Cuma mau ngasih tau..
Kalau part kali ini lumayan panjang loh..
Jangan sampai bosen ya..
Hehe..Biasa..
Author kalau nulis..
Suka kebablasan :v
Selamat membaca 💕
⚔️⚔️⚔️
"RYUJIN!!"
DORR!!
"KYAAA!!" Yuna berteriak kala peluru baru saja melewati dirinya.
Renjun mencari arah tembakan. Ternyata, itu adalah Haecan yang menembak dari jendela lantai dua. Tepat waktu sekali pemuda Lee yang satu itu.
Haecan menyadari kalau situasi sudah semakin gawat ketika Yuna ditawan oleh salah satu penyusup itu. Dengan cepat dia berlari ke lantai dua dan membawa sniper miliknya. Tepat pada waktunya, Haecan berhasil menembak kepala orang itu saat handgun di tangannya sudah hampir mengeluarkan peluru yang akan menembus kepala Ryujin. Ingatkan Renjun untuk berterimakasih banyak atas aksi heroik Haecan. Karena kalau tidak ada Haecan-- Si sniper handal--, mungkin Renjun sudah kehilangan pujaan hatinya.
Penyusup yang menawan Yuna ambruk. Karena lemas, Yuna ikut ambruk bersamaan dengan mayat penyusup tadi yang bertengger di pundaknya. Yuna cepat-cepat menyingkirkan mayat si penyusup dari pundaknya. Karena Haecan menembak di saat Yuna masih ditawan, kini tubuh Yuna penuh dengan darah. Gadis Shin itu syok dan gemetar hebat. Ini kali kedua Yuna melihat langsung kematian seseorang yang mengenaskan. Seakan menjadi trauma baginya, Yuna menangis kejar.
Jisung segera berlari menghampiri Yuna dan memeluknya erat. Tubuh Yuna begitu dingin dan bergetar. Menggambarkan seberapa takutnya Yuna saat ini. Di tengah peluknya, Jisung melirik tajam tubuh si penyusup yang sudah tak bernyawa. Di penuhi oleh rasa amarah, Jisung menendang kepala penyusup itu hingga lehernya patah. Jisung sudah tidak peduli tentang moral atau apapun itu. Jika dia telah berani menyentuh Yuna, maka harus siap menerima perlakuan kasar Jisung. Baik dalam keadaan hidup ataupun tiada.
"Oppa! Hiks.. D, darah!! Hiks, huuu.." Racau Yuna dengan tangannya meremat pelan jaket yang dipakai Jisung.
"Shhhhh, tenang. Aku di sini.. kau sudah aman." Jisung membuka jaket yang dia pakai dan membalut tubuh Yuna dengan jaket itu lalu kembali memeluknya erat. Bermaksud untuk menutupi baju Yuna yang bersimbah darah dan menenangkannya.
Tersisa seseorang lagi yang masih menggendong Lia di tangannya. Dia sudah tidak bisa kabur lagi. Semua rekannya sudah mati meninggalkan dirinya sendiri. Kepalanya tak lagi bisa menemukan jalan keluar. Dia sudah tertangkap basah.
"Letakkan gadis itu. Dan angkat tanganmu." Titah Jaemin dengan penegasan di tiap katanya.
Orang berbaju hitam itu kemudian menurunkan tubuh Lia dengan perlahan. Sudah tak ada lagi jalan keluar bagi dirinya. Sekarang yang perlu dilakukan nya adalah mengikuti protokol yang ada. Penyusup itu memegang Handgun yang ada dikantong kirinya. Dan,
DOR!!
Bukan, itu bukan peluru milik si penyusup itu. Melainkan peluru milik Jaemin. Pemuda Na itu sudah melihat gelagat mencurigakan dari pemuda berpakaian serba hitam di depannya ini. Sebelum sempat si penyusup mengakhiri hidupnya, Jaemin sudah lebih dulu menembak kepalanya. Seenaknya saja ingin bunuh diri setelah melukai Lia. Biar matipun, Jaemin tidak akan puas jika bukan dia yang membunuhnya. Tidak akan pernah Jaemin biarkan orang itu mati selain karena tertembak peluru miliknya. Baik perempuan maupun laki-laki, tua atau muda, akan merasakan akibat dari Jaemin jika berani menyentuh Lia.

KAMU SEDANG MEMBACA
No More Home
Hayran KurguPercayakah kalian bahwa otak manusia memiliki kemampuan yang lebih dari hanya sekedar mengingat dan memberi sinyal ke tubuh? Beberapa orang memiliki otak yang dapat menolak Virus dan menjadikan diri kebal terhadap virus. Mereka disebut imun. Sebuah...