"Ayo kita shopping nak.."
Selesai dari testnya, Nisa dan Siska dengan segera pergi meninggalkan area kampus menggunakan mobil dengan supir pribadi keluarga Cakra, mereka sama-sama bisa bernafas lega sekarang.
"Gak ma, gimana kalau kak Cakra pulang nanti?"
"Kamu jangan khawatir, Cakra akan pulang tiga jam lagi, mungkin kita hanya membutuhkan waktu satu sampai dua jam untuk berbelanja.."
"Tapi ma---"
"Stttss! Diamlah, nurut aja sama mama. Oh iya ini simpan jadwal Cakra."
Siska memberikan selembar kertas yang berisi mengenai jadwal Cakra di kampus, tentu saja Siska bisa mendapatkan jadwal Cakra dengan mudah dari Haris, teman Cakra.
Nisa menyimpan selembar kertas itu kedalam tasnya, ia terus saja berdoa agar ia bisa pulang lebih cepat dari Cakra.
Mobil telah sampai mengantarkan mereka ke salah satu mall terbesar di Jakarta, Siska langsung menggandeng tangan Nisa untuk menuju pusat perkumpulan baju-baju untuk wanita.
"Pilihlah yang kamu suka nak, tentunya bisa kamu pakai untuk kuliah.."
Mata Nisa langsung memerah dan berkaca-kaca memperhatikan begitu banyaknya model baju yang indah dihadapannya. Selama ini ayahnya tak pernah sekalipun mengajak Nisa untuk membeli baju, sehingga ia hanya menggunakan baju bekas almarhumah ibunya saja.
"Ayo pilih yang kamu sukai sayang, bukan waktunya untuk bersedih.. mama gak suka lihat air mata jelek ini!"
Siska langsung mengusap air mata Nisa dengan jemarinya, pasalnya ia tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Nisa, tak heran karena ia mengetahui secara jelas bagaimana kehidupan Nisa yang menyedihkan itu.
Nisa dan Siska telah membeli beberapa lembar baju jika dihitung kurang lebih ada sepuluh pasang baju serta bawahannya.
"Ma..ini terlalu banyak sekali, seharusnya kita beli satu pasang aja ma.."
Nisa merasa tak enak hati dengan ibu mertuanya itu karena sudah mengeluarkan uang begitu banyak demi membeli baju untuknya.
"Sudahlah, tiap bulan kita akan membeli baju untukmu disini.."
"Ma---"
"Mau mampir makan siang?"
Siska langsung menyela ucapan Nisa karena ia tak mau Nisa protes mengenai semua yang ia lakukan untuk Nisa.
"Maaf ma, kita pulang saja ya? Nisa takut jika kak Cakra pulang lebih awal."
Siska menghembuskan nafasnya, ia membawa Nisa kedalam pelukannya. "Maafkan mama ya nak karena telah menyeretmu kedalam kehidupan anak mama."
"Mungkin ini semua udah takdir Nisa ma..Tapi Nisa bersyukur bisa memiliki mertua sebaik mama.."
"Oh iya ma, mama makan dirumah aja ya sama Nisa? Nisa masak udang asam manis tadi.." tawar Nisa
"Wow! Itu masakan kesukaan mama sama papa loh!"
Siska sangat antusias ketika mendengar Nisa memasak makanan kesukaannya dengan sang suami.
"Oh ya, tadi pagi udah sarapan kan?"
Nisa menggelengkan kepalanya, ia tak sempat mengisi perutnya karena takut terlambat mengikuti test penerimaan calon mahasiswa baru.
"Nisa takut terlambat nanti ma.."
"Aduh! Jangan diulangi lagi ya, pokoknya jangan pernah lewatkan sarapanmu.."
"Asiap mama!"
Mama Siska yang bukan orang tua kandungku aja baik sekali. Kenapa ayah gak? Huhh.... Nisa bukan pembunuh Ayah... Bukan hanya ayah aja yang terpukul atas kepergian ibu, tapi Nisa juga.. ditambah lagi dengan perlakuan ayah sama Nisa..
*****
Sebagian kalimat sudah dihapus/diubah.****
Sekedar informasi kalau Deora akan segera diterbitkan. Jadi kalian yang tertarik peluk novel si Cakra untuk tetap stay ya.
Makasih

KAMU SEDANG MEMBACA
D E O R A
Storie d'amoreTIDAK PLAGIAT DAN JANGAN PLAGIAT!! Deora, berasal dari bahasa Irlandia yang berati Air Mata. Sebuah perjodohan yang menguras begitu banyak Air Mata bagi Khanisa Aquilla. Apakah pernikahan karena perjodohan ini akan berhasil?? - Khanisa Aquilla (Nisa...