang keras di pipi Cakra.
Bugh!
"Papa gak suka ya Cak lihat kamu bentak Nisa, gak bisa kamu hargain perempuan hah?!"ucap Jeffry dengan nada yang meninggi.
"Apa kamu masih gak bisa berubah nak? Hati mama sakit sekali rasanya melihat cara kamu perlakuin Nisa..."
Cakra mengusap sedikit darah yang ada berada di sudut bibirnya, ia mengulas senyum sinisnya. "Keluar!" Cakra menunjuk pintu dengan telunjuknya.
"Ka-kamu berani mengusir kami?"
"KELUAR!"
Plak!
"Mama menyesal telah melahirkan anak iblis sepertimu!!!" Teriak Siska.
Siska pergi meninggalkan rumah itu dengan perasaan marah, kecewa atas perlakuan Cakra yang tidak menghormati nya sebagai orang tua.
"Kamu sadar? Selain melukai istrimu, kamu juga melukai ibumu yang telah melahirkan mu! Satu hal yang harus kamu ketahui Cakra, bahwa penyesalan selalu datang di akhir, jangan pernah kamu menapakkan wajahmu di depan kami ketika kamu mulai merasakan semua itu! Papa kecewa denganmu!"
Jeffry langsung melenggang pergi menyusul istrinya yang sudah menunggu di dalam mobil dan segera meninggalkan area rumah Cakra.
"SIAL!! SEMUA INI KARENA LO NISA!! BERENGS*K!!!"
****
Sebagian kalimat sudah di hapus/di ubah🙏
Tiktok:
KAMU SEDANG MEMBACA
D E O R A
RomanceTIDAK PLAGIAT DAN JANGAN PLAGIAT!! Deora, berasal dari bahasa Irlandia yang berati Air Mata. Sebuah perjodohan yang menguras begitu banyak Air Mata bagi Khanisa Aquilla. Apakah pernikahan karena perjodohan ini akan berhasil?? - Khanisa Aquilla (Nisa...