Tak terasa bagi para survivor, sudah 4 Minggu mereka tinggal di rumah tua bersama dengan Aquila guard. Hingga sekarang, sudah genap 1 bulan mereka berlatih. Siapa sangka, beberapa dari mereka sudah dinyatakan lulus pelatihan dalam waktu yang cukup singkat itu. Mereka adalah, Woojin, Changbin, Lino, Ayen, Hyunjin, dan satu-satunya survivor perempuan yang berhasil lulus adalah Yeji. Sisanya? Sudah semakin membaik hanya saja butuh pematangan dan latihan yang sedikit lebih lama.
Waktu seakan berlalu begitu cepat. 1 bulan seolah berlalu begitu saja. Beruntung, malam api unggun waktu itu membawa semangat yang begitu tinggi sehingga para survivor berlatih dengan sungguh-sungguh. Sehingga hasil dari latihan mereka menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan. Begitu pula dengan hubungan antara penghuni rumah itu. Mereka sudah mulai akrab satu sama lain. Hubungan mereka sudah sampai pada tahap saling memanggil dengan panggilan informal. Kemajuan yang cukup bagus bukan?
Walaupun sudah dinyatakan lulus, mereka tetap berlatih seperti biasa bersama survivor yang lain. Bedanya, mereka berlatih sekaligus membantu Aquila guard yang lain. Seperti Yeji yang membantu Bangchan untuk melatih Seungmin, dan Lino yang membantu Jaemin untuk melatih Lia.
Brukk!!
"Aww!" Pekik Lia ketika dirinya terjatuh.
Struggle Lia adalah kelincahan serta tenaganya. Tubuh Lia mungkin kecil dan lentur. Tapi, soal kelincahan dan kecepatan Lia bukanlah ahlinya. Sehingga, sangat sulit baginya untuk lulus dari latihan parkour. Sudah 3 hari Lia mempelajari parkour, dan 3 hari itu pula dia selalu mendapatkan luka baru di tubuhnya.
"Seingatku, aku pernah memperingatkan mu soal kumpulkan tenaga di kaki lalu melompat sekuat tenaga." Lino membantu Lia untuk berdiri.
Lia mendelik lalu membersihkan dengkulnya. "Ya, aku lupa soal itu."
"Belum ada kemajuan sejauh ini. Apa kau yakin kau sudah bersungguh-sungguh? Karena yang aku saksikan adalah kau hanya jatuh dan kembali terjatuh dalam jarak 6 meter dari garis start." Tanya Lino diakhiri dengan senyum mengejek.
"Ha, ha, kapan Jaemin-oppa akan pulang. Kau jauh lebih cerewet darinya. Mungkin karena itulah, aku sulit fokus. Semua yang kau katakan terngiang dan menghantui pikiran ku." Balas Lia dan berjalan kembali ke garis start.
Lia memanyunkan bibirnya. Dia sangat rindu akan sosok pemuda Na yang selalu bersamanya. 3 hari yang lalu, Jaemin bersama dengan Jeno, Haecan, Bangchan, Woojin, Ayen, Hyunjin, Chenle, Renjun, Felix dan Changbin pergi untuk mencari beberapa persediaan makanan instan. Awalnya, Lia cemas Jaemin akan keluar dan pergi menuju sebuah toko swalayan yang berada sekitar 1,5 KM dari pintu masuk hutan. Jika di total, maka jarak perjalanan mereka mencapai ± 3 KM bolak-balik 6 KM. Dan Lia yakin, mereka pasti membutuhkan waktu yang cukup lama untuk perjalanan jauh dengan tanpa kendaraan apapun selain jalan kaki. Belum lagi, mereka harus melawan semua monster dan zombie di luar sana. Jangan lupakan soal kemungkinan mereka akan memutar dan mencari jalan lain jika jalan yang mereka lalui terlalu berbahaya. Semua bayangan mengerikan seolah menghantui pikiran Lia. Tapi, setelah Jaemin berjanji kalau dia akan kembali selamat, Lia sedikit merasa tenang. Karena selama satu bulan itu, Jaemin sering berjanji padanya. Dan tidak pernah sekalipun pemuda itu mengingkari janjinya.
"Eonni!"
Lia menoleh, lalu Yuna menunjukkan kepalan tangannya. "Semangat!!"
Lia tersenyum senang. Dia bersyukur bertemu dengan gadis itu. Karena, Yuna merupakan salah satu sumber semangat nya. Setiap hari, Yuna selalu menyemangati nya. Dengan wajah cerahnya, Yuna mampu membuat hari-hari Lia menjadi lebih berwarna tanpa Jaemin.

KAMU SEDANG MEMBACA
No More Home
FanfictionPercayakah kalian bahwa otak manusia memiliki kemampuan yang lebih dari hanya sekedar mengingat dan memberi sinyal ke tubuh? Beberapa orang memiliki otak yang dapat menolak Virus dan menjadikan diri kebal terhadap virus. Mereka disebut imun. Sebuah...