78. Demi Nila?

70.7K 6.4K 1.7K
                                    

Dua hari sudah Nila mogok bicara dengan sang ibu maupun sang ayah, sudah berbagai banyak cara untuk membuat Nila bisa mengerti mengenai keadaan kedua orangtuanya tapi tetap saja Nila seolah tuli tak mau mendengarkan penjelasan keduanya.

"Nila.... Ibu buatin sup ayam kesukaan Nila, makan yuk.."

Nila diam, ia malah sibuk menyelimuti si enCIS yang sedang tertidur.

"Nila.... Sampai kapan mau diem terus sama ibu? Ibu sedih kalau anak ibu seperti ini..."

Nisa mendesah matanya sudah mulai berkaca-kaca, ia mencoba menghampiri sang anak dan mendudukkan dirinya dikasur samping Nila.

"Nila...hiks! Maafin ibu ya kalau ibu banyak salah sama Nila... I-bu gaktau kalau akan seperti ini takdir ibu..hiks...hiks... Ibu sayang Nila, ibu gak suka Nila ngambek sama ibu..."

Nila diam, ia sempat melirik sekilas sang ibu, rasanya ingin sekali menangis ketika melihat ibunya menangis.

"Nil----"

Tok...tok...tok...

Ucapan Nisa terputus ketika ia mendengar suara ketukan pintu berkali-kali.

"Ibu buka pintu dulu..."

Nisa mengusap Airmatanya tanpa sisa, dan langsung keluar dari kamar itu untuk membuka pintu rumahnya, entah siapa yang datang sepagi ini, mungkin saja itu Cakra.

Clek!

Nisa mengernyitkan keningnya melihat kehadiran sosok lelaki berpakaian rapi menggunakan jas dan dasi yang melingkar di lehernya.

"Ha--i, maaf gue dateng sepagi ini Nis, oh ya ini gue bawa boneka buat Nila."

Haris menunjukkan boneka yang telah dibelinya tiga hari yang lalu, baru sekarang ini ia bisa memiliki waktu luang untuk memberikannya pada Nila, gadis cilik yang sukses membuatnya rindu setengah mati.

Tangisan, tawanya, selalu menghiasi pikiran Haris ditengah-tengah sibuknya lelaki itu dalam bekerja.

"Bo--boleh gue ketemu Nila sebentar?"

Aihh... Awoksjskdbsik berasa kek ketemu ibu mertua rasanya.

Nisa sempat terdiam menimang-nimang apakah lelaki ini akan diizinkannya masuk atau menunggu saja diluar sampai Nila mau menemuinya?

"Aku panggilin Nila dulu, kamu tunggu diruang tamu."

Haris mengangguk, ia sudah sangat bersyukur ketika Nisa mau mengizinkan nya bertemu Nila meskipun hanya menunggu di ruang tamu.

Ia melihat setiap sudut disekitarnya yang sangat tertata rapi dan bersih, seketika matanya beralih pada figura yang melekat di dinding, foto Nila tertawa lepas di pangkuan Nisa.

"Hah.. cantik."gumam Haris.

Setelah menunggu beberapa lama akhirnya Haris dikagetkan dengan suara Nila yang berteriak memanggilnya. Anak itu datang, sepertinya habis mandi terlihat dari bedak yang begitu memenuhi wajahnya.

"AYAHHH HALISSS!!"

Grep!

Haris berlutut lalu menangkap Nila yang berlari kearahnya, ia membawa Nila kedalam pelukannya.

"Wangi banget kamu...tumben bedaknya sebanyak ini?"

"Iya dong, kan mau ketemu ayah Halis jadi'na halus cantik dan wangi.

Haris terkekeh, gemas sekali dia dengan Nila."Oh ya, om bawa Boneka buat kamu... "

Haris melangkahkan kakinya mengambil Boneka yang ia letakkan di sofa ruang tamu itu kemudian langsung memberikan nya pada Nila

D E O R A  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang