Percayakah kalian bahwa otak manusia memiliki kemampuan yang lebih dari hanya sekedar mengingat dan memberi sinyal ke tubuh? Beberapa orang memiliki otak yang dapat menolak Virus dan menjadikan diri kebal terhadap virus. Mereka disebut imun.
Sebuah...
Gadis bermarga Shin terbangun dari tidurnya. Malam tadi, tidak dia menemukan ketenangan baginya untuk bermimpi indah. Bagaimana tidak? Dia harus menjalankan tugasnya sebagai tenaga medis dan begadang sampai jam 5 pagi. Bahkan, tidurnya sempat beberapa kali terganggu karena rasa takut akan kehilangan salah satu temannya menghantui mimpinya. Matanya benar-benar terasa sangat mengganjal dan tidak enak. Mungkin karena efek kurang tidur.
Dia menoleh ke arah seorang pemuda dan gadis yang sama-sama masih memejamkan matanya. Bedanya sang pemuda memejamkan matanya karena kelelahan, sedangkan sang gadis memejamkan matanya karena pertarungannya bersama takdir.
"Kau akan sembuh Chaer-ah, aku janji." Kata gadis itu, Shin Ryujin, sembari mengelus kepala Chaeryeong.
Ryujin sedikit tersenyum ketika dia melihat sosok lain yang juga sedang tidur di ranjang lainnya. Sama sepertinya, pemuda bermarga Choi itu juga melakukan tugasnya sebagai tenaga medis. Ryujin bangga padanya. Karena, ternyata semua yang telah dia ajarkan kepada pemuda itu tentang ilmu medis bisa diterapkan dengan sangat baik olehnya. Selama ini, Ryujin kira dia pemuda yang hanya bisa bermain-main saja. Ternyata, dia tidak seremeh yang Ryujin pikirkan.
"Sebaiknya aku meminum kopi."
Ryujin pun keluar dari ruang medis, lalu masuk ke rumah lewat pintu depan. Ketika dia memasuki ruangan depan, Ryujin bisa melihat semua rekan-rekannya tertidur di sana. Alasan mereka tidur di sana agar jika Ryujin membutuhkan sesuatu atau jika terjadi sesuatu pada Chaeryeong, mereka bisa langsung sigap membantu.
