35. The best thing i ever did

1.1K 185 135
                                    

Renjun membawa Ryujin menuju samping tangga. Ryujin tidak tahu apa yang akan Renjun lakukan padanya. Hanya saja, jika dilihat dari air muka kekasihnya yang terlihat tidak bersahabat, Ryujin merasa dia harus mempersiapkan diri untuk menerima amarah dari pemuda itu.

Setelah sampai di tempat yang Ryujin yakini akan menjadi tempat eksekusinya, Renjun tak kunjung melepaskan genggaman tangannya dari tangan Ryujin. Bahkan dirinya enggan untuk menatap mata Ryujin dan lebih tertarik melihat lantai kayu yang mereka pijaki.

Karena tidak tahan dengan situasi ini, Ryujin mencoba melepaskan tangan Renjun dari pergelangan tangannya. Namun, tiba-tiba saja Renjun mendorong tangan Ryujin sampai punggung tangan gadis itu menempel sempurna dengan dinding. Ryujin kaget bukan main ketika tangannya dicekal dengan begitu kuat oleh Renjun. Jujur saja, pergelangan tangan Ryujin sangat sakit dan rasanya dirinya tidak tahan lagi.

"Oppa, sakit." Cicit Ryujin masih berusaha melepaskan tangannya dari tangan Renjun.

"Nakyung pun juga sakit." Renjun mengeratkan genggamannya. "Selain sakit hati dengan fitnah mu, dia juga harus merasakan sakit fisik akibat tamparan dari tanganmu ini."

Ryujin mengeraskan rahangnya menahan emosi. Ternyata benar, Renjun marah padanya karena peristiwa tadi. Padahal Ryujin tidak salah. Ryujin yakin 100% penyebab celakanya Chaeryeong adalah ulah Nakyung.

Rasanya Ryujin ingin berteriak dengan keras di depan wajah Renjun untuk menceritakan semua hal buruk yang pernah dia alami karena Nakyung. Sayangnya, Shin Ryujin tidak sejahat itu untuk membiarkan Renjun tertampar oleh fakta yang telah dia sembunyikan bertahun-tahun. Dia tidak mau, sampai Renjun kehilangan Nakyung yang merupakan sosok adik perempuan baginya. Ryujin tidak mau menyakiti perasaan Renjun. Jadi yang bisa gadis itu lakukan adalah menahan diri dan bersabar. Meski tidak bisa dia pungkiri. Rasanya dadanya begitu sakit dan sesak karena banyaknya emosi yang dia tahan-tahan.

"Oppa, Chaeryeong hampir mati! Aku tidak bisa hanya diam." Tegas Ryujin.

"Lalu kau menyalahkan Nakyung atas kesalahan Lia?"

Ryujin menggeleng. "Kau tidak mengerti Oppa!"

"Kau yang tidak mengerti, NAKYUNG ADALAH ADIK BAGIKU!" Bentak Renjun.

"DAN BEGITU JUGA DENGAN CHAERYEONG!!!" Renjun kaget kala Ryujin membalas bentakannya. "LALU KAU PIKIR SEBAGAI KAKAK AKU HARUS DIAM DI SAAT ADIKKU HAMPIR MATI?!"

Ryujin melirik ke arah Tangannya yang masih di cekal. Dengan sekuat tenaga, Ryujin menyentak tangan Renjun untuk lepas dari tangannya. Setelah itu dia tatap mata Renjun dengan tatapan yang begitu tajam. Sampai pemuda di depannya sedikit terkejut. Mungkin, Ryujin pernah marah padanya. Dan amarah Ryujin selalu menakutkan. Tetapi, ini kali pertama Ryujin marah sambil menunjukkan aura yang begitu dingin dan menusuk. Renjun bahkan sedikit tidak percaya kalau Ryujin bisa mengeluarkan aura yang begitu hitam seperti saat ini.

"Oppa, selama ini aku bersabar. Aku diam saat teman-teman ku tersakiti. Aku membiarkan muridku direnggut olehnya. Bahkan aku menahan diri saat dia secara terang-terangan menyatakan cinta padamu. Aku selalu terima saat kau lebih membelanya. Aku selalu bersabar ketika kau lebih tega membentakku dan lebih suka membelainya dengan kata-kata sayangmu. Tapi kali ini tidak Oppa!"

Perlahan, tangan Ryujin mengepal dengan kuat. Meremas angin hingga kuku-kukunya memutih. Mungkin, jika dia tidak menahan dirinya, kukunya akan menancap, menembus kulitnya hingga melukai dirinya. Tapi, itulah Shin Ryujin. Gadis baik hati yang selalu bisa menjaga perasaan orang lain dan handal dalam mengendalikan amarahnya.

Ryujin menggigit bibir bawahnya. Perlahan, lelehan air mata mulai keluar dari matanya yang masih memancarkan emosi. Semakin lama, Ryujin semakin terisak. Rasanya, emosinya sudah tertimbun terlalu banyak sampai tak kuasa untuk dia tahan. Tapi, emosi yang seharusnya dia lampiaskan dengan sejuta kata-kata umpatan atau bahkan kata-kata kasar, malah dia tumpahkan dengan lelehan air mata. Meski marah, Ryujin tetap tidak bisa membiarkan Renjun terluka karena dirinya.

No More HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang