(Season 2) 64. Bring Them Back

728 132 69
                                    

00.55.K.S.T

Ada satu kondisi, dimana seseorang merasakan kegelisahan atas sesuatu yang tampak berjalan lancar. Perasaan dimana kau merasa bahwa ada sesuatu yang salah, namun tidak ada celah untuk meilihat kesalahan atas sesuatu yang dicemaskan. Jawabannya terasa begitu dekat di depan mata, tapi tidak bisa ditemukan. Jawaban yang hampir digapai, tetapi selalu menjauh seolah membutuhkan sesuatu untuk menghubungkannya agar menjadi kesimpulan yang sempurna.

Itu yang sedang dirasakan oleh seorang Shin Ryujin. Jangan bertanya bagaimana keadaannya saat ini, karena mata sembabnya pasti sudah lebih dari cukup untuk menjawab pertanyaan retoris itu.

Namun, perasaan kecewa dan sedihnya berubah seketika saat dirinya berbicara dengan Taehyun malam tadi, tepatnya 2 jam yang lalu.

Flashback⏪

Alis Ryujin mengerut saat dirinya melihat—dari jendela ruang medis— Taehyun berdiri di tengah halaman depan. Lebih tepatnya pemuda itu tengah memegang sebuah kertas, memandanginya selama hampir 30 menit.

Oh, iya, Ryujin lupa. Taehyun pasti merasa kecewa juga dengan penghianatan yang Chaeryeong lakukan. Mereka berdua cukup dekat—Chaeryeong dan Taehyun. Bahkan Ryujin berani jamin, bahwa keduanya saling mencintai.

Atau mungkin cinta yang bertepuk sebelah tangan?

"Kau di sini?"

Taehyun hanya diam, tanpa berniat menoleh pada Ryujin yang saat ini berdiri di sampingnya. Meski tersinggung, Ryujin tidak terlalu memasukannya ke hati. Dia memaklumi perasaan Taehyun yang pasti sama terpuruknya dengannya.

"Aku tahu ini berat." Ryujin menundukan kepalanya kemudian tersenyum. "Pasti ada alasan bagi dia untuk melakukannya kan?"

"Aku juga tidak menyangka ini akan terjadi. Pun, tidak menyadari dia akan melakukannya." Lanjut Ryujin, tanpa sadar suaranya kian berat untuk dikeluarkan. "Kau pasti sangat kecewa kan?"

Taehyun terkekeh pelan. "Kau tahu apa yang dia katakan padaku?"

Ryujin menoleh perlahan, menampakan air mukanya yang terlihat bingung. "Hmm?"

"Dia berkata, dia tidak menyesal melakukan semua ini. Aku tahu dia pasti akan mengatakannya." Taehyun tersenyum miring. "Seandainya dia tidak mengatakannya, semua akan menjadi lebih mudah."

Rasa iba muncul di hati kecil Ryujin. Setega itu Chaeryeong, sampai tidak merasakan penyesalan apapun. Terlepas apakah dia mengatakannya tulus atau tidak. Tapi Ryujin cukup terluka mendengar apa yang dikatakan Taehyun.

"Dari sekian banyak orang, hanya dia yang paling mengerti diriku. Hanya dia yang tidak tertipu dengan tampilan luarku. Sayang, dia justru menempuh jalan sulit untuk membantuku keluar dari penderitaan ini. Nyatanya, aku tetap berada di lingkaran yang sama. Dan sandiwara yang dia lakukan tidak menghasilkan apa-apa."

Ryujin mengernyitkan dahinya. "Apa maksudmu?"

Taehyun menoleh pada Ryujin. "Apa kau tahu, perbedaan tersangka dan pelaku?"

Ryujin mengangguk sebagai jawaban. "Tersangka adalah seseorang yang dicurigai sebagai pelaku."

"Ada satu perbedaan yang paling membedakan antara tersangka dan pelaku, aku menemukan perbedaan itu belum lama ini." Taehyun berhenti sejenak, kemudian tangannya terangkat menampilkan telapak tangan kirinya yang kosong.

"Siapapun bisa menjadi tersangka, hanya karena sidik jari yang menempel atau pisau berdarah di tangannya siapapun akan dianggap sebagai seorang penjahat. Sedangkan pelaku adalah identitas yang pasti, ada atau tidaknya barang bukti, dialah penjahat yang sebenarnya."

No More HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang