47. Official

1.1K 168 121
                                    

13.00.K.S.T.

Makan siang yang khidmat baru saja selesai. Untuk kali ini, semua insan di dalam rumah itu, baik Adam maupun Hawa akhirnya bisa merasakan kelegaan yang luar biasa. Jika sebelumnya tidur mereka dipenuhi oleh rasa takut sehingga tidak bisa mencapai nyenyak. Kali ini, mereka bisa memakan makanan mereka hingga kenyang tanpa perasaan cemas sama sekali. Apalagi untuk pemuda bermarga Zhong.

Jika sebelumnya dia menolak untuk sarapan. Kali ini dia memakan makan siangnya tanpa tolakan apapun. Setelah melewati malam yang menyedihkan dan menyiksa. Akhirnya dia mendapatkan kabar bahagia dari Ryujin.

Selain berterimakasih pada Ryujin dan Beomgyu, sejujurnya Chenle juga harus mengucapkan banyak-banyak terimakasih pada si pemuda Kang. Karena tanpanya, mungkin saja gadis pujaan hatinya akan benar-benar tiada untuk selama-lamanya. Berkat transfusi darah dari Taehyun, Ryujin akhirnya bisa memberikan kabar baik bahwa Chaeryeong sudah baik-baik saja. Dan kalau bukan karena Taehyun bersedia menggantikannya menjaga Chaeryeong, mungkin saja dia tidak akan bisa menghabiskan nasi goreng kimchi buatan Jaemin dan Soobin.

Untuk kebaikan-kebaikan Taehyun padanya, Chenle membawakan nasi goreng kimchi di tangannya untuk pemuda Kang itu. Karena, dia yakin Taehyun juga belum makan dari kemarin malam. Dia juga yakin, tenggorokan Taehyun belum sempat menyentuh air sama sekali. Itulah kenapa Chenle juga membawa segelas air di tangannya yang lain. Tumben sekali bukan? Dua orang yang dikenal sebagai rival abadi kini saling berbagi makanan dan waktu. Itu semua demi seorang gadis baik dan lemah lembut yang telah mengubah hidup keduanya.

Tok! Tok!

Taehyun yang sedang duduk di samping Chaeryeong, menoleh ke arah pintu yang diketuk. Meski tipis, Taehyun menunjukan senyumannya pada Chenle yang berdiri diambang pintu.

"Hyung, sedang berlatih menjadi pelayan hotel kah?" Tanya Taehyun.

Chenle terkekeh lalu menyerahkan piring berisi nasi goreng kimchi di tangannya. "Berdoalah sebelum makan. Mungkin saja aku tak sengaja menaruh racun tikus di dalamnya."

Taehyun terkekeh. "Kalau kau mengatakannya beberapa bulan lalu, mungkin aku akan percaya dan melempar piring ini ke wajahmu."

Chenle terkekeh lalu menaruh gelas di meja. Kemudian dia menarik kursi untuk duduk di depan Taehyun dengan kasur Chaeryeong sebagai pemisah antara mereka.

Beberapa saat, Taehyun dan Chenle diam. Chenle meraih tangan Chaeryeong dan menggenggamnya erat, seolah trauma untuk kembali ditinggalkan. Taehyun tersenyum kecut melihatnya. Chenle terlihat sangat mencintai Chaeryeong. Taehyun juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa dia mencintai Chaeryeong, terlepas dari rasa bersalahnya. Tapi, satu hal yang Taehyun sadari. Bahwa dia dan Chaeryeong tidak akan pernah bisa hidup bersama.

"Terimakasih." Chenle menoleh ke arah Taehyun. "Karena telah kembali untuknya."

Taehyun tersenyum lalu menunduk. "Aku tidak tahu, kenapa aku bisa senekat itu. Rasanya, kehilangan dia adalah hal yang paling tidak pernah aku inginkan."

"Yang tidak pernah kita inginkan." Gumam Chenle mengoreksi omongan Taehyun.

Taehyun lagi-lagi tersenyum lalu mengangguk. "Ya, kau benar."

Setelah itu, keduanya sama-sama membisu. Karena tidak ada lagi interaksi, Taehyun akhirnya bisa memakan makanannya. Sedangkan Chenle tidak bosan menatap wajah sang pujaan yang masih belum membuka matanya.

"Taehyun-ah!" Panggil Chenle setelah sekian lama membisu. "Sejauh apa kau mengenal Chaery?"

Taehyun terdiam sejenak, untuk menelan makanannya. "Kenapa Hyung bertanya seperti itu?"

No More HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang