50. End season 1

1.2K 162 99
                                    

13.00.K.S.T.

Lia tidak bisa diam di kamarnya. Tanpa lelah, dirinya terus mondar-mandir tiada henti. Sudah dari sarapan tadi hingga sekarang, Lia enggan untuk keluar dari kamarnya. Dia tidak bisa lagi fokus untuk melakukan apa-apa. Bahkan ketika dia tengah sarapan, tidak sengaja Lia menjatuhkan telor dadar yang baru matang ke kaki Lino hingga pemuda itu memekik kesakitan. Tidak sampai di situ, Lia juga memecahkan satu piring dan satu gelas saat dia merapihkan bekas sarapan. Puncaknya adalah ketika dia tidak sengaja memasuki kamar Taehyun saat pemuda itu tengah mengganti baju. Taehyunnya sih kalem-kalem saja, karena dia belum buka celana. Tapi, karena dia sudah terlanjur membuka baju, jadi Lia bisa melihat otot-otot perut lelaki muda itu secara jelas hingga mengakitbatkan dirinya menutup matanya dan berteriak heboh. Demi apapun, Lia masih merasa malu akan hal itu.

Semua rentetan peristiwa itu bukan tiada sebab. Melainkan karena pikiran Lia yang tidak lagi fokus karena tingkah Jaemin pagi tadi. Perasaannya jadi sangat aneh dan meresahkan. Ritme detak jantungnya sih biasa-biasa saja. Tapi, tiap detaknya terasa begitu kencang sampai Lia takut jantungnya akan meledak.

Lia masih ingat betul, semua yang Jaemin katakan bahkan sampai tarikan nafasnya Lia ingat. Dia tidak habis pikir, Jaemin akan bersikap biasa-biasa saja.

Jadi maksudnya Lia mengharapkan agar Jaemin tidak mendukung jika dirinya menerima Hyunjin?

Jawabannya, IYA.

Lia tidak mau munafik, dia sangat ingin agar Jaemin risih akan Hyunjin dan mengatakan bahwa dia tidak suka bila Lia menerima Hyunjin.

Lalu jika seperti itu, apakah artinya Lia akan menolak Hyunjin?

Jawabannya, dia tidak tahu. Katakan saja Lia adalah gadis yang egois. Hanya saja Lia tidak mau sampai ada perubahan apapun dalam hubungannya dengan Jaemin begitu pun dengan Hyunjin. Dia juga tidak tahu apa yang merasukinya. Sampai-sampai dia merasa kecewa Jaemin merelakannya dengan Hyunjin. Dan Lia juga merasa berat untuk menolak Hyunjin nantinya.

"Aku pasti sudah gila!" Lia memegang lemari dengan kedua tangannya dan membentur-benturkan kepalanya cukup keras pada lemari.

"Eh, Eonni apa yang kau lakukan?" Tanya Ryujin yang baru saja masuk.

"Eh, Ryujin-ah!"

"Kau kenapa Eonni? Apa ada masalah? Kenapa kau membenturkan kepalamu?"

Lia tersenyum kikuk. "Tidak Ryujin-ah, aku baik-baik saja."

"Kau yakin? Aku memperhatikanmu loh, dari tadi pagi tingkahmu aneh seperti orang linglung. Ada apa? Apa Eonni membutuhkan teman bercerita?"

Lia sebenarnya ingin curhat kepada Ryujin akan apa yang mengusiknya. Hanya saja dia tahu kalau Ryujin kembali ke kamar untuk bisa beristirahat. Diantara yang lainnya, Ryujin adalah yang paling kurang tidur. Itu karena dia selalu menjaga Chaeryeong dan siap siaga akan apa yang terjadi. Seperti kemarin, setelah Chaeryeong mengigau Ryujin langsung menjaga gadis itu tanpa menyempatkan diri untuk tidur. Meski Beomgyu dan Taehyun memaksanya untuk beristirahat, Ryujin selalu menolak. Setelah Bangchan dan Soobin turun tangan untuk menggantikannya menjaga Chaeryeong dan memaksanya istirahat barulah Ryujin menyerah dan mau beristirahat.

"Tidak apa-apa, hari ini aku terlalu banyak makan cabai. Kau istirahatlah, aku ingin keluar."

Lia keluar dari kamarnya meninggalkan Ryujin. Beberapa saat, gadis itu hanya terdiam di depan kamarnya. Tiba-tiba saja ingatan tentang Ibunya kembali terbesit di kepalanya.

Lia memejamkan matanya saat merasa indranya itu mulai panas. Ibunya memang sudah berubah menjadi Zombie bahkan sebelum dia sampai di rumah ini. Hanya saja Lia masih mempertanyakan tentang keadaan ayahnya. Apakah ayahnya berhasil selamat atau tidak. Karena, sebelum dia pergi ayahnya masih dalam kondisi baik-baik saja dan belum tergigit. Entah dimana dan bagaimana keberadaannya sekarang.

No More HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang