41. Between us

1K 178 105
                                        

Jaemin, Ryujin, dan Bangchan terkejut akan apa yang Lia katakan, terutama Jaemin yang nama sekaligus profesinya disebut olehnya. Belum sempat menelaah apa yang terjadi, Jaemin sudah lebih dulu dikejutkan oleh Lia yang tiba-tiba menyerangnya. Lia mencabut pisau dari sarung pisau yang ada di paha kanan Jaemin dan menyerang si empunya pisau.

"Lia-ya!" Pekik Jaemin yang refleks menahan tangan Lia yang mencoba untuk menusuknya menggunakan pisau tadi.

Dengan sigap, Bangchan merebut pisau di tangan Lia. Ada sedikit perlawanan dari Lia untuk mempertahankan pisau itu dari tangannya. Namun Bangchan tidak semudah itu untuk menyerah. Dia mengerahkan seluruh tenaganya untuk merebut pisau di tangan Lia sampai tangan Lia sedikit terluka akibat dari kuku Bangchan begitu juga sebaliknya. Akhirnya setelah saling tarik-menarik, pisaunya berhasil direbut oleh Bangchan.

"Simpan ini Ryujin-ah!" Bangchan menyerahkan pisau itu ke Ryujin yang langsung diterima oleh gadis itu.

"Lia-ya, apa yang terjadi? Kenapa kau menyerang ku?" Tanya Jaemin.

"Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, rupanya ketangkasanmu dalam menilai keadaan menurun drastis agen Na Jaemin. Kau, memang tidak bisa apa-apa tanpa M.O.O.N."

Jaemin, Bangchan, dan Ryujin seketika mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Lia. Dari logatnya, tatapannya, cara bicaranya, cara dia memanggil, tidak salah lagi itu adalah mantan bos mereka sekaligus musuh besar yang saat ini mereka lawan. Seorang pria dengan wajah beringas dan ambisi yang kuat. Yang tidak lain dan tidak bukan adalah LEE DONGHAE, musuh sebenarnya umat manusia untuk saat ini.

"Pak Lee!" Gumam Ryujin dengan tatapan terkejutnya.

Mata Lia berganti, menatap Ryujin. Kali ini, tatapannya berubah. Kilatan emosi terpancarkan dari kedua mata Lia. Alisnya mengkerut bersama dengan mulut yang bergetar seolah gunung berapi yang siap untuk meletus.

"KAUU!! PENGKHIANAT!!" Lia mendorong Jaemin dengan mudahnya dan langsung berlari menghampiri Ryujin.

Entah kenapa, Ryujin hanya bisa diam di tempat tanpa berusaha menghindari Lia yang sepertinya sedang dirasuki oleh bosnya entah bagaimana caranya. Mungkin Ryujin terlalu takut untuk menggerakkan kakinya. Lihat saja bagaimana tubuhnya bergetar dan berkeringat dingin. Fakta bahwa sosok di depannya bukan lagi Lia. Melainkan bosnya mampu membuat Ryujin kembali teringat akan kekejaman Donghae di masa lalu.

"Ryujin-ah!"

Untung saja Bangchan masih sempat menarik tangan Lia. Di sinilah profesionalitasnya diuji. Dari berbagai pengalamannya dalam membekukan musuh, Bangchan dengan mudahnya melumpuhkan pergerakan Lia dengan menyentak kaki Lia hingga gadis itu terjatuh. Tahu bahwa Donghae adalah lawan yang cukup tangguh, Bangchan menyeret tubuh Lia menuju salah satu jeruji besi.

Sayang sekali, pengalaman Bangchan bukan satu-satunya yang diuji dalam keadaan ini. Donghae memberikan perlawanan dengan menyikut dagu Bangchan sampai si empunya dagu terhuyung ke belakang. Revolver yang ada di kantong pistol Bangchan menarik perhatian Donghae dan akan menjadi sasaran empuk untuk di jadikan senjatanya. Untung saja, Jaemin menyadari hal tersebut dan langsung menarik kaki Lia hingga dia jatuh tengkurap.

"Kau pikir aku akan mudah dikalahkan?!" Pekik Lia yang saat ini raganya sedang dikendalikan oleh Donghae.

"Kita lihat saja." Jaemin tersenyum meremehkan.

Lia menendang tangan Jaemin. Untung saja, Jaemin berhasil menghindari tendangan itu dan merangkak ke punggung Lia untuk mengunci pergerakan tangannya. Bisa dikatakan, mereka lebih unggul dibandingkan Donghae saat ini. Karena, meski Donghae memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam bertarung, tubuh yang saat ini dia gunakan adalah tubuh Lia. Sedangkan, tenaga Lia dengan tenaga Bangchan dan Jaemin sangat jauh berbeda. Lihat saja, bagaimana Donghae begitu kesulitan bertarung dengan tubuh gadis ayu yang satu itu. Pertarungan ini terlalu menyedihkan bagi Donghae sampai-sampai Jaemin masih sempat melempar senyum remeh padanya.

No More HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang