IU - into the I-LAND
Entah kenapa, setiap denger lagu ini aku selalu kepikiran NMH
Dari sini, boleh klik dulu bintangnya :v biar nggak lupa.
Selamat membaca 💕
⚔⚔⚔
"Renjun-Oppa, aku dan yang lain akan ada di dalam." Ucap Ryujin, memberi laporan palsu pada Renjun.
Renjun menghentikan kegiatannya memasang kawat. "Baiklah."
Renjun melanjutkan kembali kegiatannya tanpa sekalipun menaruh curiga pada Ryujin. Sedangkan Ryujin langsung berlari menuju halaman depan. Dimana Yeji, Lia, dan Chaeryeong sudah menunggunya.
"Sudah siap?" Tanya Ryujin.
"Sudah." Seru Lia, dan Yeji kompak.
Sementara Chaeryeong terlihat sangat gelisah dengan rencana ini. "Eumm, apakah kalian yakin ingin keluar? Bagaimana jika Renjun-Oppa mengetahuinya? Ryujin-ah, kau tidak takut dia akan marah?"
Ryujin mengulum bibirnya ragu. "Aku takut dia akan marah. Tapi, aku juga tidak mau membebani dirinya terus menerus."
"Akupun juga tidak mau terus menerus dikurung seperti anak kecil di rumah ini." Tambah Yeji sembari mengencangkan hip pouch di pahanya.
"Kalau kau tidak mau ikut, tidak apa-apa Chaer-Ah. Mungkin kau bisa membantu kami untuk mengalihkan perhatian Renjun-Oppa dan yang lain." Ryujin menepuk pundak Chaeryeong.
Chaeryeong hanya diam, menggigit bibir bawahnya gelisah. Dia juga merasa tidak enak bila terus menerus dilindungi oleh para laki-laki. Tapi, dia takut bila terjadi sesuatu di sana. Meski dia yakin, Ryujin pasti memikirkan hal ini matang-matang. Tidak mungkin dia mengajukan usul seperti ini jika dia tidak memikirkan risikonya.
"Aku akan ikut, tapi kau yakin aman?" Tanya Chaeryeong.
Ryujin mengangguk. "Jaraknya kurang dari 20 meter. Tidak jauh bukan?"
Chaeryeong menghela nafas pelan kemudian gadis berkulit putih pucat itu mengangguk mantap. "Baiklah, ayo!"
Dengan keberanian yang mereka kumpulkan, empat gadis itu melangkahkan kaki mereka keluar pagar. Ini adalah pertama kalinya bagi Ryujin, Lia, dan Chaeryeong keluar dari zona aman rumah sejak pandemi terjadi.
Entah karena efek dari kebohongan mereka, atau keangkeran hutan tetapi jantung mereka berdegup kecang. Gelisah namun mereka juga tidak mau kembali lagi.
"Ini pohonnya, dekat bukan?" Kata Ryujin sambil menyentuh pohon apel di sampingnya.
"Lalu, bagaimana cara kita memetik apelnya?" Tanya Lia.
"Memanjatnya lah, apalagi?"
Lia, Chaeryeong, dan Yeji menaikan satu alisnya. Mereka merasa ragu ketika Ryujin maju dan menunjukkan gestur ancang-ancang untuk memanjat.
Masalahnya, apa iya gadis selembut Ryujin bisa memanjat pohon? Bahkan untuk Yeji saja, rasanya sedikit meragukan.
"Kau yakin ingin memanjat?" Tanya Yeji.
Ryujin tidak menjawab pertanyaan Yeji, gadis itu malah tersenyum penuh makna. "Watch me."
Yeji, Lia, dan Chaeryeong melongo saat Ryujin memanjat dengan sangat lihai. Mereka tidak menyangka, Ryujin memiliki bakat terpendam semacam ini.
"Uwaw, Ryujin-Ah, bagaimana caramu bisa memanjat secepat itu?" Tanya Lia.
"Eumm, aku punya seorang teman yang mengajariku dulu."

KAMU SEDANG MEMBACA
No More Home
FanfictionPercayakah kalian bahwa otak manusia memiliki kemampuan yang lebih dari hanya sekedar mengingat dan memberi sinyal ke tubuh? Beberapa orang memiliki otak yang dapat menolak Virus dan menjadikan diri kebal terhadap virus. Mereka disebut imun. Sebuah...