(Season 2) 52. Home

956 130 63
                                    

06.00. KST.

Matahari belum menunjukkan sinarnya, namun si pemuda Na sudah terbangun dari alam mimpinya. Dia kini tengah berdiri di ambang pintu depan sembari melihat punggung seorang gadis.

Gadis itu selalu berdiri di sana, melihat keluar gerbang, dan menunggu kepulangan pemuda Hwang yang entah apakah akan kembali atau tidak. Sudah sebulan lamanya, namun tidak kunjung menyurutkan kesetiaan gadis itu untuk menunggunya.

"Masih menunggunya?"

Gadis itu, Lia, memutar tubuhnya sedikit terkejut akan kedatangan si pemuda Na. Keterkejutannya bukan tanpa alasan, pasalnya ini adalah kali pertama dia berinteraksi lagi dengan Jaemin.

Sebulan terakhir memang waktu yang sulit baginya dan penghuni rumah yang lain. Kepergian Hyunjin seolah mematahkan semangat semua orang terutama para survivor. Selama sebulan, Lia dan Yeji merasa putus asa, menunggu kepulangan Hyunjin. Namun Lia tahu bahwa menangis bukan hal yang tepat. Jika dia ingin menemukan Hyunjin, maka Lia harus berusaha.

Itulah kenapa dia menghabiskan seluruh waktunya untuk berlatih menggunakan kemampuan yang otaknya miliki. Alasannya adalah, jika Hyunjin berubah menjadi zombie. Maka, Lia pasti bisa merasakan keberadaannya - jika Lia bertambah kuat. Sayang, dia masih sangat lemah, tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Donghae. Namun, itu tidak menyurutkan semangat Lia. Dia akan berusaha untuk menjadi lebih kuat dan lebih kuat lagi. Demi semuanya, demi Hyunjin.

"Oppa, kenapa sudah bangun?" Tanya Lia, lalu menatap kembali ke luar gerbang.

Jaemin berjalan menghampiri Lia dan berdiri di sampingnya. "Kau sendiri? Kenapa sudah bangun pagi-pagi begini?"

Lia tersenyum dan menundukan kepalanya. "Kebiasaan yang kulakukan sejak dulu. Adalah berdiri di depan halaman rumah, pagi-pagi buta entah itu sambil mengurusi kebun ibu atau menyapu halaman. Dan setiap hari, aku selalu melihat Hyunjin-Oppa, melewati rumahku dan menyapaku. Mungkin, sekarang kebiasaan lamaku kembali. Hanya saja, kali ini tanpa sapaan dari Hyunjin-Oppa."

Jaemin hanya diam mendengarkan apa yang Lia katakan. Sebegitu dekatnya Lia dan Hyunjin, sampai Lia menceritakan semua itu padanya. Bentuk kerinduan yang menyesakan hati Jaemin. Kali ini bukan hanya kecemburuan, tetapi rasa sakit yang Lia rasakan, turut membawa Jaemin masuk ke dalam rasa sakit yang dia rasakan.

Jaemin memperhatikan lagi gadis di sampingnya. Mata panda yang semakin nyata, tubuh yang sangat kurus, luka di sekujur tubuh. Jaemin tidak kuat melihat kondisi Lia yang seperti ini. Padahal, dirinya juga seharusnya bercermin karena kondisi tubuhnya tidak jauh berbeda dengan gadis di sampingnya.

"Katakan Oppa, apakah benar orang-orang yang berubah menjadi zombie bisa kembali lagi menjadi manusia?" Tanya Lia.

"Tentu, kita akan mencari cara untuk_"

"Oppa, aku tidak menginginkan harapan, aku membutuhkan fakta. Bukan sekedar kata-kata yang menyatakan bahwa ada cara untuk bisa mengembalikan mereka menjadi manusia, namun nyatanya belum ada satupun orang yang menemukan caranya. Katakan faktanya, ada atau tidak?"

Jaemin tertegun mendengar Lia. Sejak kapan? Sejak kapan Lia yang lembut berubah seperti ini? Kata-kata yang tajam, nada bicara yang terkesan tegas, tatapan yang menusuk dan tidak sama sekali ada kelembutan di dalamnya. Seberapa lama dirinya mengacuhkan keadaan partnernya ini? Sampai Lia telah berubah menjadi gadis yang sama namun berbeda.

"Aku, tidak tahu." Jaemin menundukkan kepalanya.

Lia tersenyum miring. "Aku tidak butuh harapan. Terimakasih telah menyampaikan faktanya padaku Oppa."

Jaemin mengangguk. "Sama-sama."

Jaemin dan Lia tidak lagi berbicara. Seperti inilah perubahan yang terjadi diantara mereka. Pada awalnya mereka adalah pasangan tutor dan murid yang paling akrab. Tidak malu-malu untuk saling menggandeng tangan, atau berpelukan di manapun. Kepergian Hyunjin merubah segalanya. Memutar balikan semuanya hingga tak ada lagi yang sama.

No More HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang