54. Upaya yang Gagal

79.9K 5.8K 988
                                    

Clek!

"Nak Cakra? Sepagi ini kamu datang ke rumah ayah.."

Cakra mengangguk. "Iya yah, Nisa ada?"

Johan terdiam memperhatikan Cakra begitu dalam berusaha menerawang apa yang akan ia lakukan sepagi ini mencari Nisa.

"Yah, Cakra ingin berusaha menebus segalanya, segala kesalahan Cakra.. izinin Cakra untuk mendekati Nisa yah, Cakra mohon...Cakra ini masih suaminya.."

"Baiklah, ayah izinkan kamu mendekati Nisa, tapi ayah mohon dengan catatan jangan kasar dengannya.."

Cakra mengangguk paham, setelah mendapatkan izin dari Johan akhirnya ia melangkahkan kakinya menuju kamar Nisa.

Dibukanya pintu itu dengan pelan agar tak menimbulkan suara, karena Cakra tau dari Johan jika Nisa masih tidur dengan pulas dikamarnya.

Cakra mengulas senyumnya melihat Nisa meringkuk diatas kasur tanpa selimut, ia perlahan menaiki kasur itu dan merebahkan dirinya disamping Nisa dengan tangan yang melingkar di pinggang nya.

Cakra juga mengenduskan kepala di leher Nisa, sembari menghirup bau wangi dari rambutnya.

Nisa... Udah lama gue gak tidur sambil meluk lo.. gue rindu kita yang seperti ini...

Cakra mempererat pelukan itu hingga membuat Nisa menggeliat karena merasa tidurnya terganggu, Nisa perlahan membuka kelopak matanya.

Cakra tersenyum lebar ketika melihat Nisa yang masih belum menyadari keberadaannya.

"Pagi istri..."

Deg!

Nisa terkejut, ia mengucek matanya dengan kasar untuk memastikan jika ia tak bermimpi seketika Ia langsung membalikkan badannya.

Deg!

Nisa membulatkan bola matanya dengan sempurna ketika melihat Cakra yang berada di hadapannya.

"Ka--kamu?!"

Nisa langsung mengubah posisinya menjadi duduk, ia melepaskan tangan Cakra yang berada di pinggangnya dengan kasar.

"Keluar!"

"Gakmau istri... Gue mau disini sama lo, sama istri gue..."

Cakra memberanikan diri untuk mendekatkan wajahnya pada wajah Nisa tapi dengan segera Nisa menghindarinya.

"Mau apa?! Jangan macam-macam ya!!"

"Satu macam istri, mau kiss morning. Boleh?"

Nisa menggeleng kepalanya dengan cepat.

"Keluar!! Keluar sekarang!!"

Bugh!

Bugh!

Nisa memukul-mukul badan Cakra dengan guling dengan keras.

"Is--istri, berhenti.. beri gue waktu untuk bicara sama lo.."

Gerakan tangan Nisa terhenti, ia menatap dingin Cakra.

"Tunggu aku diluar."

Cakra mengangguk menuruti perintah Nisa, ia sempat melirik Nisa sekilas dan...

Cup!

Cakra mendaratkan ciuman di bibir Nisa dan langsung berlari keluar dari kamar Nisa dengan tergesa-gesa.

"Hey!!!"teriak Nisa.

Nisa melemparkan gulingnya bukan mengenai Cakra melainkan mengenai pintu yang sudah tertutup rapat.

D E O R A  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang